Banjir terus hantui warga Cimanggung
- Penulis: Fitriyani Gunawan
- Editor: Redaksi
- Terbit: Minggu, 27 Mar 2016 23:21 WIB
Warga Desa Mangun Arga Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang, mengaku merasa lelah setiap dilanda banjir di kawasan tersebut.
Pasalnya, setiap turun hujan dikawasan RW 01 selalu digenangi banjir di 4 RT, yakni RT01,02,03 dan RT 04. Namun, volume air saat dilanda banjir yang paling parah, yaitu RT 02,03,04 bahkan ke jalan Nasional jalur Bandung-Garut. Hal itu dikatakan Ketua Rukun Warga (RW) 01 Gagus S Siregar, kepada Sumedangonline, Sabtu (26/3).
“Warga sudah lelah setiap terjadi banjir, kami mewakili warga kepada pemerintah terkait agar segera memberikan bukti sebagai upaya mencegah terjadinya banjir di pemukiman warga,” ungkap Ketua RW 01, Gagus.
Bahkan, kata Gagus, jumat malam ketinggian air sekitar 40-50 Cm menggenangi pemukiman warga dan Jalan Raya Bandung-Garut.
“Sampai sekarang banjir belum surut total kan, makanya kami terus berupaya air surut dengan menggunakan mesin pompa untuk menyedot air, baik di kawasan penduduk maupun di Jalan raya Bandung-Garut,”bebernya.
Menurutnya, kelelahan warga setiap berupaya seperti meminta bantuan kepada pihak pemerintah terkait untuk penanggulangan banjir belum ada sulusi yang tepat. Sehingga dirinya, mengaku tidak hanya meminta bantuan kepada pemerintah saja. Meminta bantun kepada perusahaan yang ada di kawasan tersebut sudah dilakukan.
“Kami sudah melayangkan surat kepada perusahaan-perusahaan yang dekat dengan kawasan penduduk kami, seperti PT Dwipapuri dan Kuaram,” ucapnya.
Ia menjelaskan, kondisi sebelumnya di belakang kawasan penduduk itu ada kali tempat penampungan air hujan. Namun, saat ini sudah tidak ada. Sehingga wajar saja ketika terjadi hujan dikawasan Sumedang, air yang biasanya dari saluran sungai bisa tertampung sekarang mengalami Overload.
“Kemarin hujan dari sore, sampai sekarang, Sabtu air belum surut juga. Karena air banjir hanya di sedot pakai mesin pompa,” ujarnya,
Gagus menjelaskan, kapasitis mesin pompa air tersebut per satu jam bisa menyedot air 1000 liter kubik air. Namun, kondisi dilapangan tidak memungkinkan saat ini, karena untuk pembuangan air pun sekarang tergenang banjir juga.
“Iya sekarang membuang air banjir ke tempat yang sudah tergegang juga, ya otomatis air kembali lagi. Namun, kalau
selokan yang lokasinya dari belakang sudah surut, itu mudah untuk membuang air dari mesin pompa,” ungkapnya.
Menurutnya, di Kawasan industri PT Dwipapuri dan PT Kahatex . Sebelumnya, ada tempat untuk penampungan air. Namun, saat ini sudah tidak ada. Sehingga wajar sekali air melup kepemukiman warga dan Jalan Raya Bandung-Garut.
“Kami sudah mengajukan permohonan sejak tahun 2014 dan 2015 sebagai upaya agar bisa audensi dengan pihak PT Dwipapuri. Namun, belum ada jawaban sampai sekarang juga,” ucapnya.
Gagus mengungkapkan, pihaknya pun mengajukan memalui surat kepada pihak PT Dwipapuri agar peninggian tembok penahan tanah (TPT) selokan diperkuat lagi, karena kondisi kirmir banyak yang bocor.
“Karena sumber utama banjir sampai ke Jalan raya itu selain intensitas hujan tinggi, juga meluapnya air sungai dari Cimande dan ada pembuangan dari PT Kwalram,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, jadi bukan penyebabnya dari PT Kahatek. Pasalnya, banjirnya didepan pabrik Kahatek sehingga kebanyakan yang menyalahkan ke Kahatek saja. Padahal tidak itu saja kondisi dilapangannya, ada juga drainase yang tidak berfungsi. Apakah itu bukan penyebab meluapnya air ke jalan raya?
“Maka menurut kami pemerintah terkait, baik Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, serta Pemprov Jabar dan pabrik-pabrik industri yang ada disini perlu penanganan bersama-sama untuk menyelesaikan persoalan banjir ini,” ucapnya.
Mengingat program pemerintah jangan hanya perbaikan jalan saja, kata Gagus, seperti sekarang jalan di beton. Tapi gorong-gorong atau drainase juga harus lebih diperhatikan, karena saluran air juga itu sangat penting sekali ada upaya perbaikan.
” Sehingga saluran air dari hulu ke hilir lancar, tidak menyebabkan meluap air ke jalan sehingga terjadi banjir di jalan raya akibat drainase buruk,” ungkapnya.
Perhatian dan bantuan yang dirasakan oleh RW 01, kata Gagus, ketika banjir pihak Koramil Cimanggung dan Polsek Cimanggung, serta PT Kahatek itu ada perhatiannya dan bantuan.
“Kami atasnama pengurus dan warga RW 01 berterima kasih, kepada Polsek, Koramil Cimanggung danPT Kahatex masih ada kepedulian terhadap warga. Saya salut kepada Babinsa, Babinkantibmas, baik dari Polsek dan Koramil Cimanggung selalu terjun langsung saat terjadi banjir diwilayah kami,” bebernya.
Sementara Tatang 45, Warga RW 01 Desa Mangun Arga, berharap kepada pemerintah terkait agar segera mengambil langkah agar banjir tidak terus terjadi.
“Upaya menyedot dengan mesin pompa saja itu tidak cukup dan bukan solusi yang tepat bagi kami sebagai warga, perlu ada normalisasi drainase yang saat ini sangat buruk,” ucapnya.
Jangan sampai ketika air sudah mulai menggenang dipemukiman warga dan Jalan Raya Bandung-Garut, kata Tatang, baru menurunkan mesin pompa dari BBWS.
“Mana Bansos Sumedang? tidak ada, apa sudah ada namun saya tidak tahu,” ucapnya.
Tatang berharap, Istilah bahasa sundanya, lamun poek silih caangan, mengkol silih luruskeun, salah silih omean, kajongjonan silih geuingkeun. Jelas dengan bahasa sunda itu.