Pemuda Persis Sumedang Gelar Talkshow Ngaderes Budaya

Talkshow Kebudayaan Bertajuk Ngaderes Budaya yang diselenggerakan PD. Pemuda Persis Sumedang
istimewa via persissumedang/SUMEDANGONLINE
Talkshow Kebudayaan Bertajuk Ngaderes Budaya yang diselenggerakan PD. Pemuda Persis Sumedang

SUMEDANG ONLINE – Agus Tup Tup Selaku Ketua Harian Dewan Kebudayaan Sumedang (DKS) menyebutkan budaya dan agama memiliki entitas yang berbeda, meski demikian perbedaan itu bukan untuk dibenturkan.

Ari budaya mah buatan jalmi, ari agama mah ilahiyah,” kata Agus Tup Tup saat memberikan materi pada acara Talkshow Kebudayaan Bertajuk Ngaderes Budaya yang diselenggerakan PD. Pemuda Persis Sumedang seperti dikutip SUMEDANG ONLINE dari laman persissumedang. Ahad, 20 Maret 2022.

Pada kesempatan itu, Agus juga menyebutkan telah terjadi gejala krisis kepemimpinan di kalangan masyarakat Sunda.

Menurutnya, nilai junun jucung yang seharusnya dimiliki orang-orang Sunda sudah tidak tampak lagi. Agus berharap agar para nonoman (kaum muda) dapat berpartisipasi membangkitkan nilai kearifan lokal tersebut pada masa kini dan yang akan datang.

Budi Akbar selaku Kepala Bidang Kebudayaan di Disparbudpora Sumedang menegaskan setiap budaya pasti mengandung kebaikan. Dia menuturkan, posisi budaya sebagai pendamping agama dalam mengarahkan manusia.

“Budaya itu hasil cipta, karsa, karya manusia yang didapat dengan belajar. Jadi kebudayaan mah pasti hal-hal positif. Pasti ngarahkeun jalmi mendampingi agama untuk melakukan hal-hal baik”, ungkap Budi.

Dia bahkan menyebutkan tidak ada barang satu budaya pun yang mengajarkan manusia tentang keburukan. Sehingga, tidaklah pantas jika ada sebagian orang yang mengidentikkan budaya dengan kebiasaan masyarakat yang buruk.

Materi terakhir disampaikan oleh Ustaz Tiar Anwar Bachtiar. Ia menyatakan bahwa diskursus tentang kebudayaan bukan hanya sekadar soal kesenian. Melainkan menyangkut dengan kehidupan manusia sehari-hari.

Ustaz Tiar menjelaskan, terdapat jenjang-jenjang yang dimiliki kebudayaan tetapi sering tidak disadari para pemangku kebijakan maupun cendekiawan.

Aya kabudayaan nu dipraktekkeun keur masyarakat awam. Aya kabudayaan anu jero dipraktekkeun masyarakat anu khusus,” imbuh Ustaz Tiar.

Luthfi M. Ihsan selaku Ketua Pelaksana Ngaderes Budaya dalam sambutannya menerangkan latar belakang digelarnya acara Ngaderes Budaya ialah untuk membuka wawasan para peserta mengenai cakupan kebudayaan yang luas.

Acara Ngaderes Budaya secara resmi dibuka oleh Ketua PD. Pemuda Persis Sumedang, Firman B. Nugraha.

Pada kesempatan itu Firman menekankan pentingnya jamaah Persis wabil khusus Pemuda Persis memahami makna dan substansi dari kebudayaan.

Menurutnya, jangan sampai muncul penafsiran bahwa segala bentuk kebudayaan akan menjerumuskan pada kesyirikan. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *