[caption id="attachment_11578" align="alignleft" width="240"] Nuraeni, divonis menderita penyakit syaraf sejak usia 7 bulan.[/caption] CIMANGGUNG – Telah tujuh belas tahun lamanya Nuraeni, warga Gunung Tanjung RT 3 RW 4, Desa Sindangpakuon, Kecamatan Cimanggung, menderita penyakit syaraf. Akibatnya meski usinya terbilang dewasa, namun kini putri pasangan Elah (35) dan Asep Hadah (35) itu, bak bayi ia masih digendong orangtuanya, bahkan ia pun belum bisa berjalan, dan bicara. “Untuk makan saja saya harus menyuapi dengan makanan bubur khusus bayi,” terang Elah, dengan nada sedih. Anaknya, kata Elah, sejak usia tujuh bulan kerap menderita sakit, selain panas, badannya itu kerap kejang. Dokter lantas memvonis, jika Nuraeni menderita syaraf. Karena tak ada biaya, apalagi suaminya hingga saat ini belum mempunyai pekerjaan tetap, terpaksa pengobatan intensif yang seharusunya dilakukan untuk mempercepat kesembuhan Nuraeni tak dapat dilakukan. “Dia memang diharuskan untuk dilakukan pengobatan secara intensif, namun karena kurang biaya terpaksa pengobatan itu dihentikan,” tambahnya. Pengobatan yang dilakukannya waktu itu pun menurut Elah, hasil dari sumbangan para dermawan, begitu bantuan tersebut habis ia pun terpaksa mengehentikan pengobatan. “Saya ingin ada pihak yang membantu, baik dari pemerintah maupun para dermawan, agar anak saya bisa dibawa berobat kembali, dan dapat sembuh. Karena jika melihat anak saya, ia seperti menderita sekali, seusianya saya masih terus menggendongnya seperti bayi,” harapnya dengan linangan air mata yang tak terbendung.(RED)/SUMEDANG ONLINE

Nuraeni, Butuh Bantuan Anda

Nuraeni, divonis menderita penyakit syaraf sejak usia 7 bulan.

CIMANGGUNG – Telah tujuh belas tahun lamanya Nuraeni, warga Gunung Tanjung RT 3 RW 4, Desa Sindangpakuon, Kecamatan Cimanggung, menderita penyakit syaraf. Akibatnya meski usinya terbilang dewasa, namun kini putri pasangan Elah (35) dan Asep Hadah (35) itu, bak bayi ia masih digendong orangtuanya, bahkan ia pun belum bisa berjalan, dan bicara.

“Untuk makan saja saya harus menyuapi dengan makanan bubur khusus bayi,” terang Elah, dengan nada sedih.

Anaknya, kata Elah, sejak usia tujuh bulan kerap menderita sakit, selain panas, badannya itu kerap kejang. Dokter lantas memvonis, jika Nuraeni menderita syaraf. Karena tak ada biaya, apalagi suaminya hingga saat ini belum mempunyai pekerjaan tetap, terpaksa pengobatan intensif yang seharusunya dilakukan untuk mempercepat kesembuhan Nuraeni tak dapat dilakukan.

“Dia memang diharuskan untuk dilakukan pengobatan secara intensif, namun karena kurang biaya terpaksa pengobatan itu dihentikan,” tambahnya.

Pengobatan yang dilakukannya waktu itu pun menurut Elah, hasil dari sumbangan para dermawan, begitu bantuan tersebut habis ia pun terpaksa mengehentikan pengobatan.

“Saya ingin ada pihak yang membantu, baik dari pemerintah maupun para dermawan, agar anak saya bisa dibawa berobat kembali, dan dapat sembuh. Karena jika melihat anak saya, ia seperti menderita sekali, seusianya saya masih terus menggendongnya seperti bayi,” harapnya dengan linangan air mata yang tak terbendung.(RED)