ARSIP  

GEOGRAFIS DAN TOPOGRAFI SUMEDANG

GEOGRAFIS KABUPATEN SUMEDANG

Letak Geografis dan Luas Wilayah

Kabupaten Sumedang terletak antara 6º44’-70º83’ Lintang Selatan dan 107º21’-108º21’ Bujur Timur, dengan Luas Wilayah 152.220 Ha yang terdiri dari 26 kecamatan dengan 272 desa dan 7 kelurahan. Kabupaten Sumedang memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Indramayu

Sebelah Selatan : Kabupaten Garut

Sebelah Barat : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang

Sebelah Timur : Kabupaten Majalengka

Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Buahdua dan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Cisarua.

Rincian Luas Wilayah setiap Kecamatan

1 Jatinangor 2.620 Ha.

2 Cimanggung 4.076 Ha

3 Tanjungsari 3.562 Ha

4 Sukasari 4.712 Ha

5 Pamulihan 5.785 Ha

6 Rancakalong 5.228 Ha

7 Sumedang Selatan 11.737 Ha

8 Sumedang Utara 2.826 Ha

9 Ganeas 2.136 Ha

10 Situraja 5.403 Ha

11 Cisitu 5.331

12 Darmaraja 5.494 Ha

13 Cibugel 4.880 Ha

14 Wado 7.642 Ha

15 Jatinunggal 6.149 Ha

16 Jatigede 11.197 Ha

17 Tomo 6.626 Ha

18 Ujungjaya 8.056 Ha

19 Conggeang 10.531 Ha

20 Paseh 3.437 Ha

21 Cimalaka 4.161

22 Cisarua 1.892 Ha

23 Tanjungkerta 4.014 Ha

24 Tanjungmedar 6.514 Ha

25 Buahdua 13.137 Ha

26 Surian 5.074

Topografi

Kabupaten Sumedang merupakan daerah berbukit dan gunung dengan ketinggian tempat antara 25 m – 1.667 m di atas permukaan laut.  Sebagian besar Wilayah Sumedang adalah pegunungan, kecuali di sebagian kecil wilayah utara berupa dataran rendah. Gunung Tampomas  (1.667 m), berada di Utara Perkotaan Sumedang.

Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang

Ketinggian dari Permukaan Laut (m)

1 Jatinangor  500 – 1000 dpl

2 Cimanggung  500-1000 lebih dpl

3 Tanjungsari  500-1000 lebih dpl

4 Sukasari  –

5 Pamulihan  –

6 Rancakalong 500-1000 lebih dpl

7 Sumedang Selatan 100 – 1000 lebih dpl

8 Sumedang Utara  100-1000 dpl

9 Ganeas –

10 Situraja 100-1000 lebih dpl

11 Cisitu –

12 Darmaraja  100-1000 lebih dpl

13 Cibugel 100-1000 lebih dpl

14 Wado 100 – 1000 lebih dpl

15 Jatinunggal –

16 Jatigede 100-500 dpl

17 Tomo 25 – 500 dpl

18 Ujungjaya 25 – 500 dpl

19 Conggeang –  50-1000 lebih dpl

20 Paseh  500-1000 dpl

21 Cimalaka  500-1000 lebih dpl

22 Cisarua –

23 Tanjungkerta  500-1000 dpl

24 Tanjungmedar –

25 Buahdua 50 – 1000 lebih dpl

26 Surian –

Keterangan : NR = Data tidak tersedia

Sedangkan topografi kemiringan lahan wilayah Kabupaten Sumedang dapat diklasifikasikan atas 5 kelas, yaitu :

0 – 8%, merupakan daerah datar hingga berombak dengan luas area sekitar 12,24%. Kemiringan wilayah dominan di bagian timur laut, barat laut, barat daya serta kawasan perkotaan;

8 – 15%, merupakan daerah berombak sampai bergelombang dengan area sekitar 5,37%. Kemiringan wilayah dominan di bagian tengah ke utara, barat laut dan bagian barat daya;

15 – 25%, merupakan daerah bergelombang sampai berbukit dengan komposisi area mencakup 51,68%. Kemiringan lereng tipe ini paling dominan di Wilayah Kabupaten Sumedang. Persebarannya berada di bagian tengah sampai ke tenggara, bagian selatan sampai barat daya dan bagian barat;

25 – 40%, merupakan daerah berbukit sampai bergunung dengan luas area sekitar 31,58%. Kemiringan lereng tipe ini dominan di wilayah Kabupaten Sumedang bagian tengah, bagian selatan dan bagian timur;

Lebih dari kemiringan 40%, merupakan daerah bergunung dengan luas area mencakup sekitar 11,36%. Kemiringan lereng tipe ini dominan di wilayah Kabupaten Sumedang bagian selatan, bagian timur dan bagian barat daya.

Hidrologi dan Klimatologi

Aspek hidrologi suatu wilayah sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata air wilayah tersebut, berdasarkan hidrogeologinya, aliran-aliran sungai besar di wilayah Kabupaten Sumedang bersama anak-anak sungainya membentuk pola Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dapat digolongkan terdiri 3 DAS dengan 6 Sub DAS  yaitu DAS Cimanuk meliputi Sub DAS Cimanuk Hulu, Cipeles, Cimanuk Hilir, Cilutung, DAS Citarum meliputi Sub DAS Citarik serta DAS

Cipunegara meliputi Sub DAS Cikandung.

Secara umum terjadi penurunan kuantitas curah hujan dan jumlah hari hujan dibanding dengan keadaan selama tahun sebelumnya. Dari tabel diketahui rata-rata kuantitas curah hujan tahun 2008 adalah 1.251 mm, mengalami penurunan dibanding Tahun 2007 adalah 2.365 mm, begitu pula dengan jumlah hari hujan, mengalami penurunan yaitu 72 HH

pada Tahun 2008 dari 125 HH pada Tahun 2007. Pada Tahun 2008 jumlah hari hujan terbesar berada di Kecamatan Wado yaitu sebesar 124 hari hujan (HH) dan yang terkecil adalah Kecamatan Cibugel yaitu hanya 34 HH.

Luas dan Sebaran Kawasan Budidaya

Luas lahan yang tidak diusahakan relatif sangat kecil dibandingkan dengan luas lahan yang sudah diusahakan. Hal ini menunjukan bahwa  Kabupaten Sumedang memiliki Sumber Daya Alam memadai yang siap diolah. Luas lahan yang berupa sawah sebanyak 21,95%, luas lahan berupa Hutan Negara sebanyak 29,78%, luas lahan berupa tegal / kebun sebanyak 23,04% dan hutan rakyat sebesar 8,96%. Hal ini memperlihatkan bahwa luas wilayah Kabupaten Sumedang untuk kehutanan dan pertanian ternyata lebih dari 50% dari luas wilayah Kabupaten Sumedang.

Luas dan Sebaran Kawasan Lindung

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, terdapat 10 jenis kawasan lindung meliputi :

1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya.

a) Hutan lindung, terletak di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH);

b) Kawasan berfungsi lindung di luar kawasan hutan;

c) Kawasan resapan air terdiri dari Gunung Cakrabuana 560 ha,

Gunung Tampomas 1.280,39 ha, Gunung Kareumbi 8.624,80 ha,

Gunung Manglayang 1.800 ha.

2. Kawasan perlindungan setempat.

a) Sempadan pantai;

b) Sempadan sungai, meliputi 215 sungai yang terbagi dalam DAS Cimanuk (Sub-DAS Cimanuk 38 sungai, Sub-DAS Cipeles 85 sungai, Sub-DAS Cipelang 9 sungai, Sub-DAS Cilutung 5 sungai) dan DAS Citarum (Sub-DAS Citarik 18 sungai dan DAS

Cipunagara Sub-DAS Cikandung 50 sungai);

c) Kawasan sekitar danau / waduk, Waduk Jatigede;

d) Kawasan sekitar mata air, terdapat 331 sumber mata air;

e) Tanah timbul / Delta, di Tomo, Ujungjaya dan lainnya.

3. Kawasan suaka alam dan cagar budaya.

a) Cagar Alam, Cagar Alam Gunung Jagat seluas 126,6 ha (SK Mentan tahun 1954);

b) Suaka margasatwa;

c) Suaka alam laut dan perairan;

d) Kawasan hutan payau.

4. Kawasan pelestarian alam.

a) Taman nasional;

b) Taman hutan raya, Taman Hutan Raya Gunung Palasari dan Gunung Kunci 35,81 ha;

c) Taman wisata alam, Taman Wisata Alam Gunung Tampomas 1.280,39 ha (SK Mentan Tahun 1979) Ha dan Gunung Lingga 1,20 ha.

5. Taman buru, Taman Buru Masigit Kareumbi (di Kabupaten Bandung, Garut dan Sumedang) seluas 8.624,80 ha.

6. Kawasan perlindungan plasma nutfah, antara lain Ubi Cilembu, Talas Semir, Jeruk Cikoneng.

7. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan Cadas Pangeran, Desa Adat Rancakalong, Museum Geusan Ulun, Makam Cut Nyak Dien, dan Makam Dayeuh Luhur.

8. Kawasan konservasi geologi, terdiri dari kawasan cagar alam geologi dan kawasan kars.

9. Kawasan rawan bencana alam

a) Kawasan rawan bencana alam gunung berapi.

b) Kawasan rawan gempa bumi, terdiri dari kawasan rawan gempa bumi dan kawasan rawan gerakan tanah seperti di Kawasan Cadas Pangeran, Paseh, Tomo, Ujungjaya, Wado, Jatinunggal, Jatigede, Situraja, Ganeas, Sumedang Selatan, Rancakalong, Pamulihan.

c) Kawasan rawan banjir, seperti Ujungjaya, Tomo, Cimangung, Jatinangor.

10. Hutan Kota, antara lain taman hutan raya, taman hutan raya Gunung Palasari dan Gunung Kunci 35,81 ha.

Rencana Kawasan Lindung

Dalam upaya tercapainya 49% kawasan lindung di Kabupaten Sumedang, sampai Tahun 2008 realisasinya mencapai 67.524,80 Ha (44,36%). Untuk mencapai sasaran seluas 74.587,8 Ha (49%) diperlukan penanganan seluas 7.063 Ha (4,64%) yang diproyeksikan selama 4 tahun atau 1.765,75 Ha (1,16%) pertahun.

Sampai saat ini pengelolaan kawasan lindung secara menyeluruh belum dapat dilaksanakan secara optimal, dikarenakan beberapa hal antara lain belum tersedia database kawasan lindung secara komprehensif  dan detail sehingga diperlukan inventarisasi dan pemetaan. Selain itu, kawasan lindung (diluar kawasan hutan) mempunyai nilai ekonomi sehingga mendorong masyarakat untuk mengekploitasi (termasuk aktivitas pertanian) terlebih bagi yang tidak memiliki lahan. Begitu juga

dalam penetapan luasan kawasan lindung, dimana dalam RTRW Jawa Barat sebesar telah ditetapkan sebesar 45% yang terdistribusikan secara proporsional di wilayah kabupaten / kota dan dalam RTRW Kabupaten Sumedang ditetapkan sebesar 49%. Penentuan kebijakan dari propinsi tersebut tidak dibarengi dengan kebijakan bantuan anggaran, sehingga menghambat dalam

Respon (4)

  1. Ada sedikit usulan dari seorang warga dusun di wilayah Sumedang, dimana kabarnya Perkantoran Ibukota kita akan di relokasi ke tempat lain, usulan saya sih mendingan di daerah sumedang,setelah saya cek dan ricek, Sumedang memang lebih cocok untuk perkantoran, saya punya wilayah dan tempat yang strategis untuk perkantoran itu, tempatnya adem, sejuk, tanahnya punya negara. Saya juga pernah utarakan usulan ini ke anggota dewan di Jkt SANA, kalau ke p Camat sih udah jadi obrolan sehari-hari tapi belum terrealisasi, maklummm saya cuma seorang warga dusun.
    Mudah mudahan usulan saya ini ada yang mendukung, bukan untuk kepentingan saya ko, tapi saya sebagai warga sumedang alangkah bahagianya jikalau perkantoran Ibu kota Indonesia di Relokasi ke Sumedang WOOOW …..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *