[caption id="attachment_14164" align="alignleft" width="300"]Subagus Dwi Nurjaya, saat diwawancara wartawan. Subagus Dwi Nurjaya, saat diwawancara wartawan.[/caption]SUMEDANGONLINE-Hasil evaluasi Satker Tol Cisumdawu dan beberapa tim ahli termasuk direktorat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi (PVMBG). Jalur Tol sepanjang 2 kilometer di Desa Girimukti berdampak rawan longsor. Hal itu dikatakan, Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Tol (Jalan bebas hambatan) Cileunyi Sumedang Dawuan (Cisumdawu), Subagus Dwi Nurjaya pada sejumlah wartawan di Kantor Satker Tol Cisumdawu, Jalan Raya IR Soekarno - Jatinangor, Jumat (17/10). Sudah pasti, kata dia, ada potensi perubahan trase setelah melalui tahapan atau proses evaluasi. "Wacana pergeseran trase tersebut kami anggap keterpaksaan setelah melalui tahapan evaluasi," ujar Subagus. Lebih lanjut, kata dia, rencana perubahan trase Tol Cisumdawu tujuannya agar hasil pembangunan jalan bebas hambatan tersebut berjalan dengan baik. Sudah menjadi kewajiban satuan kerja (Satker) Tol Cisumdawu untuk mengevaluasi pembangunannya selain agar aman. Aman tersebut mencakup kontruksinya, strukturnya serta pemanfaatannya. Masih menurut dia, perubahan trase tersebut menuai dampak dan resiko. Di antaranya, kata dia, pertama dipastikan munculnya 'kegalauan' masyarakat mengingat sudah banyak 'kredit apabila'. Maksud 'kredit apabila' itu, kata dia, terbilang banyak sebagian masyarakat yang mengandalkan pembayaran pelepasan hak (PH) untuk menutupi biaya hidup sehari-harinya. Dampak kedua, kata dia, berupa resiko hukum jika harus dirubah trase-nya namun pembayaran PH tetap dilanjutkan. "Kondisi itu tentu saja akan berat khususnya bagi panitia pengadaan tanah (P2T)," ucapnya. Resiko ke tiga, ujar dia menambahkan, terkait penyelesaian dampak sosialnya di masyarakat. (AP-FORKOWAS) /SUMEDANG ONLINE

Pembangunan Tol di Girimukti Berdampak Longsor

Subagus Dwi Nurjaya, saat diwawancara wartawan.

Subagus Dwi Nurjaya, saat diwawancara wartawan.

SUMEDANGONLINE-Hasil evaluasi Satker Tol Cisumdawu dan beberapa tim ahli termasuk direktorat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi (PVMBG). Jalur Tol sepanjang 2 kilometer di Desa Girimukti berdampak rawan longsor.
Hal itu dikatakan, Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Tol (Jalan bebas hambatan) Cileunyi Sumedang Dawuan (Cisumdawu), Subagus Dwi Nurjaya pada sejumlah wartawan di Kantor Satker Tol Cisumdawu, Jalan Raya IR Soekarno – Jatinangor, Jumat (17/10).
Sudah pasti, kata dia, ada potensi perubahan trase setelah melalui tahapan atau proses evaluasi.
“Wacana pergeseran trase tersebut kami anggap keterpaksaan setelah melalui tahapan evaluasi,” ujar Subagus.
Lebih lanjut, kata dia, rencana perubahan trase Tol Cisumdawu tujuannya agar hasil pembangunan jalan bebas hambatan tersebut berjalan dengan baik.
Sudah menjadi kewajiban satuan kerja (Satker) Tol Cisumdawu untuk mengevaluasi pembangunannya selain agar aman.
Aman tersebut mencakup kontruksinya, strukturnya serta pemanfaatannya.
Masih menurut dia, perubahan trase tersebut menuai dampak dan resiko.
Di antaranya, kata dia, pertama dipastikan munculnya ‘kegalauan’ masyarakat mengingat sudah banyak ‘kredit apabila’.
Maksud ‘kredit apabila’ itu, kata dia, terbilang banyak sebagian masyarakat yang mengandalkan pembayaran pelepasan hak (PH) untuk menutupi biaya hidup sehari-harinya.
Dampak kedua, kata dia, berupa resiko hukum jika harus dirubah trase-nya namun pembayaran PH tetap dilanjutkan.
“Kondisi itu tentu saja akan berat khususnya bagi panitia pengadaan tanah (P2T),” ucapnya.
Resiko ke tiga, ujar dia menambahkan, terkait penyelesaian dampak sosialnya di masyarakat. (AP-FORKOWAS)