SUMEDANGONLINE.COM, SUMEDANG – Sedikitnya 4,2 juta benih ikan berbagai jenis ditebar di Waduk Jatigede blok Jatibungur Desa Sukaratu Kecamatan Darmaraja, kemarin (21/9). Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan langsung memimpin acara tersebut setiba di area bendungan Aher –sapaan akrabnya langsung menaiki perahu yang sudah disediakan.
Dikatakan dia hingga September 2017 ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menebar sebanyak 27,2 juta ekor benih ikan dari berbagai jenis, seperti Ikan Nila, Bandeng Tawar, Ikan Mas, Ikan Mas Beureum Panon, Patin, Udang Galah, Sepat Siam, Ikan Tambak, Lalawak serta Nilem, yang ditebar secara bertahap mulai dari Tahun 2016 lalu.
”Hari ini (kemarin, Red.) kita restocking ikan sebanyak 4,2 juta. Jadi sampai dengan saat ini sejak ditebar secara bertahap sejak tahun 2016 lalu kita telah menebar sebanyak 27,2 juta ekor. Dan, untuk mengantisipasi banyaknya yang mengambil ikan di tempat ini kita juga berencana untuk menambah benih ikan sebanyak 5 juta ekor pertahunnya,” kata Aher pada sejumlah wartawan usai melakukan penebaran benih.
Meski menanam jenis ikan endemic dari Balai Pengembangan Benih Ikan Provinsi Jawa Barat, namun sebut Aher pihaknya tidak menanam jenis lele dan bawal karena sifatnya yang kanibal.
Selanjutnya ditegaskan Aher, seluruh masyarakat khususnya warga Sumedang hendaknya dapat turut menjaga ekosistem air, dengan tidak menggunakan jala, racun, atau semacamnya yang bisa mengganggu populasi serta ekosistem air di tempat tersebut. ”Silakan bagi siapa saja yang ingin mencari ikan di sini, namun hanya boleh menggunakan kail pancing dan tidak boleh sampai mengganggu ekosistem air seperti mencari ikan dengan cara menjala atau memakai portas (racun ikan),” tegasnya.
Disinggung tentang surutnya air pada Waduk Jatigede hingga dengan kedalaman 8 meter yang terjadi pada musim kemarau saat ini sehingga banyak dikeluhkan para pencari ikan karena hasilnya yang jauh berkurang. Gubernur menyebutkan fenomena itu merupakan hal yang normal, dan keadaan tersebut akan kembali seiring dengan bergantinya musim. ”Saya kira wajar kalau pendapatan pemancing berkurang karena ikan akan pindah ke tengah, dan itu bukan berarti berkurangnya populasi ikan,” ungkap Aher.
Kemarau lanjutnya, memaksa air Waduk Jatigede surut juga tidak terlalu berpengaruh terhadap pemanfaat irigasi di daerah hilir waduk. Hal tersebut ditunjukkan dengan jauh berkurangnya kekeringan yang terjadi di kawasan hilir Sungai Cimanuk, dimana pada Tahun 2016 lalu pada musim kemarau terjadi kekeringan pada seluas 22 hektare, dan saat ini hanya sekitar 3.400 hektar dengan hanya 139 Hektare yang mengalami puso atau gagal panen.
”Dampak dari surutnya Waduk Jatigede saya kira amat kecil, karena memang saat ini pemanfaatan waduk untuk irigasi baru mencapai 80 persen. Namun, hanya dengan 80 persennya pun telah mampu mengurangi kekeringan di kawasan hilir Sungai Cimanuk,” terangnya.
Sementara itu, terkait dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar waduk Jatigede, Aher menyebutkan saat ini masyarakat telah mempunyai mata pencaharian baru yaitu menangkap ikan. Namun, ditegaskan dirinya tetap melarang masyarakatnya untuk menggunakan keramba di area waduk guna budidaya ikan. ”Sekali lagi kita tetap tidak akan mengijinkan adanya keramba di area waduk, namun kita ganti dengan melakukan penebaran benih ikan guna dimanfaatkan masyarakat. Ke depan mudah-mudahan muncul ekonomi rakyat berbasis perikanan, berbasis pariwisata karena daerah ini juga akan dijadikan daerah Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata,” tuturnya.
Di tempat sama Bupati Sumedang, H Eka Setiawan menyebutkan dirinya bersama tim dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang sedang mengajukan agar kawasan Jatigede menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata yang apabila telah memenuhi segala persyaratan untuk menuju KEK tersebut serta telah disetujui oleh Badan KEK Nasional, maka KEK Pariwisata Jatigede akan segera terwujud.
”Proses dalam menuju KEK Pariwisata Jatigede ini kan harus diajukan oleh tim pengusul yang dilakukan kepada Badan KEK Nasional. Kita pun optimis KEK Jatigede ini akan segera terwujud karena sudah sesuai dengan tata ruang yang disyaratkan oleh Badan KEK Nasional, dan hal ini tentu akan menjadi sebuah daya ungkit bagi perekonomian masyarakat Sumedang,” tukas Eka. (***)