SITURAJA – Dengan nada berapi-api di hadapan Gubernur Jawa Barat, Entis, salah satu perwakilan warga Situraja, menyampaikan keluhan masyarakat Situraja ke Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher), yang hadir menyaksikan gelaran Wayang Golek dalam rangka Gubernur Saba Lembur, Sabtu (22/09) malam.
“Aing salaku patani didieu jeung dulur-dulur sakabéh nu aya disabudeureun alam ieu. Katempo ku saréréa kumaha ayeuna (walungan) Cicapar. Kasaksian ku sadayana, mangga tingal teu percanten mah, termasuk ku pak gubernur mangga tingali, kumaha kaayaan Cicapar ayeuna. Abdi nitip ka amanatan ku para patani sadayana, rék dikumaha keun anak incu aing, walunganna ogé saat, ayeuna aing teu bisa nyawah, untung aing bisa kénéh dahar, kumaha anak incu aing kahareupna (Saya sebagai petani di Situraja, dan semua petani yang ada di sekitarnya. Terlihat oleh kita semua, bagaimana kondisi sungai Cicapar sekarang, jika tak percaya silakan lihat sendiri, termasuk pak gubernur silakan lihat, bagaimana kondisi sungai Cicapar sekarang. Saya titip ini karena membawa amanat dari para petani. Mau dibagaimanakan anak dan cucu kami ke depan, akibat sungai kering, petani tidak bisa bertani, masih beruntung kami masih dapat makan, tapi bagaimana anak cucu kami ke depan),” ujar Entis di sela-sela dialog Gubernur dan si Cepot, kemarin.
Menanggapi hal itu kang Aher, ia mengaku akan melakukan penelitian lebih lanjut dan ia pun berjanji akan memberikan bantuan untuk masyarakat terutama bagi para petani agar lebih maju. Untuk menanggulangi kekeringan tersebut dikatakan Aher, pihaknya akan menyediakan bibit kayu yang berkualitas melalui usulan ke Perhutani dan BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam).
“Sekarang, kan yang ditanam itu kebanyakn pinus, itu kurang baik untuk mengikat air. Mudah-mudahan ke depan bisa diganti. Inti dari aspirasi tadi, maysarakat petani ingin bertani dengan air yang mencukupi, Insyaallah. Apalagi jika melihat cuaca, hujan di Jawa Barat cukup pertahunnya mencapai rata-rata 81 miliar meter kubik,” ungkap kang Aher.
Untuk hal itu, lanjut Aher, tinggal masyarakat Jawa Barat saat ini mampu mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, dengan memelihara hutan. “Agar air yang dikucurkan oleh Allah ketika hujan tidak langsung mengalir begitu saja, tetapi mampu terikat oleh akar-akar tanaman, peliharalah hutan. Karena nanti air akan dialirkan secara bertahap, menjadi sumber mata air. Sehingga ketika musim hujan tidak ada banjir dan musim kemarau tidak sampai ada kekeringan,” lanjut gubernur yang telah menerima 70 penghargaan selama menjabat Gubernur Jawa Barat itu.
Menyinggung pendidikan di Jawa Barat, lanjutnya, saat ini pendidikan di Jawa Barat mulai dari SD hinggal SMP sudah gratis biaya pendidikan. Namun, tentu saja menurut kang Aher, tidak semua gratis seperti seragam sekolah dan buku-buku tulis yang merupakan kewajiban orang tua.
“Kalau masyarakat memang inginnya gratis semuanya, kalau sepatu dan seragam itu kan tugas orangtua. Saya juga menerima pertanyaan dari ibu-ibu, kapan SMA di gratiskan, Insyallah, ke depan sampai tingkat SMA pun akan digratiskan secara bertahap, mulai dari yang tidak mampu. Yang pentig dari semua itu, orang Jawa Barat harus pinter dan cerdas,” tambah kang Aher.
Di tempat yang sama Aher pun mengatakan jika Jawa Barat telah menerima penghargaan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari Pemerintah Republik Indonesia melalui BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan Menteri Keuangan yang diserahkan langsung oleh wakil presiden Republik Indonesia. “Karena Jawa Barat sebagai provinsi yang laporan keuangannya termasuk bagus,” pungkas Aher.(ign)