ISTIMEWA/SUMEDANG ONLINE

Penyaluran Makanan Nutrisi Melalui Bumdes, Ini Jawab KadinsosP3A Sumedang

SUMEDANG.ONLINE, IPP (21/2/2020) – Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KadinsosP3A) Kabupaten Sumedang, Agus Muslim, menanggapi keinginan Apdesi Sumedang yang ingin terlibat dalam penyaluran makanana tamban berupa nutrisi pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

“Dipindahkan ke Bumdes, keinginan wajar. Ya ternyata kabeh harayang usaha, lain urusanana atuh rek usaha mah. Saya ge hayang, ngan teu meunang. Ini arahanya itu, justru nantinya itu ke Bumdes saya ini. Tapi kudu boga partner. Penyedia itu Bumdes, agen Kube (Kelompok Usaha Bersama, red), misalkan. Itu keinginan saya. Tapi kan ayeuna mah Kube na can aya. Keukeuh wae hayang dirapalan, tapi can aya kan awewena. Rek kumaha?. Lamun geus aya Kubena, kakara ieu penyediana, betul. Kitu,” tegas Agus Muslim saat dimintai tanggapannya berkait dengan keinginan Apdesi Sumedang usai rapat evaluasi bersama dengan Sekda, Apdesi, TKSK, PKH, Karang Taruna, PSM, Ketua Forum Camat di Ruang Cakrabuana Gedung IPP Kabupaten Sumedang, Jumat, 21 Februari 2020.

Sementara itu berkaitan dengan pertemuan rapat evaluasi itu, sebut Agus hal itu sebagai upaya untuk perbaikan sistem, jika ada yang kurang perlu ditambah.

“Ini kan perbaikan sistem, ada yang kurang dicoba untuk ditambah. Ini kan sementara sistem ini, nah ini yang tidak paham. Saya akui sekali lagi, ini kelemahan di sisi sosialisasi. Tapi bukan membela diri, di sisi lain ini masalah niat. Masalah niat, kenapa kalau suudzon terhadap seseorang. Kenapa tidak tanya ke seseorang, kalau memang anda-anda salah menulis, tidak suka dengan tulisan anda, tanya dulu kepada yang nulisnya. Bukan ngomong ke orang, jadi yang ramai di Medsos itu sebetulnya penonton, dan sebetulnya dia pelaku,” jelasnya.

Termasuk sebut dia, kepala desa yang nota bene merupakan bagian dari pengurus dalam penyaluran bantuan tersebut. Sementara sebut Agus, pihaknya memang telah melakukan sosialisasi dengan Apdesi.

“Sosialisasinya dengan Ketua Apdesi saya tidak mau tahu keadaan di dalam Apdesi. Diundang begitu, setelah sosialisasi dengan Apdesi, ke bawahnya mau gimana ya terserah Apdesi, punya mekanisme sendiri. Forum camat, setelah forum camat menandatangani, urusannya ya forum camat. Masing-masing kan punya mekanisme tahapan ke bawahnya. Sama kementerian juga nggak ngomong ke Camat ke mamana, melalui kepala dinas sosial, berebet,” bebernyanya.

Intinya sebut dia, program ini diperuntukkan untuk orang miskin dari Kementian Sosial melalui transaksi elektronik.

“Nah harus terlihat dan berterima kasih itu yang menerima dan yang memberi. Kementerian Sosial ada program pemberian sembako tambahan dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk KPM, orang miskin. Lihat saja mekanisme itu, selama yang diberi sepakat dengan yang memberi apa yang salah? KPH, ada satgas wasitnya jelas, kepolisian, adminitrasi alur dinas sosial, sekretaris, sekda, ketua. Jadi eta mah urusan kementerian sosial jeung BRI, e-Warung, dan KPM, mekanismenya seperti itu.”

“Jadi aneh, lamun aya nu nanyakeun ka saya, teu pantes ieu teh pak Kadis. Da saya mah teu ngajual, saya mah teu meuli, nya tanyakeun wae kanu ngajual. Tanyakeun kanu meuli, nu meulina KPM. Ceuk KPM wani, ditarima, didahar, selesai. Ceuk ngajual teh, eta untung batina kumaha, teu nyaho, eta urusan nu ngajual, teu ngarti saya mah. Hanya aturannya seperti itu. Tapi kalau KPM bertanya, Pak kunaon sakieu, kita kira-kira seperti itu, kita tuduhkeun, tah eta nu dagangna. Bener. Nu meuli lain, nu dagang lain, aneh.”

“Ayeuna kualitas jelek, ari dihakan kunu meulina, rek naon. Da ieu duit negara ti Kementerian Sosial, iya duit nagara. Bener. Sama seperti, wartawan, wajar nanya ke saya, karena saya ketuana, nanya eta teh sabaraha hargana, kaditu ceuk saya teh nananyana ka tukang dagangna. Pak ieu teh goreng tanya nu meulina, sok diskusi,” pungkasnya. *IWAN RAHMAT*