Kompor B.B.O (Bahan Bakar Organik)

Ir.H.Surahman,M.Tech,M.Eng,MBA

oleh : Ir.H.Surahman, M.Tech,M.Eng – Urang Wado)

1. Latar Belakang.
Dari data Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013, subsidi energi Indonesia memang lebih besar dibandingkan subsidi non-energi. Subsidi energi dalam hal ini adalah subsidi BBM dan Listrik.
1
Meningkatnya harga minyak mentah dunia tahun 2004 rupanya membuat negara harus mengeluarkan subsidi lebih banyak. Tercatat tahun 2007 subsidi BBM yang dikeluarkan mencapai 83 Triliun, 2.5 kali lipat subsidi listrik dan non-energi. Angka ini pada tahun 2008 terus naik hingga 139 Triliun untuk subsidi BBM dan 83 Triliun untuk subsidi Listrik.
Mulai tahun 2010, subsidi BBM terus merangkak naik. Tahun 2012 ada penurunan, tetapi sayang karena terjadi kekurangan pasokan BBM dalam negeri, pemerintah melakukan penambahan kuota menjadi 45,72 kL dari kuata yang dianggarkan sebanyak 44.04 kL
Jika melihat lebih detil subsidi yang diberikan pemerintah kepada rakyat, memang terlihat jelas ada perbedaan yang signifikan antara subsidi energi dan non-energi. Sementara itu, jika dibandingkan dengan subsidi listrik, subsidi BBM sangat mendominasi. Padahal listrik lebih menyentuh ke masyarakat bawah daripada BBM yang sebagian besar digunakan untuk transportasi.
2
BBM adalah hasil pengolahan minyak mentah yang bisa diproduksi menjadi avtur, mogas atau motor gas atau kita kenal dengan bensin, avgas, minyak tanah, solar, minyak diesel dan minyak bakar, termasuk juga LPG. Dari jenis BBM tersebut, yang disubsidi oleh pemerintah antara lain bensin, solar, minyak tanah dan LPG. Bensin dan solar subsidi untuk kebutuhan transportasi. Sedangkan minyak tanah dan LPG disubsidi peruntukkan rumah tangga.

Baca Juga  Penerapan Ekonomi Kerakyatan buat Masyarakat Sumedang

1. Implementasi Pemanfaatan Kompor Kayu Bakar Hemat Energi
Pemerintah (Kementrian ESDM – Dirjen EBTKE) pada saat ini sedang giat-giatnya berupaya untuk mencari solusi bagaimana caranya subsidi tersebut bisa ditekan sehingga tidak terlalu besar ketergantungan dalam menggunakan BBM dan BBG.
Upaya tersebut nampaknya tidak akan berhasil apabila tidak melibatkan semua lapisan masyarakat termasuk lembaga-lembaga yang peduli dengan konversi energi dan sumber daya alam.
Salah satu upaya untuk mengurangi subsidi tersebut adalah Pemanfaatan Kayu Bakar untuk dijadikan Bahan Bakar yang Hemat Energi. Namun selama ini yang banyak beredar di pasaran adalah Kompor Kayu yang masih “manual” atau tidak menggunakan alat pendukung lainnya, sehingga hasilnya masih kurang memuaskan karena efesiensinya rendah.

Kompor BBO
Kompor BBO

Dalam rangka memenuhi kekurangan tersebut, berikut ini saya ciptakan Kompor Bahan Bakar Organik (BBO) yang menyerupai teknologi Boiler CFB (Circulating Fluidized Boiler) menggunakan bahan dasar organik yang memiliki kalor rendah (heat rate) seperti : Kayu Bakar, Sekam Padi, Serbuk Gergaji, Jerami Kering, Ranting / daun-daunan kering, dsb. yang sekiranya bisa dibakar.

Bahan / Peralatan :
1. Drum bekas (minyak / oli)
2. Kipas Computer – AC 220 Volt (5-10 Watt)
3. Stop Kontak (Potentiometer – Dimmer)
4. Lampu Pilot (Indicator) & Kabel secukupnya.
5. Plate Stainless.
6. Tungku (Burner) yg didesign khusus untuk gasifire
Cara Kerja :
* Bahan Bakar / Kayu, dipotong-potong sesuai dengan ukuran tinggi kompor (sekitar 40 cm), jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan,
* Ujung kayu bakar pada bagian atasnya diseprot sedikit dengan menggunakan minyak tanah / solar, supaya memudahkan dalam penyulutan api pada saat awal pembakaran,
* Bersamaan dengan itu, hidupkan kipas (ID Fan) dengan memutarkan stop-kontak yg bisa mengatur besarnya tiupan angin (oxygen) ke dalam incinerator,
* Setelah kayu terbakar dalam incinerator, kemudian pembakaran tsb.ditutup dengan menggunakan tungku (burner),
* Atur besarnya kipas (ID Fan) sesuai dengan kebutuhan pembakaran yg diingikan dengan menggunakan Dimmer – Potentiometer, sehingga tidak menimbulkan asap.
* Suhu Pembakaran tergantung kepada jenis kayu yang digunakan. Besarnya suhu pembakaran tsb.sekitar 800°C – 1200°C (sehingga bisa lebih panas dari gas LPG)

Baca Juga  Air Limbah Tahu Disulap jadi Gas

Prinsip Kerja Kompor BBO :
Hampir sama dengan proses pembakaran Boiler CFB yaitu : Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar (incinerator) dengan mengalirkan udara dari luar menggunakan ID Fan / kipas (5-10 Watt) supaya pembakarannya sempurna. Sisa pembakaran nantinya akan menjadi abu (fly ash) tidak menjadi arang. Bila tidak menggunakan kipas (fan) maka suhunya tidak bisa mencapai maksimun, sehingga akibatnya akan menimbulkan jelaga.

Baca Juga  LIMA TAHUN TANPA DAKSA

Untuk Kompor BBO yang saya ciptakan ini, bila tidak ada listrik, tutup drum-nya tinggal dibuka, sehingga aliran udara akan mengalir dari suhu rendah (luar) ke suhu yg panas (burner).
Proses pembakarannya dari atas ke bawah, seperti halnya pembakaran lilin. Apinya berada di bagian atas sambil ditiup oleh kipas (ID Fan). Sehingga kelebihan dari Kompor BBO ini tidak menimbulkan asap seperti halnya tungku yg biasa digunakan oleh masyarakat.
Karena pembakarannya di-supply dengan Oxygen yg ditiupkan oleh ID Fan tsb. maka pembakarannya akan constant dan sempurna sehingga tidak menimbulkan arang dan abu yang banyak. Dengan demikian akan menimbulkan efesiensi yang cukup tinggi atau kebutuhannya hanya sekitar 30% – 50% dari kayu yang biasa digunakan bila menggunakan tungku (hawu) biasa.
Selain itu kelebihan lainnya dari Kompor B.B.O ini tidak tidak akan meledak seperti Kompor Gas, karena tidak bertekanan dan tidak mengandung bahan yang mudah meledak (explosive).
Penjelasan ilmiahnya sedang disusun untuk melengkapi persyaratan Hak Patent dari Kemenkumham, dan setelah Hak Patent-nya diperoleh baru akan diserahkan ke Kementrian ESDM, untuk nantinya diproduksi masal dan dibagikan kepada masyarakat yg membutuhkan oleh Pemerintah.
SEMOGA BERMANFAAT.

Salam Sono ti Urang Wado,
Ir.H.Surahman, M.Tech,M.Eng
(Dirut PT.WASKITA ENERGI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ingin menerima update terbaru dari SUMEDANGONLINE OK TIDAK