Herman: Basa Sunda Harusnya Jadi Kurikulum Wajib

SITURAJA – Wacana penghapusan bahasa daerah termasuk bahasa Sunda, yang dilontarkan Menteri KebudayaanRI, ditanggapi serius Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, Herman Suryatman.

Sumedang yang telah mendeklrasikan sebagai Pusat Kebudayaan Sunda, harus dapat mempertahankan bahasa daerah yang saat ini hanya menjadi muatan lokal di Sekolah Dasar menjadi sebuah kurikulum mata pelajar yang wajib. Selain itu sebut pria yang juga tokoh budayawan asal Situraja itu, basa Sunda merupakan bahasa indung, yang secara tak langsung dapat membangun karakter bangsa berbasis budaya.

Ilustrasi
Ilustrasi

“Kalau kendalanya dikebijakan, karena menyangkut daerah-darerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang beragam, maka solusinya Kemendikbud harus memberikan payung hukum bagi daerah yang memiliki bahasa daerah untuk menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar bagi semua mata pelajaran, terutama untuk tingkat Sekolah Dasar. Terlebih kurikulum 2013 diarahkan untuk membangun karakter, maka bahasa daerah harus diakomodasi dalam struktur kurikulum,” kata Herman Suryatman, Selasa (25/12).

Hal senada dikatakan tokoh budayawan, seniman, jurnalis dan kartunis, Ganda Ruhimat. Jika wacana yang dilontarkan Kemendikbud tersebut benar-benar direalisasikan, menurut pandangan personil Kaki Langit itu, harus ada protes penentangan. “Tentu kita harus protes, apa yang jadi alasan jelas dari Kemendikbud menghapus bahasa daerah,” tandas Ganda.

Disinggung mengenai bahasa Indonesia dan Sunda yang belum memiliki tempat khusus di masyarakat Indonesia. Terlebih mereka lebih asyik menggunakan bahasa asing seperti Inggris untuk media promosi. Menurut Ganda, hal itu merupakan sebuah efek dari globalisari. “Itu efek dari globalisasi, di mana misalkan yang berada di Afrika dapat berkomunikasi dengan orang Buah dua, yang di New York dapat ngobrol dengan yang di China, dan seterusnya. Jadi penghubung itu rata-rata dari bahasa asing yang dalam hal ini Inggris. Tetapi tetap saja, jangan sampai menghapus bahasa daerah di dalam pelajaran di Sekolah Dasar, karena sampai saat ini untuk berkomunikasi di wewengkon urang sorangan masih tetap menggunakan bahasa Sunda,” ungkapnya.

Selain itu sebut Ganda, bahasa daerah memiliki jiwa dan karakteristik daerah itu sendiri. “Ngan ogé geus jadi karakter urang sunda khususna, jembar mah, jadi basa Inggris perelu bisa, pon nya kitu deui basa indonesia, tur basa Sunda,” tambahnya.(ign)

Respon (5)

  1. ciganamah basa sunda teh rek di tuker torogkeun ku kejo ketan ka malayasia…duh karunya teuing ki sunda teh …. T_T

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *