FESTIVAL PERMAINAN TRADISIONAL
- Penulis: asnang
- Editor: Redaksi
- Terbit: Kamis, 15 Jul 2010 10:11 WIB
Derasnya arus globalisasi dan percepatan tekhnologi tak bisa dibendung. Hanya dengan pelestarian dan perkuatan budaya tradisional, antara lain permainan anak-anak, dampak negatip dari arus budaya luar dan tekhnoligi itu bisa diseimbangkan. Pernyataan tersebut disampaikan Drs Toto Sucipto Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung saat menyaksikan Festival Permainan Tradisonal Anak dikomplek Gedung Srimaganti Musium Prabu Geusan Ulun Sumedang rabu 14/7 kemarin.
Jika individualis dipandang sebagai sikap dan budaya asing yang kurang cocok dengan kepribadian bangsa indonesia, maka hanya dengan memelihara dan memperkuat budaya lokal, kepribadian asli bangsa bisa dipelihara. Acara pestipal yang berlangsung dihalaman belakang komplek gedung srimaganti sumedang itu, beberapa permainan yang ditampilkan antara lain sorodot gaplok, dan egrang. Para pengunjung nampak terpukou menyaksikan anak-anak sekolah dasar itu bermain. Sementara itu menurut Ny. Aris warga asal Cibeureum Sumedang itu yang turut menyaksikan Festipal itu mengatakan, permainan anak-anak dulu lebih merakyat dan menjadikan anak mudah bersosialisasi, terlatih bekerja sama. Ia berharap pihak terkait bisa lebih menghidupkannya kembali ditengah-tengah masyarakat.