ISTIMEWA/SUMEDANG ONLINE

Dimas Wakili Sumedang ke OSN Jabar

PINGIT – Dimas saat belajar bersama guru pembimbing di ruangan kepala sekolah, selama persiapan OSN Jabar, Dimas dipingit pihak sekolah. IGUN GUNAWAN/SUMEKS

CIBUGEL – Meski berada di pinggiran, bukan berarti harus tertinggal dari sekolah-sekolah yang ada di pusat kota. Salahsatunya, Dimas Bagus Cahyadi, siswa kelas V SD Negeri Sukasari, Desa Jayamandiri, Kecamatan Cibugel akan mewakili Kabupaten Sumedang dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SD tingkat Jawa Barat.
Ditemui di sekolahnya, putra bungsu pasangan Wardi dan Ikah itu mengaku bangga dan tidak menyangka jika usahanya selama ini belajar tekun mampu membuahkan hasil yang optimal, hingga dapat mewakili Sumedang ke tingkat Jawa Barat. “Alhamdulillah, orangtua saya mendukung saya dan terus memberikan semangat. Salahsatunya di rumah mereka memberikan bimbingan belajar dari buku-buku paket yang diberikan dari sekolah,” ujar Dimas ditemui Sumeks di ruang Kepala Sekolah, Senin (4/6).
Bocah yang bercita-cita ingin jadi dokter itu, senang akan ilmu sains sejak ia masuk ke SD Negeri Sukasari, cita-citanya tersebut dilanjutnkan Dimas, karena sebelumnya ada salahsatu keluarganya yang sakit dan tidak bisa berobat.
“Saya sedih melihat keluarga saya yang sakit, makanya saya kelak kalau sudah dewasa ingin bercita-cita menjadi dokter. Saya ingin mengobati orang sakit,” imbuhnya.
Di sekolahnya Dimas memang terkenal anak yang rajin, ia pun sejak kelas dua SD sudah mendapatkan rangking satu di kelasnya, selain itu anak yang selama ini dipingit pihak sekolah untuk mendapatkan bimbingan belajar tambahan itu, juga terbesar dalam jumlah tabungannya.
“Kalau dikasih orangtua untuk jajan, sebagian saya tabungkan,” tambahnya.
Di tempat yang sama guru pembimbing Dimas di kelas V, Wasum SPd, membenarkan jika terpencilnya sekolah yang berbatasan dengan Kabupaten Garut, tak menyurutkan siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh. Bahkan kata Wasum, saat ini sekolah yang berjarak satu kilometer dari perbatasan Garut itu dihuni 262 siswa.
Wasum menilai lolosnya Dimas mewakili Sumedang, selain karena faktor kejeniusan yang dimiliki anak yang dilahirkan pada 6 Oktober 2000 itu, juga karena faktor genetik (keturunan). “Saya kira faktor utamanya memang karena adanya gen dari orangtua, sebab kebanyakan orangtua yang menyekolahkan anaknya di sini kebanyakan hanya tamatan sekolah dasar, kalau dia tidak,” ungkapnya.
Selama menghadapi OSN tingkat Sumedang beberapa waktu lalu, pihak sekolah memang mengirimkan banyak siswanya untuk diseleksi, namun dari sekian banyak para siswa itu, lanjut Wasum, yang terpilih ke OSN hanya Dimas. “Sejak masuk semester dua itu kita adakan pembinaan, dari sekitar Januari lalu lah,” jelasnya.
Pihak sekolah dikatakan Wasum mengaku bangga dengan prestasi yang diraih Dimas, apalagi katanya, melaju ke tingkat Provinsi dalam OSN baru kali ini. Namun menurut Wasum, bukan berarti tanpa kendala untuk meloloskan Dimas, dengan keadaan serba sederhana tersebut. “Transportasi sudah jelas lah itu nomor pertama, karena memang kita ada dipinggiran Sumedang. Selain itu kendala lainnya dalam hal memberikan bimbingan, akibat gurunya sembilan puluh sembilan persen bukan merupakan orang sini, maka otomatis itu menjadi kendala tersendiri bagi kami,” ungkapnya.
Meskipun untuk OSN ada bantuan alat peraga, namun diakui Wasum, bukan tidak diperbolehkan meminjam alat peraga yang berada di SD Inti (Gunung Sanghyang) tetapi karena jarak, dan infrastruktur jalan yang tak memadai hingga mereka pun belajar seadanya. “Karena alat peraga yang komplit itu tidak semua diberikan ke setiap sekolah, tapi ke SD inti. Ya, mudah-mudahan saja dengan adanya prestasi ini pihak-pihak terkait dapat segera memberikan alat peraga yang komplit, karena kita belum punya. Termasuk perpustakaan yang mendukung referensi anak untuk belajar pun belum punya,” harapnya.(ign)