[caption id="attachment_6512" align="alignleft" width="300" caption="Bersama Krakatau Band Yoyon (meniup trompet) hadir di Canada. Foto:ist/yoyon"][/caption] DARMARAJA - Darmaraja Festival tahun 2011 ini sudah memasuki kali ketiga pementasan, kali ini Darmaraja Festival dimotori Yayasan Sumedang Makalangan (sumedangonline.com, red.), siapa sebenarnya penggas Darmaraja Festival. Rumah di kaum kidul Desa Darmaraja Kecamatan Darmaraja, sore itu tampak ramai, beberapa orang tengah asyik dipinggir kolam ikan, dan sebagian lainnya disibukan dengan permainan kacapi dan suling yang memadukan harmonisasi alam kasundaan. Rumah yang menghadap ke sebelah utara itu, dihuni Ooy dia merupakan salahsatu penggagas Darmaraja Festival tahun 2006 lalu bersama kang Yoyon Darsono S.Sen, M.Sen, dirumah yang tampak asri dan pikabetaheun itulah sumedangonline disambut ramah. Dengan ramah Yoyon mulai bercerita, awal tercetusnya ide kreatif memunculkan Darmaraja Festival, 5 tahun lalu itu, menurutnya semuanya atas dasar keprihatinan terhadap beberapa kesenian tradisional terutama kesenian tradisional khas kadarmarajaan yang sudah mulai ditinggalkan. Pria yang kesehariannya sebagai Dosen di STSI Bandung ini mengakui, pada Darmaraja Festival I tahun 2006 lalu seluruh danyanya merupakan hasil patungan keluarganya. “Waktu Darmaraja Festival I itu kita hanya punya dana sekitar Rp 7 juta-an itupun hasil patungan dari 5 orang adik-adik saya kebetulan saya kan anak sulung, kebetulan mereka juga para seniman, dan satu misi untuk membuat dan memunculkan kembali kesenian-kesenian, terutama kesenian-kesenian tradisional khas Darmaraja,” papar suami dari Rita Riyani Darsono. Dana minim tidak menyurutkan mereka untuk tetap menampilkan Darmaraja Festival, mungkin sebagai bahan kritikan pedas bagi dinas terkait, apalagi tahun ini Dafest III akan digelar tentu saja berkaitan erat dengan moto baru Sumedang sebagai Sumedang Puseur Budaya Sunda. Dikatakan kang H Barkah, salahsatu personil sumedangonline yang hadir dalam pertemuan tersebut, ia menyatakan ironis dengan sikap pemerintah Sumedang yang selalu gencar dengan selogan-selogan tetapi implementasinya dilapangan, seperti jalan ditempat. “Saya mendengar curhatan-curhatan dari para panitia, yang baru saja dari Festival Semar, konon katanya itu tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah, ironis memang. Tapi tekad para seniman memang sudah membulat, ada atau tidak adanya dana dari pemerintah untuk menyokong kegiatan tersebut pagelaran tersebut tentu akan terlaksana,” kata Barkah. Begitupun dengan Dafest I, karena tahu dananya minim, Yoyon yang sudah melalang buana di lebih dari 40 negara dengan mengusung kesenian tradisional pun mengontak rekan-rekannya sesama seniman di Darmaraja, termasuk senior sekaligus guru seninanya Ooy. “Alhamdulillah karena dikasih pengertian para seniman pun banyak yang mau mengisi,” papar pria kelahiran 10 November 1961 bangga. Dengan mengusung kesenian tradisional Yoyon bahkan telah melalang buana di 5 benua dan lebih dari 40 negara sudah disinggahi. Apalagi setelah grup kesenian yang dibuatnya Komunitas Seni Tradisi Darmaraja (KOMSTRAD) yang kemudian berubah karena tidak hanya membawahi seniman tradisi Darmaraja saja, maka KOMSTRAD pun menjadi Komunitas Seni Tradisi (KOMSTRAD) WEST JAVA. Dengan terus bergulirnya Darmaraja Festival yang tahun 2011 ini akan diselenggarakan awal bulan September 2011 yang akan datang, Yoyon sangat berharap untuk tahun kedepan dirinya dan panitia penyelenggara dapat membuat event yang lebih besar. “Tidak menutup kemungkinan untuk tahun berikutnya kita akan membuat event dengan skala Jawa Barat dan atau Nasional, bahkan rencananya tahun 2012 nanti di tanah milik pa Ooy yang luasnya sekira 50 bata nanti akan kita bangun sebuah sanggar, jadi untuk tahun 2012 nanti Darmaraja Festival IV bisa menggunakan sanggar itu.”Ungkapnya.(igun gunawan)/SUMEDANG ONLINE

SIAPA DIBALIK DARMARAJA FESTIVAL

Bersama Krakatau Band Yoyon (meniup trompet) hadir di Canada. Foto:ist/yoyon

DARMARAJA – Darmaraja Festival tahun 2011 ini sudah memasuki kali ketiga pementasan, kali ini Darmaraja Festival dimotori Yayasan Sumedang Makalangan (sumedangonline.com, red.), siapa sebenarnya penggas Darmaraja Festival.

Rumah di kaum kidul Desa Darmaraja Kecamatan Darmaraja, sore itu tampak ramai, beberapa orang tengah asyik dipinggir kolam ikan, dan sebagian lainnya disibukan dengan permainan kacapi dan suling yang memadukan harmonisasi alam kasundaan.

Rumah yang menghadap ke sebelah utara itu, dihuni Ooy dia merupakan salahsatu penggagas Darmaraja Festival tahun 2006 lalu bersama kang Yoyon Darsono S.Sen, M.Sen, dirumah yang tampak asri dan pikabetaheun itulah sumedangonline disambut ramah.

Dengan ramah Yoyon mulai bercerita, awal tercetusnya ide kreatif memunculkan Darmaraja Festival, 5 tahun lalu itu, menurutnya semuanya atas dasar keprihatinan terhadap beberapa kesenian tradisional terutama kesenian tradisional khas kadarmarajaan yang sudah mulai ditinggalkan.

Pria yang kesehariannya sebagai Dosen di STSI Bandung ini mengakui, pada Darmaraja Festival I tahun 2006 lalu seluruh danyanya merupakan hasil patungan keluarganya.

“Waktu Darmaraja Festival I itu kita hanya punya dana sekitar Rp 7 juta-an itupun hasil patungan dari 5 orang adik-adik saya kebetulan saya kan anak sulung, kebetulan mereka juga para seniman, dan satu misi untuk membuat dan memunculkan kembali kesenian-kesenian, terutama kesenian-kesenian tradisional khas Darmaraja,” papar suami dari Rita Riyani Darsono.

Dana minim tidak menyurutkan mereka untuk tetap menampilkan Darmaraja Festival, mungkin sebagai bahan kritikan pedas bagi dinas terkait, apalagi tahun ini Dafest III akan digelar tentu saja berkaitan erat dengan moto baru Sumedang sebagai Sumedang Puseur Budaya Sunda.

Dikatakan kang H Barkah, salahsatu personil sumedangonline yang hadir dalam pertemuan tersebut, ia menyatakan ironis dengan sikap pemerintah Sumedang yang selalu gencar dengan selogan-selogan tetapi implementasinya dilapangan, seperti jalan ditempat.

“Saya mendengar curhatan-curhatan dari para panitia, yang baru saja dari Festival Semar, konon katanya itu tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah, ironis memang. Tapi tekad para seniman memang sudah membulat, ada atau tidak adanya dana dari pemerintah untuk menyokong kegiatan tersebut pagelaran tersebut tentu akan terlaksana,” kata Barkah.

Begitupun dengan Dafest I, karena tahu dananya minim, Yoyon yang sudah melalang buana di lebih dari 40 negara dengan mengusung kesenian tradisional pun mengontak rekan-rekannya sesama seniman di Darmaraja, termasuk senior sekaligus guru seninanya Ooy.

“Alhamdulillah karena dikasih pengertian para seniman pun banyak yang mau mengisi,” papar pria kelahiran 10 November 1961 bangga.

Dengan mengusung kesenian tradisional Yoyon bahkan telah melalang buana di 5 benua dan lebih dari 40 negara sudah disinggahi. Apalagi setelah grup kesenian yang dibuatnya Komunitas Seni Tradisi Darmaraja (KOMSTRAD) yang kemudian berubah karena tidak hanya membawahi seniman tradisi Darmaraja saja, maka KOMSTRAD pun menjadi Komunitas Seni Tradisi (KOMSTRAD) WEST JAVA.

Dengan terus bergulirnya Darmaraja Festival yang tahun 2011 ini akan diselenggarakan awal bulan September 2011 yang akan datang, Yoyon sangat berharap untuk tahun kedepan dirinya dan panitia penyelenggara dapat membuat event yang lebih besar.

“Tidak menutup kemungkinan untuk tahun berikutnya kita akan membuat event dengan skala Jawa Barat dan atau Nasional, bahkan rencananya tahun 2012 nanti di tanah milik pa Ooy yang luasnya sekira 50 bata nanti akan kita bangun sebuah sanggar, jadi untuk tahun 2012 nanti Darmaraja Festival IV bisa menggunakan sanggar itu.”Ungkapnya.(igun gunawan)