
KOTA – Lebih dari 500 warga yang berasal dari tiga desa, yang menamakan diri Forum Peduli Lingkungan yakni Desa Cilangkap, Desa Sekarwangi Kecamatan Buah Dua dan Desa Narimbang Kecamatan Conggeang, melakukan audiensi ke DPRD Sumedang. Warga tiga desa tersebut menyatakan dengan tegas penolakannya terkait penambangan geothermal di Gunung Tampomas.
Penolakan warga, dikatakan Ketua Forum Komunitas Peduli Lingkungan, Ani, didasarkan pada teori keilmuan dan hukum dengan mencermati budaya kinerja pelayanan publik, didalam sistem perencanaan proyek geothermal, yang dinilai tidak matang, dan tidak mengacu pada perencanaan Undang-undang sistem pembangunan dan asas-asas desentralisasi.
“Kami sepakat satu kata, bahwa kami menolak pembangunan geothermal. Selain kekhawatiran demi kehawatiran akan terjadinya hal-hal tidak diinginkan dalam penambangan geothermal ini, penolakan disebabkan, dalam proses pembambangan geothermal ini tidak mengacu perencanaan Undang-undang sistem pembangunan dan asas-asas desentralisasi, seperti pihak perusahaan dan pemerintah pusat tidak memerhatikan asas transparansi, asas sosialisasi, dan asas kepastian hukum,” ujarnya dihadapan Ketua DPRD Sumedang Yaya Widarya dan anggota dewan lainnya, di gedung DPRD Sumedang, Senin (31/10).
Dijabarkannya, perencaan yang tidak matang ini, katanya, terlihat dari aspek bahwa penambangan geothermal di Gunung Tampomas yang akan dilakukan oleh PT Wika Jabar, tidak memerhatikan asas transparansi, yang mana pemerintah dan PT Wika Jabar, telah melecehkan warga dengan menganggap bahwa warga sekitar penambangan bodoh dan tidak mengetahui informasi terkait dampak negatif yang ditimbulkan dalam proyek penambangan geothermal.
“Kami warga desa sekitar penambangan merasa dilecehkan, sebab selama ini, pemerintah telah menganggap bahwa kami hanya warga bodoh, yang tidak mengetahui dampak-dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari proyek geothermal ini. sehingga kejelasan informasi terkait hal ini terputus dari warga,” ujarnya.
Selain itu, proyek geothermal yang dikatakan ramah lingkungan oleh pihak pengembang (PT Wika) tidak bisa dipertanggungjawabkan, sebab, katanya, semua jenis usaha pertambangan paling merusak alam dan lingkungan.
“Tidak ada yang bisa menjamin bahwa proyek geothermal ini ramah lingkungan, sebab jenis usaha pertambangan ini, apapun namanya, paling merusak alam, khwatirnya, proyek geothermal nantinya seperti Lapindo di Sidoarjo, yang terus menerus mengeluarkan lumpur,” terangnya.
Pemicu lain sehingga terjadi penolakan, yakni dalam proses sosialisasi yang sempat dilakukan, warga sekitar penambangan geothermal diangggap tidak berkompeten.
“Dan jangan kira, bahwa kami yang hanya orang dusun ini, tidak tahu menahu soal dampak positif maupun negatif yang mungkin ditimbulkan dalam proyek geothermal nantinya. Selain itu, pemerintah dalam memutuskan/mengeluarkan kebijakannya, harus mengacu dan memerhatikan aspek kearipan lokal warga sekitar,” katanya lagi.
Pada kesimpulannya, dikatakan Ani, seluruh warga menolak proyek pembangunan geothermal disebabkan proyek tersebut tidak layak untuk dikonsumsi warga sekitar Gunung Tampomas, karena akan merusak tatanan sosial, ekonomi dan ekosistem yang telah menjadi kearipan lokal warga sekitar.
“Karenanya, sekali lagi kami tegaskan, didasarkan pada itu semua, kami menolak geothermal, dan tolong agar izin terkait pembangunan geothermal ini ditinjau kembali untuk kemudian ditolak,” harapnya.
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi A DPRD Sumedang Ridwan Solichin mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Sumedang belum pernah mengeluarkan izin terkait penambangan geothermal ini. Adapun izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi dalam proyek geothermal ini yakni izin melakukan penelitian terkait potensi yang dimiliki Gunung Tampomas untuk penambangan tenaga panas bumi geothermal.
“Pemkab dalam hal ini dan hingga saat ini belum pernah mengeluarkan izin penambangan, sementara izin yang dikeluarkan oleh Pemprov pun baru sebatas penelitian terkait potensi goethermal di Gunung Tampomas. Jadi izinnya itu, belum sampai pada proses penambangan,” jelasnya.
Bilapun memang, seperti yang dilaporkan warga, bahwa saat ini telah terjadi proses menuju penambangan geothermal, maka ini jelas menyalahi aturan, dan katanya, terkait ini, Komisi A akan segera menggelar rapat kerja dengan Distamben dan instansi terkait lainnya.
“Bila memang proses menuju penambangan telah dimulai pada saat ini, maka ini jelas telah menyalahi aturan. Maka dalam waktu dekat, kami akan panggil Distamben,” terangnya.
Lebih lanjut, Ridwan menambahkan, bila warga memang menolak dengan penambangan geothermal ini, maka dalam hal ini DPRD Sumedang akan se iya se kata dengan aspirasi warga sekitar proyek geothermal.
“Bila memang warga menolak dan tidak menghendaki, maka kami juga akan menolak. Yang pasti, kami tidak akan menghambat selama itu baik dan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Sumedang, apapun itu keputusan warga, entah itu penolakan maupun persetujuan dari warga, kami akan perjuangkan aspirasinya,” paparnya.
Ridwan menambahkan, dirinya lebih menitikberatkan penolakan warga terhadap buruknya komunikasi dan sosialisasi yang terjalin antara pemerintah terkait, pihak pengembang (PT Wika) dengan warga sekitar proyek geothermal.
“Jelasnya proyek geothermal ini kan proyek nasional dan merupakan program Pemprov. Tidak semata-mata Pemprov mengeluarkan izin untuk melakukan penelitian bila tidak didasarkan pada aspek untuk meningkatkan kesejahteraan warga Sumedang. Sehingga yang harus dicermati dalam hal ini terkait buruknya komunikasi dan sosialisasi yang dibangun pihak Wika dan pemerintah kepada warga sekitar lokasi geothermal. Hal ini pun akan menjadi agenda dalam rapat kerja kami dengan Pemkab dan instansi terkait lainnya,” pungkasnya. (dam)
hebat masarakat sudah pada berani menyampaikan kebenaran. apalagi disetai dengan unjukrasa yg arif dan tidak anarkis. suara rakyat adalah mutlak untuk di dengar karena kepala desa dan DPRD di pilih oleh rakyat. pecat dan adili aparat pemerintah yg tidak pro rakyat.
hatur nuhun Pa Ridwan Solihin, geuning salira masih nyaah keneh ka abdi sarerea. Ieu nu dipilarian ti kapungkur teh, wakil rakyat anu mihak ka Rakyat, da geuning ayeuna mah mani sesah milari pejabat sapertos salira teh. Insya Allah, lamun engke usum pemilu deui, sim kuring sareng rengrengan ti daerah anu di bela ku bapa, bakal ngadukung sareng ngabela ka salira. boh secara pribadi atanapi ka partai. Sanes nyarios wungkul pa, mangga uningaan ti ayeuna. Rakyat bakal ngadukung ka bapa. Hatur nuhun sakali deui.
sok atuh geura der eta proyek th lah…meh msyrakat…
Heuheuy…..Aya nu kapanasan euy….. awas Rakyat Buahdua,narimbang,…. cing caringcing….. ayeuna Indrajit keur nembakeun ajian Sirep Megananda-na………
alhamdulilah yach……. !!!!!!!
mudah-mudahan teu aya ujung-ujungna duit atanapi pencitraan kanggo anu ngabewarakeun.. sesuai hate anu ikhlas…
wani piro????
alhamdulillah…mugia bapa sing panjang yuswa,…amin…insya allah ku abdi sadaya di dorong ku doa mudah-mudahan niat kangko merjuangkeun masyarakat teh tiasa kalaksanakeun…amin deui ach……pokona mah hidup pa ridwan….!!!!!
panas bumi…panas hate…jadi teu tibra sare…
Halah raribut teuing euy…tanya diri sorangan….geus mere mangfaat naon maraneh ka balarea ? ulah ukur cungur we hararus ngoreksi batur, bari sorangan angger we leuwih mentingkeun beuteung sorangan…
Tah eta, hidup pa ridwan… partai naon pa? didukung lah. bapa sing ditangtayungan ku Allah swt, sing salamet dunya akherat.. amin…. sing teras ngabela ka rakyat anu lemah.
Ulah salempang pa Ridwan, Dapil sabaraha bapa teh ? Tabungan bapa kanggo tahun 2014 bakal pinuh pa…. kantun ngahangkeutkeun warga wungkul….teu sesah pa… asal sim kuring sarerea di belaan.
Hidup…..Pa Ridwan Solihin, Hidup Tampomas….Hidup Demokrasi……Hidup kaadilan….
Sanajan kakara beja….. tapi bejana ngagumbirakeun, yen izin resmi ti pemda, cenah can kaluar…. Nu matak geura sukuran jang….. mudah2an pangeran masihan nikmat nu langkung ageung kanggo masyarakat di sabudeureun Gunung Tampomas.
Hey …..urang Tampomas….. ulah tuluy reureuh berjuang teh…. sing angger semangat….pikeun merjuangkeun hak urang sarerea…….
ga enak akhirnya. di hadapan masuarakat akan memperjuangkan.tp akhirnya diharian sumedang 16/11/11. geotermal akan tetap jalan. yg menolak hnya sebagian kecil. mana atuh janji DPRD teh. tidak seperti waktu jadi calon. akan memperjuangkan aspirasi rakyat mana buktinya. yg jelas obral janji. kami sangat kecewa pada sikap wakil kami yg ada di DPRD. apa bapak/ibu wakil kami sudah mendapat iming dr PT. WIKA. contoh atuh kab Bandung di cihawuk itu realita. apa yg di peroleh rakyat&lingkungan. hanya kerusakan.
beuteung lewih penting tp kapentingan balarea oge penting. tp mun euweuh koreksi2 acan ti papada urang kumaha jadina. bangunlah jiwanya, bangunlah badanya. moal di aku ku ku sorangan ari geus berhasilmah perjuangan urang. sugan we mangpaat keur balarea.
cumuu’un nya, wakil urang teh meni kitu nya,…
mungkin yang penting selamat dan sejahtera pribadinya saja ta’ penting orang lain cu’exin saja!! weleh…keun bae ah batur ieuh. didadago 14 poe ti janji waktu pertemuan eh kalah kitu geuning nya jadina mah angger we, “masyarakat leutik ta mah, antep we, denge2 teuing”. emh kalo pemerintah dan wakil ra’yat sudah memiliki sifat ananiyah sprti gini bahaya. nu matak terrus be’juang ah..
Sumedang Kota Endah Teu Aya Bandingna ,,,
Sing Inget Wejangan Para Karuhun Sumedang,khususna Raja Sumedang Nu ngajadikeun baheula jeung ayeuna kota Sumedang teh kota nu Subur Sumedang Tandang.Dukung Warga Buah Dua Sareng Conggeang.Kahatur Bp.Ridwan Salaku Ketua Komisi A DPRD SMD Mugia Singhawatos Kasadayana Warga Sumedang.
teruskan perjuangan mu solidaritas warga tampomas. karena rencana pembangunan geothermal itu tidak sesuai dengan hati nurani rakyat dan sudah tdak sesuai dengan apa yg di sebut otonomi daerah. tolak saja sebelum terjadi. banyak contoh nyata kerusakan yg tejadi di darajat cihawuk dll.
dana csr yg di janjikan cuman omong kosong dan sesaat saja tidak berkelanjutan. bukti di darajat,kamojang dan cihawuk. pan masarakatmah angger ting koceak tingjorowok hanjakal ku dibangun proyek geothermal. loba nu jadi euweuh. mana nu di sebut rek ngamamurkeun teh. komo di sumedang tos aya jatigede atuh beuki katalangsara we rayat mah.
Jaman ayeuna mah urang teh da teu cekap ku pinter wungkul … tapi kedah “pinter-pinter” … tah sok ku urang kedah dipayunan ku pikiran anu ca’ang sareng hate anu tenang demi kamaslahatan khususna masyarakat Narimbang/Sekarwangi sareng sakitar. Amin …