Masih teringat selalu dalam benak ini, disetiap waktu di penghujung tahun. Suatu kejadian yang tak pernah terlupan dalam hidup ini, kejadian luar biasa di luar dari rencana dan semua itu adalah merupakan kehendak-Nya.
Pada waktu itu saat menjelang akhir tahun 2004, ibunya anak-anak tidak biasanya memaksa mita pulang ke kampung halamannya di Banda Aceh – NAD, dengan alasan sudah lama tidak pulang karena kebetulan pada waktu itu kami baru pulang sekolah dari Europe dan menjelang akhir tahun di kantor ada libur bersama sekitar 1 minggu.
Namun pada waktu itu sehubungan dengan biaya ticket pesawat ke Banda Aceh untuk sekeluarga cukup besar, akhirnya menjadikan pertimbangan untuk mengurungkan niat liburan pada akhir tahun itu.
Akan tetapi entah kenapa istri ku tetap memaksa untuk pergi, dengan alasan ingin berjumpa dengan orang tua dan neneknya yg sudah lama tidak ketemu.
Atas alasan tsb.di atas, akhirnya disepakati untuk rencana pulang ke Banda Aceh, hanya istri ku seorang sementara aku tinggal bersama kedua anak-anak di Bandung.
Kesepakatan tsb.akhirnya berlanjut dengan rencana pembelian ticket pesawat dari Agent langganan di daerah Tebet, untuk berangkat hari Sabtu, tanggal 25 Des’2004.
Pada waktu itu ticket sudah confirm dan tinggal diambil / bayar sebelum jam 5 sore pada hari Jum’at-nya.
Namun entah kenapa pada hari Jum’at tsb. sekitar jam 4 sore, aku mendapatkan tugas mendadak untuk melakukan klarifikasi rencana proyek PLTU di Gedung Bank Mayapada Jalan Sudirman.
Sesuai dengan meeting appointment jam 4 sore yg diadakan di lantai 21, pada waktu itu berusaha untuk sampai ke tempat tujuan sebelum jam itu. Sesampainya di Gedung itu sambil menunggu waktu rapat tiba, tiba-tiba terdengar Alarm Kebakaran berdering kencang sekali tak henti-hentinya…, dan kemudian diumumkan melalui pengeras suara dari gedung tsb.yang mengatakan bahwa “telah terjadi kebakaran di lantai 8, semua penghuni gedung agar tenang dan turun melalui tangga”
Pada waktu kejadian itu aku berdua dengan teman sekantor yang memiliki berat badan jumbo alias gendut banget (sekitar 125 kg). Akhirnya aku dan dia terpaksa ikut turun bersama-sama yang lainnya melalui tangga, dari lantai 21 s/d lantar dasar !
Namun setibanya di lantai dasar tsb.ada sedikit rasa keanehan, kenapa para karyawan penghuni gedung tsb.tidak ada kecemasan sama sekali tidak seperti halnya aku dan temen ku itu yang cemas dan kepayahan telah menuruni anak tangga dari lantai 21. Ternyata setelah tiba di lantai bawah terhalang oleh Mobil Pemadam Kebakaran dan Ambulance, terbentang Spanduk yang bertulisan “Latihan Simulasi Kebakaran” yang diselenggarakan oleh Pengelola Gedung tsb.
Sambil terengah-engah kecapaian…, akhirnya teman ku yang gendut itu…, tak henti-hentinya mengucapkan kata “sialan…!” disertai perasaan penyesalan dan rasa capek yang begitu menggebu di dalam dirinya.
Bersamaan dengan kejadian tsb.akhirnya tujuan acara klarifikasi Proyek tersebut dibatalkan dan diundur menjadi hari Senin berikutnya.
Rasa capek itulah akhirnya yg memutuskan kami untuk segera pulang kembali ke kantor dengan menggunakan taxi, karena supir dari kantor masih belum datang.
Sepanjang perjalan pulang ke kantor, temen ku yang gendut itu nampaknya masih belum puas rasa penyesalannya sehingga yang dibicarakan sepanjang jalan itu hanya penyesalan dan umpatan kata “sialan” yang selalu diucapkannya.
Karena hal itulah akhirnya yang sedianya sepulang dari Gedung Mayapada Bank itu akan mampir ke Tebet untuk mengambil ticket istri ku pulang ke Aceh, sampai-sampai terlupan sehingga tidak diambilnya ticket itu, dan baru teringat setelah dalam perjalan pulang ke Bandung.
Setibanya di rumah, belum juga hilang rasa capek dan letih.., udah langsung ditanyakan oleh istriku “Bang mana ticketnya…, jadi berangkat besok tanggal 25 kan ?” katanya lagi….
Pertanyaan itu akhirnya tidak bisa terjawab…, karena memang lupa sama sekali atas kejadian yang telah menimpa sore itu…! Setibanya di rumah bukannya dapat menghilanghan rasa capek dan penat setelah seharian kerja dan pulang jauh dari Jakarta ke Bandung, ini mah malah dapat “omelan” dari istri…, karena merasa kesal tidak jadi berangkat pulang katanya…!
Setelah dijelaskan permasalah yang telah terjadi waktu itu, istriku dapat menerima “kehilafan” suaminya, dan akhirnya diputuskan untuk rencana berangkat pada hari senin lusanya.
Besoknya hari Sabtu (25/12/2004) istriku selalu bilang ingin pulang…, karena rindu dengan kedua orang tuanya dan nenek satu-satunya yang sangat mencintainya.
Dan sepertinya sudah menjadi kebiasannya.., katanya setibanya di kampung halamannya, di hari keduanya suka langsung nginap di rumah neneknya yang tinggal di daerah Ulee Lee, dan pasti akan main ke pantai pada pagi harinya, karena lokasi tidak jauh dari Pantai.
Beberapa kali istri ku bilang bahwa selama ini…, dia ingat terus nenek sampai-sampai terbawa dalam mimpinya…!
Namun…., apa yang terjadi…? Di hari Minggu pagi tanggal 26 Des’2004, kami melihat acara liputan dari TV, bahwa di Daerah Aceh telah terjadi Gempa Bumi Tektonik yang berskala 9 Richter, dan akhirnya disusul dengan Tsunami yang menimpa korban ratusan ribu orang.
Pada saat itu…, kepanikan yang terjadi tidak hanya di Aceh…, akan tetapi kami pun ikut merasakan kepanikan tsb.karena semua jaringan telpon mati total, dan setelah melihat rekaman Video amatir yang ditayangkan di TV lokasinya berdekatan dengan rumah neneknya istri ku yg berada daerah Ulee Lee, dari rekaman video tsb.dapat dibayangkan seluruh keluarga nenek rumahnya tersapu bersih oleh hantaman ombak bercanpur lumpur laut yang naik kedaratan sampai sekitar 10 km jauhnya..!
Subhanallah, laahaulla wala quata illabillah…! Hanya itu yang dapat ku ucapkan begitu melihat daerah rumah nenek istri ku itu benar-benar hilang habis disampu bersih oleh kekuatan alam yang sangat dasyat itu…!
Namun di balik kejadian tsb.di atas, yang tak henti-hentinya ku ucapkan kehadapan-Nya adalah rasa syukur akan nikmat yang telah diberikan-Nya. Andai saja kejadian pada hari Jumat kemarin tidak pergi ke Mayapada Bank yg sedang ada Latihan Simulasi Kebakaran, pasti ticket kepulangan istriku ke Banda Aceh jadi diambil dan tentunya berangkat di hari Sabtu dan pada hari Minggu-nya terjadi Bencana besar !
Ya Alloh…, ampunillah aku bila selama ini kurang mensyukuri Nikmat yang telah Engkau berikan, ampunilah dan sayangilah orang tua kami serta orang-orang yg telah ditimpa bencana Tsunami, semoga mereka semua tergolong ke dalam manusia yang ikhlas dan mati dalam keadaan syahid.
Semoga cerita ini dapat menjadikan I’tibar bagi kita semua, untuk senantiasa selalu bersyukur dan berbaik sangka (khusnuzon) atas semua kejadian yang telah menimpa, karena itu semua tidak semata-mata Alloh timpakan kepada kita bila di dalamnya tidak ada hikmahnya yang besar. Tabik.
(salam sono ti urang wado)
Video:
Tsunami Aceh-2004
Assallamu’alaikum,wr,wb.
Saudara-saudara ku coba lihat photo Masjid di atas..! Masjid tsb.lokasinya di daerah Uleelee (sekitar 200 m ke pantai), semua bangunan di sekitarnya habis terhempas oleh air laut, namun Masjid tsb.tidak mengalami kerusakan yg berarti.
Bila dilihat dari kasat mata.., adalah suatu hal yang Mustahil.., namun hal itu benar-benar terjadi adanya…!
Dengan demikian.., ini adalah suatu I’tibar buat kita semua, untuk tidak meninggalkan kewajiban Shalat dan selalu Memakmurkan Masjid.
Semoga Kejadian Tsunami ini.., dapat lebih meningkatkan Keimanan kita, dan menyakini bahwa Alloh itu Maha Kuasa dan Berkehendak…!