[caption id="attachment_13647" align="alignleft" width="314"]ASEP HERDIANA/SUMEKS BONGKAR: Puluhan petugas gabungan membongkar sekitar 21 warem di kawasan Cadas Pangeran Atas (CPA) Kamis (16/1). Dalam proses pembongkaran sejumlah petugas menemukan puluhan kondom. ASEP HERDIANA/SUMEKS
BONGKAR: Puluhan petugas gabungan membongkar sekitar 21 warem di kawasan Cadas Pangeran Atas (CPA) Kamis (16/1). Dalam proses pembongkaran sejumlah petugas menemukan puluhan kondom. [/caption]KOTA - Akhirnya puluhan warung remang-remang (warem) di sekitar Cadas Pangeran Atas (CPA) dibongkar tim gabungan dari Perum Perhutani KPH Sumedang, Satpol PP, TNI, Polri dan Polhut dari Perhutani. Ada sekitar 21 bangunan semi permanen yang berdiri di atas lahan milik Perhutani dibongkar petugas gabungan. Sebelas bangunan masuk ke Kecamatan Sumedang Selatan dan 10 di antaranya masuk ke wilayah Pamulihan. “Ini melanggar Perda Nomor 2 Tahun 2012, selain itu dari peta RT dan RW wilayah Cadas Pangeran sangat rawan terjadinya longsor apabila tidak ditertibkan dari sekarang, dikhawatirkan akan menelan korban," ujar Adminitratur Perhutani KPH Sumedang, Cucu Suparman S HUT saat ditemui di lokasi. Pembongkaran dilakukan Perhutani sebagai cara untuk mengembalikan lagi lahan yang ada untuk wilayah Cadas Pangeran sebagai kawasan hutan lindung. Pada proses pembongkaran tersebut, petugas datang hanya membantu pembongkaran warem, seperti menurunkan dan merobohkan bangunan. Setiap pemilik warung, mendapat ganti rugi pembongkaran Rp 500 ribu. Uang tersebut sebagai bantuan dari Perhutani untuk uang transport pengangkutan barang. “Pembongkaran ini sesuai kesepakatan sebelumnya, dan seluruh pemilik warung menyetujui," katanya. Salah seorang pemilik warung yang akrab disapa Mamah Mira (56) mengatakan, meskipun berat, ia terpaksa angkat kaki dan membongkar warung yang sudah delapan tahun terakhir menjadi tempat mencari penghasilnya. Setelah dibongkat, ia belum mengetahui akan berpindah kemana, namun ia sudah berpikiran untuk membuka warung nasi di daerah Ujung Jaya. "Uang Rp 500 ribu cukup buat apa? Saya belum tahu mau bagaimana kedepanya, tapi Allah pasti memberikan jalan yang lebih baik. Saya akan membuka warung nasi di Ujung Jaya," ungkapnya. Sementara itu, saat dilakukan pembongkaran, petugas menemukan puluhan kondom yang terbungkus kantong plastik di sebuah warem yang hendak dibongkar. “Wah ini apa bu?" kata salah seorang petugas Satpol PP menanyakan. Pemilik warung yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan kondom tersebut merupakan pemberian dari salah satu petugas Komisi Penaggulangan Aids (KPA) Sumedang. Kondom tersebut sengaja diberikan KPA ke setiap warem, setelah memberikan penyuluhan beberapa waktu lalu. “Dikasih sama petugas KPA, tuh lihat saja ada tulisannya, kondom gratis," ujarnya. Saat ditanyakan lebih jauh peruntukan kondom tersebut, pemilik warung lebih menghindari wartawan dan memilih mengangkut sejumlah barang. "Kok nanya. Emang kondom buat apa gitu?" singkatnya. (her)/SUMEDANG ONLINE

Bongkar CPA, Petugas Temukan Puluhan Kondom

ASEP HERDIANA/SUMEKS BONGKAR: Puluhan petugas gabungan membongkar sekitar 21 warem di kawasan Cadas Pangeran Atas (CPA) Kamis (16/1). Dalam proses pembongkaran sejumlah petugas menemukan puluhan kondom.

ASEP HERDIANA/SUMEKS
BONGKAR: Puluhan petugas gabungan membongkar sekitar 21 warem di kawasan Cadas Pangeran Atas (CPA) Kamis (16/1). Dalam proses pembongkaran sejumlah petugas menemukan puluhan kondom.

KOTA – Akhirnya puluhan warung remang-remang (warem) di sekitar Cadas Pangeran Atas (CPA) dibongkar tim gabungan dari Perum Perhutani KPH Sumedang, Satpol PP, TNI, Polri dan Polhut dari Perhutani. Ada sekitar 21 bangunan semi permanen yang berdiri di atas lahan milik Perhutani dibongkar petugas gabungan. Sebelas bangunan masuk ke Kecamatan Sumedang Selatan dan 10 di antaranya masuk ke wilayah Pamulihan.
“Ini melanggar Perda Nomor 2 Tahun 2012, selain itu dari peta RT dan RW wilayah Cadas Pangeran sangat rawan terjadinya longsor apabila tidak ditertibkan dari sekarang, dikhawatirkan akan menelan korban,” ujar Adminitratur
Perhutani KPH Sumedang, Cucu Suparman S HUT saat ditemui di lokasi.
Pembongkaran dilakukan Perhutani sebagai cara untuk mengembalikan lagi lahan yang ada untuk wilayah Cadas Pangeran sebagai kawasan hutan
lindung.
Pada proses pembongkaran tersebut, petugas datang hanya membantu pembongkaran warem, seperti menurunkan dan merobohkan bangunan. Setiap pemilik warung, mendapat ganti rugi pembongkaran Rp 500 ribu. Uang tersebut sebagai bantuan dari Perhutani untuk uang transport pengangkutan barang. “Pembongkaran ini sesuai kesepakatan sebelumnya, dan seluruh pemilik
warung menyetujui,” katanya.
Salah seorang pemilik warung yang akrab disapa Mamah Mira (56) mengatakan, meskipun berat, ia terpaksa angkat kaki dan membongkar warung yang sudah delapan tahun terakhir menjadi tempat mencari penghasilnya. Setelah dibongkat, ia belum mengetahui akan berpindah kemana, namun ia sudah berpikiran untuk membuka warung nasi di daerah Ujung Jaya.
“Uang Rp 500 ribu cukup buat apa? Saya belum tahu mau bagaimana kedepanya, tapi Allah pasti memberikan jalan yang lebih baik. Saya akan membuka warung nasi di Ujung Jaya,” ungkapnya.
Sementara itu, saat dilakukan pembongkaran, petugas menemukan puluhan kondom yang terbungkus kantong plastik di sebuah warem yang hendak dibongkar. “Wah ini apa bu?” kata salah seorang petugas Satpol PP menanyakan.
Pemilik warung yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan kondom
tersebut merupakan pemberian dari salah satu petugas Komisi Penaggulangan
Aids (KPA) Sumedang. Kondom tersebut sengaja diberikan KPA ke setiap warem, setelah memberikan penyuluhan beberapa waktu lalu.
“Dikasih sama petugas KPA, tuh lihat saja ada tulisannya, kondom gratis,” ujarnya. Saat ditanyakan lebih jauh peruntukan kondom tersebut, pemilik warung lebih menghindari wartawan dan memilih mengangkut sejumlah barang.
“Kok nanya. Emang kondom buat apa gitu?” singkatnya. (her)