[caption id="attachment_11219" align="alignleft" width="300"] Bertanya: Salah satu peserta mengacungkan tangannya untuk bertanya kepada para pemateri dalam acara Kupas Majalah Al-Wa’ie di Aula PUSDIKLAT GERKOPIN Jatinangor, Minggu (5/8).
[foto:Fengky Ari Anggara][/caption]Jatinangor – Lebih dari seratus peserta antusias memadati Aula Pusdiklat Gerkopin dalam acara kupas Majalah Al-Wa'ie. Acara yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Jatinangor, menghadirkan dua orang pengupas yakni Ustad Farid Wadjdi, SIP selaku Dewan Pengurus Pusat (DPP) HTI dan KH. Agus Akhyar Purakusuma (Ulama Jawa Barat), Minggu (5/8). Diungkapkan Ustadz Farid, Rasulullah saw diawal dakwahnya membentuk kader-kader dakwah yang faham syariah dan mengamalkannya. Lalu berdakwah dengan tujuan untuk membentuk kesadaran masyarakat agar umat menjadikan syariah sebagai kewajiban dan tuntutan aqidah. Dan juga mencari dukungan dari ahlul quwwah agar hukum-hukum islam ditegakkan. “Seharusnya dakwah itu mencontoh tiga inti dakwah Rasulullah saw yakni pembentukan kader, penyadaran masyarakat dan mencari ahlul quwwah (pemegang kekuasaan) agar syariah segera diterapkan dalam bingkai khilafah,” ujar redaktur majalah Al-Wa’ie itu. Diskusi hangat ini diawali dengan penyampaian sambutan dari Ketua HTI DPC Jatinangor, Ustad Rudi Harjo, S.Pt. Dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter kilasan singkat dakwah Hizbut Tahrir di berbagai negara. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan Tanya jawab dimoderatori Ustad Hisyam Mansyur, SIP selaku Sekertaris Jenderal (sekjen) DPC HTI Jatinangor dan ditutup dengan muhasabah dan doa oleh Ustadz Rudi. Penyampaian materi yang begitu inspiratif dan menarik dari Ustadz Agus Akhyar makin menarik perhatian peserta. Meski ada puluhan diantaranya yang tidak kebagian kursi, sehingga harus duduk di lantai, berdiri di belakang bahkan noong dari jendela. Namun pantauan SumedangOnline, semangat mereka tetap nampak sejak acara dimulai. Sesekali terdengar pekikan takbir. Tak sedikit ibu-ibu pengajian yang menitikkan air mata saat mendengarkan tausyiah dari Ustadz Rudi. Panitia berharap dengan diselenggrakannya kupas majalah yang mempunyai taggline ‘Membangun Kesadaran Umat” itu, diharapkan para peserta mengetahui betapa pentingnya dakwah syariah dan khilafah sebagai satu-satunya solusi bagi kehidupan.[faa]/SUMEDANG ONLINE

Peserta Kupas Majalah Al-Wa’ie Membludak

Bertanya: Salah satu peserta mengacungkan tangannya untuk bertanya kepada para pemateri dalam acara Kupas Majalah Al-Wa’ie di Aula PUSDIKLAT GERKOPIN Jatinangor, Minggu (5/8).
[foto:Fengky Ari Anggara]

Jatinangor – Lebih dari seratus peserta antusias memadati Aula Pusdiklat Gerkopin dalam acara kupas Majalah Al-Wa’ie. Acara yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Jatinangor, menghadirkan dua orang pengupas yakni Ustad Farid Wadjdi, SIP selaku Dewan Pengurus Pusat (DPP) HTI dan KH. Agus Akhyar Purakusuma (Ulama Jawa Barat), Minggu (5/8).

Diungkapkan Ustadz Farid, Rasulullah saw diawal dakwahnya membentuk kader-kader dakwah yang faham syariah dan mengamalkannya. Lalu berdakwah dengan tujuan untuk membentuk kesadaran masyarakat agar umat menjadikan syariah sebagai kewajiban dan tuntutan aqidah. Dan juga mencari dukungan dari ahlul quwwah agar hukum-hukum islam ditegakkan.

“Seharusnya dakwah itu mencontoh tiga inti dakwah Rasulullah saw yakni pembentukan kader, penyadaran masyarakat dan mencari ahlul quwwah (pemegang kekuasaan) agar syariah segera diterapkan dalam bingkai khilafah,” ujar redaktur majalah Al-Wa’ie itu.

Diskusi hangat ini diawali dengan penyampaian sambutan dari Ketua HTI DPC Jatinangor, Ustad Rudi Harjo, S.Pt. Dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter kilasan singkat dakwah Hizbut Tahrir di berbagai negara. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan Tanya jawab dimoderatori Ustad Hisyam Mansyur, SIP selaku Sekertaris Jenderal (sekjen) DPC HTI Jatinangor dan ditutup dengan muhasabah dan doa oleh Ustadz Rudi.

Penyampaian materi yang begitu inspiratif dan menarik dari Ustadz Agus Akhyar makin menarik perhatian peserta. Meski ada puluhan diantaranya yang tidak kebagian kursi, sehingga harus duduk di lantai, berdiri di belakang bahkan noong dari jendela.

Namun pantauan SumedangOnline, semangat mereka tetap nampak sejak acara dimulai. Sesekali terdengar pekikan takbir. Tak sedikit ibu-ibu pengajian yang menitikkan air mata saat mendengarkan tausyiah dari Ustadz Rudi.

Panitia berharap dengan diselenggrakannya kupas majalah yang mempunyai taggline ‘Membangun Kesadaran Umat” itu, diharapkan para peserta mengetahui betapa pentingnya dakwah syariah dan khilafah sebagai satu-satunya solusi bagi kehidupan.[faa]