[caption id="attachment_6414" align="alignleft" width="200" caption="Paralayang. Foto:Bonang"][/caption] DARMARAJA – Masyarakat Dusun Jatisari Desa Jatibungur Kecamatan Darmaraja, dibuat terpana dengan aksi Paralayang yang melintas dan landing di sawah blok Bagelen sekira pukul 14.00 WIB Sabtu (09/07) kemarin. Mereka pada umumnya berdecak kagum, karena terbangnya paralayang ke wilayah itu baru kali pertama terjadi, “saya baru kali ini melihat ada aksi paralayang dan landing di sini, lihat saja mulai dari anak-anak hingga kakek-kakek pada antusias menonton,” papar Dede Kurniawan (20) warga RT 05 RW 02 Dusun Jatisari Desa Jatibungur kepada sumedangonline. Adalah Aries Pribaya, penggiat paralayang Sumedang sekaligus ketua Para Layang dan Gantole Indonesia (PLGI) Cabang Sumedang, yang sengaja melakukan aksi landing di wilayah Blok Bagelen, setelah sebelumnya melakukan take off dari Blok Batudua (Kampung Sunda, red.) Desa Cimarga Kecamatan Cisitu. Pendaratan di Blok Bagelen tersebut merupakan aksi cross country. Ia mengakui, banyak tempat yang dapat dijadikan tempat landing, salahsatu tempat yang sering dijadikan landingnya adalah di kampung Bakom Desa Linggajaya, sayangnya tanah untuk landing tersebut sampai saat ini belum dibebaskan pemerintah,”saya memang melakukan cross country, sehingga landingnya bisa di mana saja asal aman dan tidak merugikan. Dan sekarang saja landingnya di sawah yang kering, setelah sebelumnya berputar-putar bahkan sempat masuk ke wilayah Wado juga, tadinya memang saya mau melakukan landing di lapang Darmaraja,” papar pria berusia 44 tahun ini, yang sudah melayangkan surat ke Bupati Sumedang untuk pembebasan Lahan di Blok Bakom sebagai tempat Landing utama. Dalam 2 minggu terakhir ini, menurut Aries dirinya sudah melakukan 4 kali melakukan uji terbang dari ketinggian lebih kurang 930 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan titik koordinat  S06'54'03'.9"-E108'01'15.9", di Blok Batudua Desa Cimarga Kecamatan Cisitu itu, selain sebagai peninjauan lokasi baru di Gunung Lingga yang menjajikan untuk dikembang juga sebagai ajang Latihan. “Cuaca di Gunung Lingga ini sangat mendukung, saya sendiri dalam 2 minggu terakhir ini sudah melakukan 4 kali terbang paralayang dari Gunung Lingga, saya ke sini (Gunung Lingga,red.) baru mencoba mulai dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, dan cuacanya cukup mendukung,” lanjutnya. Dalam penerbangan kemarin dia bersama 3 temannya dari Gantole Kabupaten Bandung, Kusnadi (42), Unang (42) dan Nana (42) yang masing-masing melakukan landing di Bakom atau 8,7 Km dari lokasi take off dari Batudua, “saya sengaja mengajak 3 orang teman dari Gantole Kabupaten Bandung, ya mau mencoba lokasi ini cocok tidak dengan Gantole, ternyata respon dari mereka cukup positif,” kata Aries Bangga. Dengan ditemukannya tempat baru yang berpeluang untuk dikembangkan dalam bidang wisata Dirgantara ini, dia berharap pemerintah Kabupaten Sumedang untuk dapat lebih memperhatikan wilayah tersebut, karena menurut pengalamannya, wilayah Batudua tidak kalah menarik dengan lokasi lain baik di dalam negeri maupun di mancanegara, selain itu kegiatan yang merupakan bentuk oleh raga dan wisata itu dapat menyedot wisatatawan baik domestik maupun mancanegara. Salahsatu contohnya Kampung Toga di Kabupaten Sumedang yang terkenal hingga keluar negeri, sayangnya karena pemiliknya merupakan pihak perseorangan, hingga lahan untuk landing pun akhirnya dibuat bangunan. Beruntung saat ini PLGI Cabang Sumedang menemukan tempat yang baru yang lebih refresentatif, dari pantauan sumedangonline, menuju lokasi Batudua dapat ditempuh dari Desa Linggajaya mulai masuk Kasongambang hingga perbatasan blok Tarisi sudah beraspal curah namun dibeberapa titik sudah rusak, sementara dari Tarisi  hingga Batudua jalan berbatu belah dan memiliki beberapa tanjakan tajam. Selain dari Kasongngambang perjalanan dapat ditempuh dari Desa Cinangsi, lewat desa Cimarga namun lokasi jalannya buruk. “Saya sudah melayangkan surat ke Bupati dan Dinas Intansi terkait untuk melakukan pengelolaan tempat baru untuk paralayang ini, karena saya melihat ada tiga kekurangan yang harus dibenahi pemerintah, yaitu tidak adanya tempat Landing, Take Off, dan Infrastruktur yang belum mendukung” pungkasnya (igun gunawan)./SUMEDANG ONLINE

PARALAYANG SUMEDANG PUNYA YANG BARU

Paralayang. Foto:Bonang

DARMARAJA – Masyarakat Dusun Jatisari Desa Jatibungur Kecamatan Darmaraja, dibuat terpana dengan aksi Paralayang yang melintas dan landing di sawah blok Bagelen sekira pukul 14.00 WIB Sabtu (09/07) kemarin.

Mereka pada umumnya berdecak kagum, karena terbangnya paralayang ke wilayah itu baru kali pertama terjadi, “saya baru kali ini melihat ada aksi paralayang dan landing di sini, lihat saja mulai dari anak-anak hingga kakek-kakek pada antusias menonton,” papar Dede Kurniawan (20) warga RT 05 RW 02 Dusun Jatisari Desa Jatibungur kepada sumedangonline.

Adalah Aries Pribaya, penggiat paralayang Sumedang sekaligus ketua Para Layang dan Gantole Indonesia (PLGI) Cabang Sumedang, yang sengaja melakukan aksi landing di wilayah Blok Bagelen, setelah sebelumnya melakukan take off dari Blok Batudua (Kampung Sunda, red.) Desa Cimarga Kecamatan Cisitu.

Pendaratan di Blok Bagelen tersebut merupakan aksi cross country. Ia mengakui, banyak tempat yang dapat dijadikan tempat landing, salahsatu tempat yang sering dijadikan landingnya adalah di kampung Bakom Desa Linggajaya, sayangnya tanah untuk landing tersebut sampai saat ini belum dibebaskan pemerintah,”saya memang melakukan cross country, sehingga landingnya bisa di mana saja asal aman dan tidak merugikan. Dan sekarang saja landingnya di sawah yang kering, setelah sebelumnya berputar-putar bahkan sempat masuk ke wilayah Wado juga, tadinya memang saya mau melakukan landing di lapang Darmaraja,” papar pria berusia 44 tahun ini, yang sudah melayangkan surat ke Bupati Sumedang untuk pembebasan Lahan di Blok Bakom sebagai tempat Landing utama.

Dalam 2 minggu terakhir ini, menurut Aries dirinya sudah melakukan 4 kali melakukan uji terbang dari ketinggian lebih kurang 930 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan titik koordinat  S06’54’03’.9″-E108’01’15.9″, di Blok Batudua Desa Cimarga Kecamatan Cisitu itu, selain sebagai peninjauan lokasi baru di Gunung Lingga yang menjajikan untuk dikembang juga sebagai ajang Latihan.

“Cuaca di Gunung Lingga ini sangat mendukung, saya sendiri dalam 2 minggu terakhir ini sudah melakukan 4 kali terbang paralayang dari Gunung Lingga, saya ke sini (Gunung Lingga,red.) baru mencoba mulai dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, dan cuacanya cukup mendukung,” lanjutnya.

Dalam penerbangan kemarin dia bersama 3 temannya dari Gantole Kabupaten Bandung, Kusnadi (42), Unang (42) dan Nana (42) yang masing-masing melakukan landing di Bakom atau 8,7 Km dari lokasi take off dari Batudua, “saya sengaja mengajak 3 orang teman dari Gantole Kabupaten Bandung, ya mau mencoba lokasi ini cocok tidak dengan Gantole, ternyata respon dari mereka cukup positif,” kata Aries Bangga.

Dengan ditemukannya tempat baru yang berpeluang untuk dikembangkan dalam bidang wisata Dirgantara ini, dia berharap pemerintah Kabupaten Sumedang untuk dapat lebih memperhatikan wilayah tersebut, karena menurut pengalamannya, wilayah Batudua tidak kalah menarik dengan lokasi lain baik di dalam negeri maupun di mancanegara, selain itu kegiatan yang merupakan bentuk oleh raga dan wisata itu dapat menyedot wisatatawan baik domestik maupun mancanegara.

Salahsatu contohnya Kampung Toga di Kabupaten Sumedang yang terkenal hingga keluar negeri, sayangnya karena pemiliknya merupakan pihak perseorangan, hingga lahan untuk landing pun akhirnya dibuat bangunan.

Beruntung saat ini PLGI Cabang Sumedang menemukan tempat yang baru yang lebih refresentatif, dari pantauan sumedangonline, menuju lokasi Batudua dapat ditempuh dari Desa Linggajaya mulai masuk Kasongambang hingga perbatasan blok Tarisi sudah beraspal curah namun dibeberapa titik sudah rusak, sementara dari Tarisi  hingga Batudua jalan berbatu belah dan memiliki beberapa tanjakan tajam. Selain dari Kasongngambang perjalanan dapat ditempuh dari Desa Cinangsi, lewat desa Cimarga namun lokasi jalannya buruk.

“Saya sudah melayangkan surat ke Bupati dan Dinas Intansi terkait untuk melakukan pengelolaan tempat baru untuk paralayang ini, karena saya melihat ada tiga kekurangan yang harus dibenahi pemerintah, yaitu tidak adanya tempat Landing, Take Off, dan Infrastruktur yang belum mendukung” pungkasnya (igun gunawan).