Akibat TPT Jebol, Jalan ke Dayeuh Luhur Terancam Terputus
- Penulis: Fitriyani Gunawan
- Editor: Redaksi
- Terbit: Jumat, 28 Des 2012 08:33 WIB
GANEAS – Sejumlah pekerja dari CV Bhineka Karya mulai memperbaiki Tembok Penahan Tanah (TPT) yang jebol Selasa malam lalu. Pengerjaan mulai dilakukan dengan membuat pondasi baru, sejak Kamis (27/12). Karena hawatir imbas dari longsornya TPT, dapat menggerus bahu jalan hingga dapat memutus jalan menuju ke Objek Wisata Ziarah Dayeuh Luhur.
“TPT yang longsor itu persis dipinggir jalan menuju Dayeuh Luhur, padahal itu siangnya baru selesai dibangun tapi pas malam diguyur hujan deras, hingga TPT-nya jebol kembali,” ujar Kepala Desa Ganeas, Asep Tophan S.Ip, di ruang kerjanya, kemarin.
Sementara itu sejumlah pekerja membenarkan pengerjaan perbaikan TPT dipercepat, mereka pun membantah jika pekerjaan TPT sebelumnya jebol karena kontruksi bahan yang tak sesuai. “Jangankan yang baru, yang lama saja bisa jebol. Karena air yang menerjang TPT ini merupakan kiriman dari air yang ada di atas bukit. Hujan menyebabkan bukit itu longsor dan menyumbat aliran drinase, hingga seluruh airnya tertumpah ke TPT ini yang siangnya baru beres, makanya langsung jebol,” papar Dayat, seorang pekerja dari CV Bhineka Karya.
Pihak CV pun diyakini Dayat, akan merugi besar akibat kejadian tersebut. Pasalnya mereka harus membuat pondasi baru, dan mengeruk bongkahan longsoran dari dasar sungai. “Bagi pemborong ini akan rugi dua kali lipat, karena pengerjaannya dikerjakan dari nol lagi,” ungkapnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab si pemborong kata, Dayat, pemilik perusahaan CV Bhineka Karya untuk menambah nilai anggaran pembangunan TPT itu terpaksa menjual motor kesayangannya. “Si bos sudah siap bertanggung jawab dengan kejadian ini, bahkan si bos juga sampai menjual motor kesayangannya untuk menutup kekurangan anggaran,” terang Dayat.
Meski demikian akibat tak adanya papan anggaran, Dayat dan sejumlah pekerja lainnya tak mengetahui berapa nilai kontrak anggaran dari pembangunan TPT di jalur jalan PU Kabupten itu.
TPT yang dibangun di sungai Loa, sebenarnya menurut Dayat tak terlalu beresiko, karena aliran air yang mengalir di sungai itu hanya ada pada saat hujan turun. Dari tinggi 14 meter, sebut Dayat rencananya akan dikerjakan dengan format kontruksi terasering.
Pengerjaan kemarin sebutnya, merupakan pengerjaan awal di bagian pondasi dengan panjang 16 meter dan tinggi 5 meter, sebelum dilakukan pengerjaan lanjutan. “Rencana memang akan dibangun seperti terasing, tapi tak tahu dikerjakan oleh pengembang siapa, mudah-mudahan oleh kita lagi karena kita sekarang bertanggung jawab, memperbaiki TPT ini,” ungkapnya.(ign)