Merana, Jembatan di Perbatasan Majalengka-Sumedang
- Penulis: Fitriyani Gunawan
- Editor: Redaksi
- Terbit: Kamis, 27 Okt 2011 09:35 WIB
WADO – Infrastruktur di daerah perbatasan sepertinya belum terlirik semuanya oleh pihak dayeuh, buktinya sebuah jembatan diperbatasan Majalengka dan Sumedang, hingga saat ini dalam kondisi memprihatinkan. Menurut beberapa warga, sudah bertahun-tahun jembatan tersebut dalam kondisi merana dan perlu perbaikan.
Pantauan sumedangonline untuk melintas jembatan kayu, yang beberapa bagian dalam kondisi rusak dan bolong-bolong, bahkan kendaraan roda dua yang dikemudikan sumeks pun harus ekstra hati-hati melintas, jika tidak akan terjebak dalam kayu yang sudah bolong atau justru terjerembab ke bawah sungai.
Menurut keterangan Kepala Desa Cimungkal, Dahlan, jembatan tersebut berada di Sungai Citerus yang berbatasan dengan Desa Lemah Putih Kabupaten Majalengka dan Desa Cimungkal Kecamatan Wado.
Dahlan sendiri mengaku, sering mengusulkan perbaikan jembatan yang kerap diperbaiki warga dengan swadaya, namun sejauh ini pihak pemda belum mau memperbaiki,”padahal seharusnya wilayah perbatasan juga mendapatkan perhatian yang sama, apalagi jembatan ini saya nilai sangat vital karena menghubungkan dua kabupaten,” ungkap Dahlan.
Dikatakan Dahlan, jembatan diatas sungai Citerus tersebut memiliki panjang 4 meter dengan lebar 4 meter, dan warga hampir setiap tahun harus mengganti kayu-kayu yang lapuk.
Tidak hanya Dahlan tapi warga Desa Cimungkal pun berharap pemerintah Kabupaten Sumedang untuk segera dapat memperbaiki jembatan tersebut, untuk memperlancar akses perekonomian masyarakat di kedua Kabupaten.
Sementara itu anggota Komisi D DRPD Kabupaten Sumedang, mengaku prihatin dengan kondisi jembatan di perbatasan Majalengka-Sumedang yang dalam kondisi rusak tersebut, lebih lanjut Ermi menyarankan agar kepala Desa Cimungkal dapat berkomunikasi aktif dengan wakil-wakil rakyat dari Dapil IV.
“Pertama prihatin dengan kondisi itu, yang kedua saya menyarankan kepada kepala desa untuk lebih berkomunikasi secara aktif dengan wakil-wakil kita yang ada di Dapil IV, mudah-mudahan nanti kita prioritaskan apalagi menyangkut dengan perbatasan,” kata Ermi dihubungi sumeks melalui telepon pribadinya, Rabu (26/10).
Lebihlanjut ia menyebutkan selama ini jalan dalam kondisi baik menurut laporan dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumedang hanya berkisar antara 50-60 persen sementara sisanya dalam kondisi rusak. Kerusakan jalan pun diperparah dengan tidak berdayanya kondisi fiskal APBD Kabupaten Sumedang.
“Solusinya kita harus mencari sumber-sumber pendapatan lain. Karena untuk jangka pendek tidak mungkin mengalokasikan dari APBD Kabupaten, yang paling bisa lakukan mencari peluang-peluang ke DAK Provinsi, dan itu juga tidak mudah karena ada beberapa persyaratan dan sebagainya,” Lanjut Ermi.
Ditanya apakah usulan dari Desa Cimungkal tersebut telah diterima legislatif, Ermi mengaku tidak mengetahui persis apakah pihak Desa Cimungkal telah mengusulkan mengenai rusaknya jembatan di perbatasan tersebut, karena biasanya, menurut Ermi, jika telah ada yang mengusulkan datanya akan ada di Komisi D dan akan menjadi skala prioritas.(igun gunawan)