KOTA – Kepala Bidang Pelayanan Penunjang Medic pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang, Yayat M.T.H., membenarkan Enam pasien yang akan dilakukan operasi malam Jumat, tak bisa dilakukan operasi imbas tak tersedianya obat bius.
“Bukan RSUD yang lalai, tapi karena memang kehabisan obat biusnya,” kata Yayat dihubungi melalui Selulernya, Sabtu (02/03/2013).
Pihaknya, sebut Yayat, pada hari itu juga langsung mengambil obat bius jenis psikotropika dan narkotika itu ke Bandung. Ia pun menyebutkan pengambilan jenis obat bius tersebut perlu menempuh prosedur khusus.
“Kalau tidak kan bisa disalah gunakan. Jadi untuk yang kasusnya itu bukan RSUD yang lalai, tapi kita hanya menunda saja,” ungkapnya.
Disinggung, jika si pasien meninggal akibat terlambat dioperasi, Yayat, mengatakan dokter bedah yang menangani pasien itu mempunyai criteria untuk memperlakukan pasien.
“Dokter juga punya criteria, sito atau tidak. Kalau missal operasi tidak sito atau tak membahayakan, itu bisa ditunda. Tapi kalau emergency bisa diupayakan, bisa juga kita minjam dulu. Yang jelas kalau emergency RSUD akan mengupayakan,” terangnya.
Ia pun menyebutkan yang paling berbahaya, saat proses pembedahan sedang berlangsung, tapi tiba-tiba obat untuk proses bedah itu habis, itu yang berbahaya.
Ditanya, apakah selain alasan kehabisan obat bius, ada alasan lain seperti pasieun yang kekurangan uang. “Bukan dari sisi keuangan, kalau keuangan di RSUD Sumedang itu bisa belakangan,” paparnya.
Meski demikian pihaknya akan segera melakukan rapat interent untuk membahas persoalan sampai habisnya stok obat bius.
Pesan Singkat yang diterima Sumedang Online, menyebutkan Juhana kelas I, Mastur kelas I, Arsip kelas 2 dan Iroh kelas VIP. (irp)