HTI, Serukan Penegakan Khilafah
- Penulis: Fitriyani Gunawan
- Editor: Redaksi
- Terbit: Senin, 17 Sep 2012 16:04 WIB
GOR TADJIMALELA – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD II Sumedang menyelenggarakan acara Silatuhrahmi Akbar Keluarga Besar Hizbut Tahrir (HTI) DPD II Sumedang di Gedung Olah Raga (GOR) Tajimalela Sumedang. Selain pengurus dan anggota HTI DPD II Sumedang, acara yang dikemas dengan nuansa penuh keakraban ini juga dihadiri sekitar dua ribu undangan yang terdiri dari tokoh ulama, mubaligh, mubalighoh dan muhibbihin dari berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Sumedang, Minggu (16/09).
Silaturahmi dimulai sejak pukul 08.30 hingga 12.00 mengusung tema Peran ulama dan Tokoh Dalam Penegakkan Khilafah, negara ideal yang menyejahterakan. Sebelum rangkaian acara dimulai, para tamu undangan mendapat sambutan dengan lantunan nasyid berjudul Sambutlah Khilafah. Dalam rangkaian acarapun, para undangan mendapat suguhan lantunan Qashidah Burdah dan Qashidah Yaumun Nashr yang menjadikan mereka rindu dengan keyaaan islam dan bersemangat untuk segera berjuang menegakkan khilafah sebagai institusi pemersatu umat muslim di seluruh dunia.
Ustad Acep Muhyidin (Laznah Khusus Ulama DPD II HTI Sumedang) dalam Kalitut Taqdimnya kepada para undangan menjelaskan tentang marhalah (tahapan) dakwah Hizbut Tahrir yang saat ini dengan berada dalam dipenghujung tahadapan tafa’ul ma’al ummah. Beliau pun menjelaskan bahwa HTI memiliki kegiatan yang terencana, serius dan matang menegakkan syariah dan khilafah melalui dukungan umat. Diakhir paparannya, beliau mengajak keterlibatan Ulama dalam Perjuangan penegakan Khilafah dan penerapan Syari’ah yang disambut teriakan takbir yang bersaut-sautan oleh tamu undangan.
Selanjutnya para undangan mendengarkan pemaparan Kalimatul Hikmah yang disampaikan oleh KH Yasin Muththahar. Dalam paparannya beliau menyebutkan empat poin penting, diantaranya: pertama, silaturahmi ini adalah forum tahunan keluarga besar Hizbut Tahrir yang ditujukan untuk semakin mempererat tali ukhuwah keluarga besar Hizbut Tahrir, sekaligus sebagai forum untuk meneguhkan makanah, urgensitas, dan peran ulama dalam perjuangan menegakkan Khilafah Islamiyyah. Kedua, menegakkan syariah dan Khilafah adalah taajul furudl (mahkota kewajiban), yang akan menjadi sebab tegaknya syariat Islam secara menyeluruh. Khilafah Islamiyyah adalah satu-satunya negara yang menyejahterakan. Tegaknya Khilafah Islamiyyah mutlak membutuhkan dukungan seluruh komponen kaum Muslim, khususnya para alim ulama. Ketiga, ulama memiliki kedudukan sangat penting dalam membina dan menggerakkan umat dalam kegiatan-kegiatan politik yang lebih massif, seperti edukasi umat terhadap wajibnya menegakkan syariah dan Khilafah; kasyful khuththath, atau untuk mempercepat akselerasi thalabun nushrah.
Dan yang terakhir bahwa menurutnya saat ini udah saatnya ulama memberikan kontribusinya secara real dan maksimal dalam perjuangan menegakkan syariah dan Khilafah dengan cara melibatkan diri dalam Hizbut Tahrir dan turut serta menyukseskan seluruh agenda-agenda Hizbut Tahrir. Penyampaian kalimat hikmah beliau pun mendapat simpati dari dari para undangan yang ternyata juga dihadiri oleh ratusan santri dari berbagai pondok pesantren yang ada di Kabupaten Sumedang. Bahkan saat salah satu ulama memekikkan kata Khilafah. Sontak teriakan tersebut dibalas teriakan Khilafah yang bersaut-sautan dari para undangan lainnya.
Saat dimintai konfirmasi terkait tujuan penyelenggaraan acara tersebut. Ustadz Acep Muhyidin menyebutkan bahwa silaturahmi ini bertujuan untuk menunjukkan kepada semuanya bahwa inilah sebagian kecil dari keluarga besar Hizbut Tahrir yang ada di Kabupaten Sumedang dan sebagai upaya untuk mempercepat penyadaran opini kepada umat akan pentingnya Khilafah sebagai institusi yang akan menerapkan seluruh aturan sayariah islam. “Ulama, umat bersama HTI akan mempercepat penyedaran dan menghimpun opini penegakkan khilafah,” pungkasnya. [faa]