CIMANGGUNG – Korban banjir di Desa Mangunraga, Kecamatan Cimanggung, hingga saat ini belum tersentuh bantuan pemerintah. Padahal menurut keterangan Kepala Desa (Kades) Mangunraga, Rita Rosana Podesta, di desanya tercatat 442 rumah terendam banjir di tiga dusun, yakni Cikijing, Warung Cina dan Ciparung. Selama tiga tahun terakhir menurut  Kades Mangunraga, banjir kali ini merupakan yang terparah. Pihak desa sebutnya sudah meminta bantuan ke Dinas Sosial, Kesehatan, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, serta sejumlah perusahaan yang ada di desa tersebut. Namun, kata Kades, sampai saat ini belum ada bantuan, baik berupa obat-obatan maupun makanan. "Banjir kali ini merupakan yang terparah, bahkan rumah saya pun terendam sampai dada orang dewasa,"kata Kades Mangunraga, Rita Rosana Podesta, Selasa (25/12). [caption id="attachment_12569" align="alignleft" width="300"]Halaman depan rumah Kades Mangunrega, masih ngeuyeumbeu. Halaman depan rumah Kades Mangunraga, masih ngeuyeumbeu.[/caption] Diduga penyebab banjir di Mangunraga, menurut Kades, karena adanya pendangkalan sungai Cikijing, selain itu minimnya resapan air karena lahan tergerus bangunan pabrik menjadi salahsatu penyebab lain. Di Desa Mangunraga dikatakan Kades ada sekitar 24 perusahaan dengan sekala besar. "Tahun ini pihak perusahaan tidak melakukan pengerukan sungai. Ditambah kondisi Gunung Geulis yang ada di Desa Sawah Dadap, persis di atas Desa Mangunarga sudah rusak dan dibuat pemukiman. Jadi banjir tahun ini sangat menghawatirkan," terangnya. Warganya berharap ada segera bantuan dan uluran tangan baik dari pemerintah maupun dari perusahaan. Karena, sudah muncul gejala-gejala penyakit akibat banjir. Diantaranya gatal, diare dan taruma. "Yang jelas tiap tahun warga kami selalu ditimpa bencana banjir. Ini perlu perhatian pemerintah dan perusahaan. Mau sampai kapan bencana rutinan ini berakhir. Yang kami sesalkan program CSR perusahaan di daerah kami tidak berjalan. Padahal itu kewajiban perusahaan kepada warga sekitar pabrik," tandasnya (Iman) Foto: Iman/SUMEDANG ONLINE

Korban Banjir Belum Tersentuh Bantuan

CIMANGGUNG – Korban banjir di Desa Mangunraga, Kecamatan Cimanggung, hingga saat ini belum tersentuh bantuan pemerintah. Padahal menurut keterangan Kepala Desa (Kades) Mangunraga, Rita Rosana Podesta, di desanya tercatat 442 rumah terendam banjir di tiga dusun, yakni Cikijing, Warung Cina dan Ciparung.

Selama tiga tahun terakhir menurut  Kades Mangunraga, banjir kali ini merupakan yang terparah. Pihak desa sebutnya sudah meminta bantuan ke Dinas Sosial, Kesehatan, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, serta sejumlah perusahaan yang ada di desa tersebut. Namun, kata Kades, sampai saat ini belum ada bantuan, baik berupa obat-obatan maupun makanan.

“Banjir kali ini merupakan yang terparah, bahkan rumah saya pun terendam sampai dada orang dewasa,”kata Kades Mangunraga, Rita Rosana Podesta, Selasa (25/12).

Halaman depan rumah Kades Mangunrega, masih ngeuyeumbeu.

Halaman depan rumah Kades Mangunraga, masih ngeuyeumbeu.

Diduga penyebab banjir di Mangunraga, menurut Kades, karena adanya pendangkalan sungai Cikijing, selain itu minimnya resapan air karena lahan tergerus bangunan pabrik menjadi salahsatu penyebab lain. Di Desa Mangunraga dikatakan Kades ada sekitar 24 perusahaan dengan sekala besar. “Tahun ini pihak perusahaan tidak melakukan pengerukan sungai. Ditambah kondisi Gunung Geulis yang ada di Desa Sawah Dadap, persis di atas Desa Mangunarga sudah rusak dan dibuat pemukiman. Jadi banjir tahun ini sangat menghawatirkan,” terangnya.

Warganya berharap ada segera bantuan dan uluran tangan baik dari pemerintah maupun dari perusahaan. Karena, sudah muncul gejala-gejala penyakit akibat banjir. Diantaranya gatal, diare dan taruma.

“Yang jelas tiap tahun warga kami selalu ditimpa bencana banjir. Ini perlu perhatian pemerintah dan perusahaan. Mau sampai kapan bencana rutinan ini berakhir. Yang kami sesalkan program CSR perusahaan di daerah kami tidak berjalan. Padahal itu kewajiban perusahaan kepada warga sekitar pabrik,” tandasnya (Iman)

Foto: Iman