SUMEDANGONLINE, Cimanggung: Jalannya menanjak dan berkelok-kelok untuk sampai ke kantor Desa Pasirnanjung, Kecamatan Cimanggung. Lokasi desa yang berada dataran tinggi di lereng pegunungan Kareumbi barat. Di kawasan berpenduduk 9.327 jiwa ini pemandangan alamnya luar biasa, bisa melihat Bandung dan sekitarnya dari ketinggian.
“Sebelum ke kantor desa dan berdialog dengan warga dalam kunjungan kerja sapa warga saya diajak melihat tempat wisata di depan kantor desa. Nama tempat wisatanya Pasirnanjung Geulis. Ada lahan hampir 9 hektare milik desa yang sedang dikembangkan,” ujar Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir saat mengunjungi lokasi yang akan dijadikan Desa Wisata oleh Pemerintah desa setempat.
“Saat kunjungan kerja ini, saya ajak Kepala Diparbudpora, Kepala DPMD Sekretaris Dinas PUTR, Sekretaris Diskop UMKM PP. Pemerintahan desa bisa bersinergi dengan Pemkab Sumedang dan swasta dalam mengembangkan potensi desanya sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat.”
Sejak dua bulan lalu, desa ini terus mengembangkan diri untuk mewujudkan sebagai desa wisata. Potensi alam, dikonsep ekowisata sebagai daya tarik bagi para pengunjung.
Kepala Desa Pasirnanjung, Susi Herawati mengatakan anggaran pengembangan desa wisata tidak masuk dalam APBDes.
Karena masih difokuskan pada pengembangan UMKM dan BLT, melainkan bersumber dari dana CSR PT. Skorindo. Bersyukur, pihaknya dapat support dari PT. Skorindo.
Karena, Dana Desa belum turun dan itu pun hanya dianggarkan untuk UMKM dan BLT. Saat kunjungan Bupati pada Rabu, 8 Februari 2022 lalu dia mengeluarkan konsep akan membangun desa wisata di sana.
“Sekarang, baru mencapai 50 persen dengan dana yang sudah terpakai mencapai Rp. 35 juta,” ucap dia.
Kendati pembangunan belum sempurna, sampai saat ini dana yang sudah dipakai dari awal sampai sekarang itu sekitar Rp35 juta.
Kepala Dusun Pangkalan Andriana mengatakan, total luas lahan yang digunakan untuk pengembangan desa wisata tersebut seluas 9 hektar lebih yang merupakan tanah carik desa.
“Luasan tanah carik desa yang digunakan ada 9 hektar. Adapun yang dipakai untuk desa wisata baru sekitar empat sampai enam ratus tumbak,” ujarnya. ***