DPRD akan panggil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sumedang Senin 14/6 setelah Paripurna DPRD. Pernyataan tersebut disampaikan Bagus Noorrochmat AT, Wakil Ketua Komisi C DPRD Sumedang kepada Sumedangonline. Menurut Bagus, Dewan akan menghadikan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sumedang Senin untuk dimintai klarifkasi atas banyaknya keluhan orangtua murid dimana dalam Penerimaan Siswa Baru Tahun ajaran 2010-2011 SMA Negeri 1 Sumedang memungut biaya terlalu mahal.
Sebagaimana pemberitaan sebelumnya H. Masduki selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sumedang markir dari 3 kali undangan DPRD, sekalipun dia akhirnya datang ke DPRD, namun menurut Bagus H. Masduki tidak dapat datang jika bukan pada waktunya sehingga ketika datang ke DPRD bukan pada waktu undangan jelas tak dapat diterima. Untuk itu DPRD mengagendakan pemanggilan H. Masduki Senin 14/6 selepas kegiatan Paripurna.
Dalam Angenda DPRD Senin, DPRD menggelar Paripurna dalam rangka penyampaian Nota Pengantar Bupati Sumedang mengenai Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD tahun Anggaran 2009. Rapat Paripurna sendiri akan dilakukan mulai Pukul 09.00 wib.
Assw.
Sebaiknya semua Ortu tidak perlu merespon dan menjadi bagian dalam memberikan sumbangan atau apalah namanya dengan tidak jelas aturan, besaran dan peruntukannya.
Dulu saat masuk SMPN terkenal di sumedang saya dinyatakan TIDAK LULUS dan di alihkan ke ST,entah kenapa diantara teman2 saya hanya saya yang tidak LULUS, padahal saya juara 1 ketika SD.
Orang tua saya tidak terima dan menghadap Kepsek. Dengan marah dan tegas Bapak saya meminta hasil Ujian dan buktinya (maklum pake seragam pulisi)dan meminta untuk test ulang khusus diantara temen2 se-SD saya. Kepsek sepertinya grogi, aneh seketika saya dinyatakan LULUS.
Artinya, dari dulu permainan titip menitip itu ada, tidak bisa dipungkiri. Kepala sekolah waktu itu sepertinya malu. Sampe saya di peluk dan dirangkul……
Kenapa teman2 pada lulus…? ternyata mereka di titipkan ke guru, semua temen2 saya waktu itu memberi bingkisan, bawa ikan, ayam, buah2an dll….pokoknya dari kampung di bawa ke kota (katanya).
Terimkasih
sma 1 teh pangalusna di sumedang nu penting mah siswa anyarna we nu alus, soal bayaran mah keun bae nu beunghar titah mayar mahal nu teu boga tetep dibere lolongkrang. jujur we mun beunghar beunghar mun teu boga teu boga. saya alumni didinya sanajan jalma teu boga angger bisa sakola didinya nepi ka ayeuna kuliah , nagara tetep mere perhatian. kuring teu boga dulur teu boga baraya di sakola eta atawa di kampus. ulah didramatisir teuing lah,, sok urang adu pangabisa we ayeuna mah. nu teu boga ulah ngarasa minder pon kitu deui nu boga ulah asa aing.. da sakola mah make uteuk lain make duit.. duit mah bisa diteang
semakin terkenal semakin berat tantangan. Lihat sekolah yang lain sumbangan sama tapi tidak diekspos. fair dong ah..!
Jangankan para ortu yang anaknya tidak diterima pada nyerocos. Para tokoh pun yang mestinya mendukung dan bangga malah sinis terhadap RSBI sman1 sumedang
Saya sebagai orangtua siswa SD Pasarean baru kali ini melihat sendiri para siswa SD Pasarean mulai dari kelas 1 s.d kelas 6, harus PIKET alias beberesih tiap2 kelasnya, mulai dari nyapu lantai sampai mengepel lantai. Kepala sekolah sdh tahu kasus ini tapi nampaknya acuh2 saja malah di setiap kelas ditempel daftar piket. Tugas siswa tidak lebih dari datang ke sekolah dan belajar tidak boleh disuruh beberesih di kelas. Coba para anggota dewan sidak ke SD Pasarean, buktikan bahwa itu benar.
Tentu kita bangga dengan predikat Sumedang Puseur Budaya Sunda dan ada Perbupnya. Persoalannya adalah dalam penerapannya kita harus punya dokumen dan dokumen itu harus dibuat dalam bentuk masterplan. Inilah yang menjadi intinya, sarana saya buatlah suatu konsep masterplan SPBS itu, dengan melibatkan kalangan profesional yg ahli dibidangnya, tentu dgn melibatkan tokoh2 masyarakat sumedang yg tahu persis tentang sejarah sumedang. Ke depan Sumedang akan punya icon tersendiri dengan konsep itu, mungkin kabupaten lain akan meniru konsep kita. Nuhun sateuacanna.