SUMEDANG ONLINE – Kejadian banjir Bandang Sungai Cihonje, ternyata bukan kali pertama terjadi. Menurut owner Kampung Karuhun, H. Nana Mulyana, pada tahun 2021 lalu kejadian serupa juga pernah terjadi dengan indikator yang sama.
“Indikatornya sama, jadi mulai dari hujan di hulu kemudian merembet, kemudian di lokasi Citengah juga hujan terus air berubah dari jernih jadi agak kecoklatan. Hujannya belum gede, tapi air sudah agak keruh,” ujar Nana saat dihubungi SUMEDANG ONLINE saat program Breaking News. Rabu, 4 Mei 2022.
Mendapati perubahan air tersebut dikatakan dia, pihaknya melakukan upaya antisipasi.
“Kita imbau para pengunjung atau wisatawan untuk menjauh dari area sungai. Dan mereka, ada yang masih makan di lesehan, sambil menunggu hujan reda. Tapi kemudian kita evakuasi, karena kita memang ada belajar dari tahun sebelumnya. Sehingga di karuhun sendiri tidak ada masalah, alhamdulillah,” jelas Nana.
Selain di Karuhun sebut Nana, sejumlah objek daya tarik wisata lainnya di wilayah Citengah juga dalam kondisi aman seperti Curug Gorobog, Nabawadatala, termasuk di kawasan Margawindu tidak ada masalah. Hanya saja sebut Nana, untuk Margawindu memang ada sedikit longsoran di arah menuju Cisoka.
“Itu memang ada longsoran tetapi bisa dilakukan upaya pembersihan, tapi secara umum tidak ada masalah,” ungkapnya.
Disinggung apakah kemungkinan akan ada effect negatif, terkait dengan kenyamanan dan keamanan pengunjung. Menurut Nana, Sumedang dari sisi geografis berbeda dari kabupaten lainnya. Destinasi di Sumedang, kalau tidak di lembah, di tebing.
“Nah, Sumedang sendiri kan panorama alamnya alamnya kan dahsyat ada sungai, ada gunung, ada lembah dan itu menjadi nilai jual bagi Sumedang. Kenapa Sumedang menarik karena ada itu, tugas kita, tidak hanya pemerintah. Pelaku usaha dan masyarakat adalah bagaimana mendrive itu bagaimana mengelola itu supaya tidak menjadi sebuah bencana, maka perlu ada semacam aturan atau reguralasi atau pendampingan bagaimana kita membuat sebuah destinasi yang ramah terhadap lingkungan, sehingga kita bisa memastikan ketika destinasi dibangun itu ekosistem alam tidak terganggu dan kemudian kita juga bisa memberikan kenyamanan kepada wisata dengan panorama dan alam yang indah cuman mungkin implementasinya tidak mudah, perlu ada pengawasan, dan regulasi yang mengatur itu,” tandasnya. ***