Peternak Madu Teuweul kebanjiran permintan madu.

Iwan Rahmat/SO/SUMEDANG ONLINE

Peternak Madu Teuweul kebanjiran permintan madu.

Wabah Covid-19 Merebak, Konsumsi Madu Teuweul Meningkat

SUMEDANG – Permintaan akan madu teuweul terus meningkat seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Kabupaten Sumedang bahkan Indonesia. Hal itu diakui sejumlah peternak madu yang ada di Dusun Pasir Banteng, Desa Nagarawangi Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang.

Menurut Roni Hidayat, pasca merebaknya wabah Covid-19, permintaan madu teuweul terus mengalami peningkatan secara signifikan. Masyarakat meyakini jika mengonsumsi madu mempercepat proses penyembuhan Covid-19.

“Iya, semenjak merebaknya kasus corona, permintaan madu teuweul jadi naik. Konon bisa menyembuhkan Covid-19,” kara Roni Hidayat. Senin 12 Juli 2021.

Saking banyaknya permintaan akan madu, dia mengaku kewalahan untuk mencukupi permintaan konsumen dari berbagai wilayah di sekitar Jawa Barat bahkan Banten.

Roni mengaku seharinya mampu menjual enam botol madu teuweul dengan ukuran 80 mili liter dengan harga jual Rp 50 ribu perbotolnya.

Diakui Roni, semula dia membudidayakan madu teuweul, karena dirinya berkecimpung di dunia lingkungan. Sehingga memiliki program untuk menyelamatkan hewan karena perkembangan lebah trigona terus berkurang. Seiring berjalannya program tersebut hingga menemukan potensi dari lebah trigona yang bisa dikembangkan dan dimanfaatkan.

Budidaya lebah teuweul ini awalnya sendiri, namun ketika orang yang memiliki tujuan sama, akhirnya tahun lalu membentuk kelompok tani lebah, kelompok yang fokus dilebah trigona.

Roni yang tengah menyelesaikan gelar doktor di Universitas Padjadjaran (Unpad) berharap ke depannya bisa lebih mengembangkan target produksi dan memberikan manfaatnya kepada masyarakat dari budidaya ini.

“Rencana kedepannya lebih kepada peningkatan ekonomi masyarakat setelah potensi muncul mungkin kedepannya kita akan membentuk koperasi berbasis prodak untuk warga,” tutupnya.

Camat Rancakalong Ili mengatakan pihaknya mengapresiasi gagasan yang dimiliki warga Rancakalong itu terutama soal budidaya lebah trigona untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Tim kecamatan langkah awal mencari mitra dimasyarakat, kalau sudah ada kita akan mendorongnya, kita fasilitasi dan sudah ngobrol dengan pemerintah Desa dengan rekan-rekan. Mudah-mudahan nanti kita bisa mendorong membantu masyarakat yang sudah punya inisiatif,” ucapnya.

Menurutnya, budidaya lebah teuweul dimasa pandemi sangat tepat. Sebab, adanya kebijakan pemerintah yang membatasi aktivitas masyarakat diluar rumah. Sehingga, budidaya lebah ini merupakan kegiatan yang cocok harus dikembangkan karena aktivitasnya dilingkungan rumah. ***