PERJALANAN KE LUAR ANGKASA

Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (shalallohu a’laihi wasalam), sekitar 15 abad yang lalu sampai dengan saat ini masih terjaga keutuhannya, sehingga dengan demikian hal ini adalah merupakan salah satu mukzijat terbesar yang diberikan Alloh (subhanahu wa’taalla) kepada Nabi Muhammad – yang tidak bisa membaca dan menulis.

Keajaiban Al Qur’an tidak hanya itu, namun kebenaran isi dari ayat-ayat di dalamnya terbukti secara ilmiah / science diakui oleh semua orang, namun ada yang mengimaninya dan ada juga yang tidak.

Sesuai dengan Rukun Iman, seorang Muslim belum dikatakan beriman bila tidak mengimani atau mempercayai kebenaran Al Qur’an. Namun sejauh mana tingkat keimanan tersebut tentunya tergantung kepada tingkat keilmuan seseorang serta hidayah yang diberikan oleh Alloh swt.

Adapun tingkat keimanan dari seorang Muslim yang paling tinggi adalah golongan dari “ullul albab” yaitu golongan-golongan dari mereka yang selalu merenungkan bagaimana Alloh menciptakan bumi dan langit dengan segala isinya, sehingga dengan itu keimanannya semakin bertambah dan semakin yakin akan Kebesaran dan Kekuasaan Alloh – Tuhan Pencipta seru sekalian alam.

Untuk itu, marilah di bulan suci Ramadhan (1431-H) ini kita mengukur diri dan mengimani sejauh mana keimanan kita terhadap Al Qur’an tersebut, tidak hanya “katanya” atau “cenah“, namun melaikan benar-benar menyakini dengan membuktikan kebenaran dari ayat-ayat dalam Al Qur’an tersebut. Sehingga dengan demikian akan timbul suatu keyakinan akan kebenaran dari ayat-ayat tersebut.

Sekarang marilah kita ambil salah satu ayat dalam Al Quran yang mengatakan tentang keadaan Luar Angkasa, diantaranya di dalam QS Ar Rahman : 33

يَـٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ إِنِ ٱسۡتَطَعۡتُمۡ أَن تَنفُذُواْ مِنۡ أَقۡطَارِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ فَٱنفُذُواْ‌ۚ لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلۡطَـٰنٍ

“Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus [melintasi] penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan” (33)

Bila kita artikan dari ayat tersebut di atas, Alloh memberikan suatu ‘tantangan’ kepada para Jin dan Manusia untuk menembus [melintasi] penjuru langit dan bumi (Luar Angkasa), namun tidak akan dapat menembusnya melainkan harus dengan kekuatan yang besar !

Nah.., sekarang sejauh mana upaya manusia dapat menembus luar angkasa tersebut seperti yang di-firmankan dalam Al Qur’an itu ? Apakah benar harus dengan kekuatan (power) yang besar ?

Kebenaran dari ayat Al Qur’an tersebut baru dapat dibuktikan pada abad ke 20, atau sekitar 15 abad setelah Al Qur’an diturunkan, yaitu salah satunya dengan telah berhasilnya manusia menginjakan kakinya pertama kali di Bulan, pada tanggal 20 July 1969, dengan menggunakan suatu Rocket – Apollo 11.

APOLLO 11

Adalah sebuah pesawat luar angkasa yang telah berhasil membawa manusia ke Bulan, yang merupakan suatu ambisi keberhasilan Amerika Serikat yang waktu itu sedang terjadi perang dingin dengan Uni Soviet. Rocket itu diluncurkan pada tgl. 16 July 1969 dari Florida – US dengan 3 astronauts yaitu:  Neil Alden Armstrong, Michael Collins, dan Edwin Eugene “Buzz” Aldrin, Jr. Pada tanggal 20 July 1969, Neil Amstrong dan Michael Collins, telah berhasil menginjakan kakinya di permukaan Bulan selama 21 jam 31 menit dan telah berhasil kembali ke Bumi dengan membawa batuan (rock) dari Bulan seberat 21,55 kg, dengan mendarat di Lautan Pasific pada tanggal 24 July 1969.

Bagaimana upaya ketiga astronauts tersebut bisa sampai ke Bulan (moon), dan apa saja upaya mereka untuk bisa sampai menembus luar angkasa sampai akhirnya bisa mendarat di Bulan..?

Untuk dapat menjelaskan dan meyakinkan terhadap isi ayat Al Qur’an (QS Ar Rahman:33) itu, berikut ini gambaran tentang besarnya tenaga / power yang harus disiapkan, diantaranya sbb:

Video – Rocket Apollo 11:

http://www.youtube.com/watch?v=CxgBhvmCuJ4
http://www.youtube.com/watch?v=0dgFDqXDVps&feature=related

Rocket yang membawa astronaut’s dalam missi Apollo 11 itu diberinama “Saturn V” yang diluncurkan pada tanggal 16 July 1969, memiliki ukuran (dimensi) sbb: Tinggi 110.6 m, Diameter 10.1 m, Berat 3,039,000 kg, dengan menggunakan bahan bakar Hydrogen Cair (LH2) atau Oxygen Cair (LOX),

Rocket tsb. memiliki kapasitas Angkut (Payload) s/d Orbit Bumi (ketinggian 2000 km dari permukaan bumi) adalah sebesar 119,000 kg, dan kapasitas angkut s/d permukaan bulan adalah sebesar 45,000 kg.

Rocket tersebut memiliki 3 ruas tingkatan (stages) dengan daya dorong untuk masing sbb:

First StageS-IC

Engines 5 Rocketdyne F-1

Thrust 7,648,000 pounds-force (34,020,000 N)

Specific impulse 263 sec (2580 N-s/kg)

Burn time 150 seconds Fuel RP-1/LOX

Second StageS-II

Engines 5 Rocketdyne J-2

Thrust 1,000,000 pounds-force (4,400,000 N)

Specific impulse 421 sec (4130 N-s/kg)

Burn time 360 seconds Fuel LH2/LOX

Third StageS-IVB

Engines 1 Rocketdyne J-2

Thrust 225,000 pounds-force (1,000,000 N)

Specific impulse 421 sec (4130 N-s/kg)

Burn time 165 + 335 seconds (2 burns)

Fuel LH2/LOX

Bila dilihat begitu besarnya kapasitas rocket tersebut, berarti kebenaran dalam QS-Ar Rahman : 33 adalah benar adanya  “kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan” atau power yang begitu besar.

Bagaimana hal itu terjadi secara “sunatullah” atau ilmu pengetahuan alam (science) ? Secara garis besar dapat dijelaskan abb:

Jarak dari Bumi ke Bulan bila ditarik tegak lurus, jaraknya bervariasi karena lintasan Bulan mengelilingi Bumi adalah berupa ellips,

Jarak terdekat                 = 221.463 miles          = 356.623 km

Jarak terjauh                   = 238.857 miles          = 385.633 km

Untuk supaya bisa sampai ke Bulan, rocket yang diluncurkan dari Bumi harus berupaya melawan gaya graviatasi bumi dan lintasannya harus “berlawanan” dengan arah perputaran bumi, sehingga nantinya akan terpental semakin lama semakin jauh meninggalkan permukaan bumi (menggunakan rocket pendorong stage 1 + stage 2).

Setelah rocket tersebut keluar dari “Orbit Bumi” (LEO: Low Earth Orbit), maka gaya gravitasinya akan semakin berkurang, sehingga rocket pendorongnya cukup hanya menggunakan Stage 3.

Untuk dapat mendarat ke Bulan, rocket tersebut harus mengikuti arah perputaran Bulan, supaya semakin lama semakin mendekat. Untuk pendaratan ke Bulan dari dalam rocket tersebut dikeluarkan pesawat untuk pendaratan yang diberinama Lunar Module (LM).

Dari ketiga astronauts tersebut, yang turun ke permukaan bulan dengan menggunakan pesawat LM tersebut adalah  Neil Alden Armstrong dan Michael Collins, sementara Edwin Eugene “Buzz” Aldrin, Jr masih berada di dalam rocket tersebut untuk mengendalikannya sambil mengitari Bulan.

Setelah menginjakan kakinya di Bulan selama 21 jam 31 menit, Neil Alden Armstrong dan Michael Collins dengan menggunakan Lunar Module tersebut naik kembali dari permukaan bulan sampai dengan ketinggian rocket yang dikendalikan oleh Edwin Eugene “Buzz” Aldrin, Jr.

Selanjutnya Neil Alden Armstrong dan Michael Collins bergabung kembali ke dalam rocket tersebut, sementara Lunar Module-nya ditinggalkan dan jatuh kembali ke permukaan Bulan setelah bahan bakarnya habis.

Perjalanan dari Bulan (moon) menuju ke Bumi (earth), tidak seperti dari Bumi ke Bulan, karena di Bulan gaya gravitasinya kecil atau tidak sebesar di Bumi, selain itu karena masih adanya pengaruh gaya tarik Bumi maka dengan mudahnya rocket tersebut meninggalkan Bulan keluar dari orbitnya.

Dengan didorong oleh rocket tersebut selanjutnya para astronauts tersebut memasuki kembali kedalam orbit Bumi searah dengan perputaran bumi dan karena pengaruh gaya gravitasi bumi semakin lama akan semakin mendekati ke permukaan Bumi.

Selanjutnya setelah masuk ke dalam orbit bumi, maka rocket pendorong itu dilepaskan dari kabin astronauts dan dijatuh ke laut. Adapun para astronauts tersebut dengan menggunakan Apollo Command Module selanjutnya memasuki ke dalam atmosphere bumi dan mendarat di laut dengan menggunakan Perasut di Lautan Pasifik (dekat ke California)

Command Module tersebut pada saat mendarat di laut sudah dilengkapi dengan pelampung di sekelilingnya, dan team penyelamat dari US NAVY bersama President America (Richard Nixon) sudah siap-siap menyambutnya dan meberikan ucapan selamat.

KAJIAN ILMIAH

Bagaiman perhitungannya untuk dapat menembus [melintasi] penjuru langit dan bumi, seperti yang disebutkan dalam QS Ar Rahman : 33 itu ?

Untuk mengimani akan besarnya Kagungan Alloh, tidak cukup hanya mendengar dan melihat saja, akan tetapi harus dapat sampai meyakini dengan akal dan logika, sehingga dengan keyakinan tersebut akan menjadikan semakin bertambahnya nilai keimanan itu.

Jarak dari Bumi ke Bulan bila ditarik tegak lurus (yang terjauh) adalah sekitar 385,000 km (239,100 miles), sedangkan jarak tempuh / jelajah rocket Apollo-11 sampai ke Bulan adalah sekitar 600,000 miles (966,184 km). Hal ini disebabkan rocket tersebut tidak bisa menempuh perjalan secara tegaklurus karena pengaruh gaya tarik bumi, sehingga perjalanannya harus berlawanan dengan arah perputaran bumi.

Kecepatan rocket tersebut supaya bisa menempuh Orbit Bumi (sekitar 2000 km di atas permukaan bumi) adalah 28,175 km/jam (17,500 mph) dan kemudian tingkatkan menjadi 35,000 km/jam.

Sedangkan supaya bisa meninggalkan Orbit Bumi (sekitar 6000 km di atas permukaan bumi), rocket tersebut harus dilengkapi dengan “translunar injection” (TLI), dengan kecepatan 28,062 km/jam sampai dengan 39,000 km/jam,

Sehingga dengan demikian rocket tersebut dapat meninggalkan Orbit Bumi dan akhirnya akan terlepas dari gaya gravitasi bumi  (g = 0 m/dt²).

PERHITUNGAN

Nah.., sekarang bagaiman menafsirkan QS Ar Rahman : 33 tersebut secara ilmiah (science) ?

Bila “mufasirin” nya adalah seorang “scientist”, maka tentunya akan dapat menerjemahkan arti yang sesungguhnya sesuai dengan kajian ilmiah. Cara menafsirkan ayat tersebut adalah suatu analog: “bagaimana agar suatu benda bila dilempar ke atas tidak jatuh kembali ke permukaan bumi”

Hal ini bisa dibuktikan dengan menggunakan perhitungan mekanika dasar (fisika) sbb:

 

maka,  Vo  (kec.awal) itu adalah : 10,850  m/dt atau 10.85 km/dt atau 39,060 Km/jam

Dari perhitungan tersebut di atas, ternyata kecepatan rocket itu sama dengan kecepatan (awal) yg harus dipersyaratkan sesuai dengan QS Ar Rahman : 33.

Dengan demikian berarti Rocket Apollo-11 itu benar dan terbukti bisa sampai ke Luar Angkasa, (seperti yang disebutkan dalam QS Ar Rahman : 33)

Bila sekarang sudah bisa menyaksikan dan membuktikan kebenaran Al Qur’an seperti tersebut di atas, apakah kita masih belum percaya akan kebenaran Al Qur’an ? atau masih mempercayai “kitab suci” lainnya…? Adakah kitab suci selain Al Qur’an yang dapat dikaji secara ilmiah kebenarannya..? Untuk itu…, kenapa Al Qur’an tidak dijadikan sebagai sumber dari segala sumber keilmuan…? Masih kan akan mencari nikmat selain yang telah diperintahkan dalam Al Qur’an…?

فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

“Maka ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”?

Memang sangat disayangkan sekali bila Umat Islam sebagai memilik sumber keilmuan tersebut masih tidak mau belajar dan mempelajari Al Qur’an…! Sementara orang di luar sana 40tahun yang lalu sudah bisa ke Bulan, kini Umat Islam masih disibukan dengan hal-hal yang sifatnya ‘Khilafiyah” sehingga semakin lama ilmu pengetahuan Umat Islam itu akan semakin kerdir jadinya..!

Betapa tidak…! kini yang timbul di masyarakat kita adalah munculnya berbagai macam aliran yang saling meng-claim dirinya yang paling benar dan menganggap orang lain yang tidak sesuai dengan alirannya “tidak sah” atau “bid’ah”…!

Semoga dengan kajian sederhana tersebut di atas, dapat menggugah semua umat Islam, untuk BANGKIT dan BELAJAR, sehingga umat Islam nantinya dapat menjadi umat yang terbaik dari semua umat manusia, seperti yang difirmankan dalam QS Ali Imran : 110

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ‌ۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡڪِتَـٰبِ لَكَانَ خَيۡرً۬ا لَّهُم‌ۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَڪۡثَرُهُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ (١١٠

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (110)

Maha Benar Alloh dengan Segala Firman-Nya.

Wabillahit taufiq wal hidayah,

Dubai, 15 August 2010,
Salam Sono ti Urang Wado,
Ir.H.Surahman,M.Tech,M.Eng

Respon (3)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *