KOTA – Kepala SMK Negeri 1 Sumedang, Lolly Roliawaty, menyebutkan menjelang tutup ajaran 2012/2013, banyak siswanya yang masih menunggak ke sekolah. Jika dikalkulasikan menurut Loly, dan yang harusnya diserap pihak sekolah itu lebih dari Rp 600 juta. [caption id="attachment_12984" align="alignleft" width="300"]Lolly Roliawaty Kepala SMKN 1 Sumedang Lolly Roliawaty
Kepala SMKN 1 Sumedang[/caption] Menunggaknya, para siswa sekolah itu bukan lah hal baru, sebut Lolly, dari tahun ke tahun setiap ada anggaran kegiatan sekolah, dana yang masukk dari siswa hanya 60 persen. “Seluruh anggaran keguatan sekolah dari tahun ke tahun yang masuk itu 60 persen. Jumlah sebesar itu sudah terhitung lancar. Paling bagus 60 persis, karena kan ada siswa yang masuknya dari jalur bidik misi dia kan tak bayar,” kata Lolly. Selain itu, ternyata banyak para orangtua yang baru menyatakan ke tak mampuannya setelah di kelas Tiga. “Waktu kelas Satu mereka tak mengajukan surat bahwa tak mampu. Merka hanya ingin pelayanan maksimal vip dari sekolah, tapi pas mau ambil STTB, mereka ribut mengatakan tak mampu,” bebernya. Lain itu disinyalir ada siswa ‘titipan’ dari para pejabat, namun setelah siswa itu bersekolah di SMK Negeri 1 Sumedang, pejabat bersangkutan tak bertanggung jawab masalah keuangannya. “Hingga tunggakan dari kelas satu sampai kelas Tiga itu mencapai 600 juta, karena mereka tak mencicil banyak juga jumlahnya yang besar hingga jutaan. Ada yang enam juta, itu tunggakan SPP dari kelas I,” ungkapnya. Meski demikian, sebut Lolly, pihak sekolah memberikan kebijakan untuk para siswa yang menunggak itu. “Akhirnya, yang diterapkan itu manajemen qolbu bukan managemen iso, alias kebijakan sekolah yang jalan. Dari tahun ke tahun udah berapa ribu yang kita bebaskan tak bayar tapi STTB sudah harus dimiliki, karena mereka rata-rata mau bekerja di pabrik, sementara pabrik meminta jaminan STTB yang asli,” pungkasnya. (IRP)/SUMEDANG ONLINE

Tunggakan Para Siswa Ratusan Juta

KOTA – Kepala SMK Negeri 1 Sumedang, Lolly Roliawaty, menyebutkan menjelang tutup ajaran 2012/2013, banyak siswanya yang masih menunggak ke sekolah. Jika dikalkulasikan menurut Loly, dan yang harusnya diserap pihak sekolah itu lebih dari Rp 600 juta.

Lolly Roliawaty Kepala SMKN 1 Sumedang

Lolly Roliawaty
Kepala SMKN 1 Sumedang

Menunggaknya, para siswa sekolah itu bukan lah hal baru, sebut Lolly, dari tahun ke tahun setiap ada anggaran kegiatan sekolah, dana yang masukk dari siswa hanya 60 persen.

“Seluruh anggaran keguatan sekolah dari tahun ke tahun yang masuk itu 60 persen. Jumlah sebesar itu sudah terhitung lancar. Paling bagus 60 persis, karena kan ada siswa yang masuknya dari jalur bidik misi dia kan tak bayar,” kata Lolly.

Selain itu, ternyata banyak para orangtua yang baru menyatakan ke tak mampuannya setelah di kelas Tiga. “Waktu kelas Satu mereka tak mengajukan surat bahwa tak mampu. Merka hanya ingin pelayanan maksimal vip dari sekolah, tapi pas mau ambil STTB, mereka ribut mengatakan tak mampu,” bebernya.

Lain itu disinyalir ada siswa ‘titipan’ dari para pejabat, namun setelah siswa itu bersekolah di SMK Negeri 1 Sumedang, pejabat bersangkutan tak bertanggung jawab masalah keuangannya.

“Hingga tunggakan dari kelas satu sampai kelas Tiga itu mencapai 600 juta, karena mereka tak mencicil banyak juga jumlahnya yang besar hingga jutaan. Ada yang enam juta, itu tunggakan SPP dari kelas I,” ungkapnya.

Meski demikian, sebut Lolly, pihak sekolah memberikan kebijakan untuk para siswa yang menunggak itu. “Akhirnya, yang diterapkan itu manajemen qolbu bukan managemen iso, alias kebijakan sekolah yang jalan. Dari tahun ke tahun udah berapa ribu yang kita bebaskan tak bayar tapi STTB sudah harus dimiliki, karena mereka rata-rata mau bekerja di pabrik, sementara pabrik meminta jaminan STTB yang asli,” pungkasnya. (IRP)