ISTIMEWA/SUMEDANG ONLINE

ITB jadikan Kemiri Sunan Bahan Bakar Berbasis Hayati

SUMEDANGONLINE, CISITU: Banyak potensi yang dapat di kembangkan di Kabupaten Sumedang, salahsatunya biji kemiri Sunan. Peneliti dan Mahasiswa Institut Tekhnologi Bandung (ITB), berhasil mengembangkan biji kemiri itu untuk dijadikan bahan bakar berbasis hayati.
Integrasi langkah nyata atas peran ITB sebagai perguruan tinggi direalisasikan melalui sosialisasi hasil riset bioproduk. Nampaknya kini tiba giliran Kelompok Keilmuan (KK) Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB. Dimotori pula oleh Himpunan Mahasiswa Rekayasa Hayati (HMRH) ITB, kegiatan ini semakin terasa sebagai bentuk pengabdian masyarakat bagi penduduk Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.
Selama ini yang ada di benak masyarakat, biji kemiri sunan ini hanyalah biji yang beracun tidak dapat dikonsumsi, beda dengan kemiri yang biasa dipakai untuk bumbu.
Menurut ketua program kegiatan tersebut, Muhammad Yusuf Abduh, penerapan konsep biorefinery akan mengarah pada kebermanfaatan seluruh komponen biji kemiri sunan baik sebagai bioproduk bernilai ekonomi tinggi. Lebih lagi, cangkang biji dan ampas sebagai residu dari hasil ekstraksi minyak, dapat diolah menjadi pakan bagi larva lalat tentara hitam (Black Soldier Fly Larvae) untuk dikonversi menjadi biomassa berprotein tinggi.
“Larva ini merupakan sumber pakan yang baik bagi ayam dan ikan, dan menurut hasil penelitian, pakan ini tidak menimbulkan efek samping,” tutur Yusuf.
Ia berharap dengan adanya sosialisasi dari kegiatan tersebut dapat membuka peluang usaha bagi semua elemen masyarakat terutama masyarakat tani untuk mengembangkan potensi yang ada di tempat tersebut. Penanaman kemiri sunan ini bisa jadi salah satu celah untuk menuju keberhasilan bagi para petani untuk lebih maju di bidang ekonomi.
“Setelah kegiatan ini, jangan sampai lewat begitu saja, kita harus tetap menjalin kerjasama yang baik untuk menyukseskan program ini,” kata dia.***