Camat Darmaraja: Tempat Wisata yang Langgeng Selalu Diikat dengan Budaya

Camat Darmaraja, Widodo Heru P saat menjadi salahsatu narasumber dalam acara Teras Pendopo Darmaraja mengemukakan pendapatnya rata-rata sejumlah tempat wisata dapat langgeng (bertahan) selalu diikat dengan budaya.
Kosam Darusman/SUMEDANGONLINE
Camat Darmaraja, Widodo Heru P saat menjadi salahsatu narasumber dalam acara Teras Pendopo Darmaraja mengemukakan pendapatnya rata-rata sejumlah tempat wisata dapat langgeng (bertahan) selalu diikat dengan budaya.

SUMEDANGONLINE – Camat Darmaraja, Widodo Heru P saat menjadi salahsatu narasumber dalam acara Teras Pendopo Darmaraja mengemukakan pendapatnya rata-rata sejumlah tempat wisata dapat langgeng (bertahan) selalu diikat dengan budaya.

“Diikat dengan budaya, sehingga mereka konsisten. Pengunjungnya tidak pernah surut, karena ada yang dilihat,” ujar Camat Darmaraja.

Dikatakan dia ketika orang lain berbicara milenial, digital, dan sebagian dari mereka mempertahankan keaslian budaya mereka sehingga membuat para pengunjung penasaran.

Baca Juga  Petugas Gabungan Bersihkan Areal Taman Endog

“Selain kita mengikuti era milenial, tapi kita tetap melihat budaya. Tetap harus dijaga kelestariannya,” tandasnya.

Dikatakan dia terkait pengembangan potensi seni budaya yang ada di Darmaraja sudah di sampaikan camat pada para pelaku seniman salahsatunya dengan menggelar Teras Pendopo Darmaraja. Sebagai ajang latihan unjuk kabisa, dan edukasi bagi para seniman.

Baca Juga  Lewat Autodebet, BRI Berikan Kemudahan Bagi Peserta JKN-KIS

“Kita nanti jadwalkan seni budaya yang ada di Kabupaten Sumedang, tampil setiap malam minggu di sini di Teras Pendodo Darmaraja, yang kita undang bukan hanya teman-teman yang ikut hadir secara simultan, tanpa undangan, tapi nanti kita hadirkan. Misalnya para pelajar sehingga mereka yang merupakan generasi penerus terhadap kelangsungan budaya itu. Dapat mempertahankan budaya,” jelas dia.

Tak hanya itu sebut Camat, Teras Pendopo Darmaraja juga harus dapat mengundang para ahli budaya, dan seniman.

Baca Juga  Flemming Moller: Baru Pertama Naik Kuda Renggong

“Kenapa, karena kalau sesuai agama sanadnya harus jelas. Jadi, budaya Sunda tentang misalnya, kacapian itu seperti apa. Supaya tidak salah dalam memperkenalkan harus ada ahlinya, supaya seni kecapi itu dapat terjaga karakternya,” ungkapnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ingin menerima update terbaru dari SUMEDANGONLINE OK TIDAK