SUMEDANG – Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menegaskan agar seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), terutama dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) secara murni dan konsisten.
“Jadi SOP-nya seperti apa harus dilaksanakan, mulai dari pemilahan dan pengolahan bahan baku, hingga penyajian makanan. Selain itu, harus memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS),” kata Bupati Dony seusai memimpin Rapat Koordinasi Forkopimda Evaluasi Penyelenggaraan MBG di Aula Tampomas, Senin (6/10/2025).
Dalam rakor tersebut, disepakati peningkatan efektivitas pengawasan terhadap seluruh dapur MBG oleh unsur TNI, Polri, Pemda, SKPD, serta pemerintah kecamatan dan desa.
“Semuanya akan turun ke lapangan untuk memastikan SOP dijalankan dengan benar. Jika SOP dijalankan dengan baik, maka hal-hal yang sempat terjadi kemarin tidak akan terulang lagi,” tegasnya.
Bupati juga berharap seluruh stakeholder yang terlibat dalam MBG dapat kompak, saling menguatkan, dan berbagi dalam menyelesaikan kendala di lapangan.
“Saya ingin semuanya kompak, saling menguatkan dan berbagi. Kalau ada kendala seperti perebutan sasaran, nanti akan dibantu oleh koordinator kecamatan agar penyalurannya tepat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati Dony mendorong penggunaan bahan pangan lokal dari para petani di Sumedang untuk mendukung perekonomian daerah.
“Kami mengajak SPPG dan mitra dapur menggunakan produk lokal, pangan lokal dari petani dan pengusaha di Sumedang. Tentu dengan bahan yang berkualitas dan harga kompetitif,” tutur Dony.
Ia juga menegaskan bahwa Pemda akan mempercepat sertifikasi Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dan penerapan sistem pemilahan sampah sejak dari sumber.
“Harus ada pemilahan sampah dari sumbernya, jadi tidak menimbulkan sampah baru yang menumpuk,” katanya.
Untuk dapur SPPG yang masih dalam proses perizinan, Dony menjelaskan akan diberlakukan tahapan jumlah penerima manfaat.
“Nanti bertahap, tidak langsung empat ribu porsi, tapi mulai dari seribu porsi dulu agar bisa terbiasa mengolah dalam jumlah besar,” jelasnya.
Pemda Sumedang, lanjutnya, berkomitmen untuk terus menyukseskan program MBG secara optimal.
“Kalau program ini berjalan dengan baik, ekonomi lokal akan bergerak, karena bahan pasokan berasal dari Sumedang, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Dony.
Menurutnya, pelaksanaan MBG yang tepat akan berdampak langsung terhadap kualitas generasi masa depan.
“Jika MBG cepat terealisasi, maka anak-anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita akan segera mendapatkan gizi yang cukup. Ini bagian dari ikhtiar kita menciptakan generasi yang sehat, kuat, dan cerdas. Kuncinya ada pada pengelolaan dan pengolahan yang aman serta higienis,” pungkasnya.***