Pasar Pasisian Leuweung Mata Air Cikandung Sumedang, Bisa Jadi Triger Kebangkitan Ekonomi dan Wisata

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat membuka Kegiatan Pasar Pasisian Leuweung "Mata Air Cikandung". Bertempat di Objek Wisata Mata Air Kandung Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka.
Iwan Rahmat/SUMEDANGONLINE
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat membuka Kegiatan Pasar Pasisian Leuweung "Mata Air Cikandung". Bertempat di Objek Wisata Mata Air Kandung Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka.

SUMEDANG – Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat membuka Kegiatan Pasar Pasisian Leuweung “Mata Air Cikandung”. Bertempat di Objek Wisata Mata Air Kandung Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IX Jawa Barat bekerjasama dengan Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka dihadiri Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang, Camat Cimalaka.

Kegiatan pembukaan Pasar Pasisian Leuweung Mata Air Cikandung juga diisi dengan berbagai lomba pengenalan pohon, lomba menari, dan mewarnai.

“Kegiatan hari ini adalah kerjasama dengan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IX. Kegiatan ini sudah dilakukan dua kali Dinas Kehutanan mengadakan agenda pasar Leuweung ini guna meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Dimana ini adalah salah satu program Desa guna mendongkrak ekonomi masyarakat selain itu dapat meningkatkan wisata lebih terkenal. Dan mudah mudahan ada efek baik untuk meningkatkan ekonomi masyarakat ini salah satu langkah untuk mendobrak masyarakat atau membuat partisipasi masyarakat agar eksis dan dapat memanfaatkan kegiatan ini,” ujar Kepala Desa Nyalindung Budi Yanto.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Dodit Ardian Pancapana mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pihaknya untuk membangkitkan ekonomi lokal.

“Ini namanya program pasar leuweung, pasar yang ada di pinggir hutan, ini adalah salah satu ikhtiar bagi kita untuk membangkitkan ekonomi lokal. Hari ini fenomena yang ada, mall itu kosong artinya apa, engga mau beli? Engga juga, orang pengen belanja. Artinya apa? Hari ini Sabtu Minggu itu, dan banyak dimana mana di seluruh penjuru Indonesia itu ada yang namanya pasar tumpah, Sabtu Minggu. Cuma apa? Pasar Sabtu itu bagus, murah warga menikmati, cuma kan di jalan. Nah hari ini kita dorong supaya warga masyarakat, pedagang itu tidak dikejar kejar, ditertibkan dan lain sebagainya, adakan saja di pasisian Leuweung, biar tidak di jalan tidak melanggar,” ungkapnya.

Dia berharap dengan konsep seperti itu petani hutan yang tadinya hanya menanam dan memelihara pohon dan panennya diambil oleh bandar. Jika telah ada pasar, dia berharap mereka dapat menjualnya langsung ke konsumen.

“Ditambah dengan adanya hiburan lokal, misalnya organ tunggal, kuda renggong dan sebagainya itu tujuannya untuk membangkitkan ekonomi. Rencana yang kita lakukan hari ini adalah memicu, menyemangati wilayah desa, menyemangati warga masyarakat Cikandung,” jelas dia.

Keberlanjutan Pasar Pasisian itu pun bergantung pada mnasyarakat sebagai pengelolanya secara langsung, meski demikian dia berharap kegiatan yang dilaksanakan hari ini merupakan triger dan menjadi penyemangat kebangkitan ekonomi di Cimalaka.

“Mudah-mudahan saya berharap ini jadi triger, jadi penyemangat akan semakin membesar untuk kebangkitan ekonomi di Cimalaka. Apalagi ada jalan tol bisa datang kesini, namanya apa? Forum pengkolan jati, nah ini sangat potensi,” pungkas dia.

Salah satu stand milik Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang ikut andil dalam kegiatan di Pasar Pasisian Leuweung “Mata Air Cikandung”.

“Kita menghadiri pasar Leuweung yang di prakarsai oleh temen temen dari dinas provinsi bekerjasama dengan cabang dinas wilayah IX. Adapun kami dari Dinas Pertanian atau Pemerintah Kabupaten Sumedang ikut andil dalam pasar Leuweung ini yaitu, kita menggelar produk pertanian, holtikultura, sayur sayuran, kemudian juga kita mendagangkan atau terkait dengan kebutuhan masyarakat seperti sembako diantaranya beras, beras yang sekarang ini di cuaca kemarau atau di iklim elnino ini dalam rangka penanganan inflasi daerah kita menjual beras SPHP. Kemudian menjual minyak menjual gula, tepung terigu, dll dengan harga murah, untuk kebutuhan masyarakat terutama masyarakat sekitar di acara kegiatan ini, tentu mungkin, ucapan terima kasih juga kepada pemerintah provinsi telah memfasilitasi kegiatan ini,” ujar Kabid Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Iwan Gustiawan. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *