WADO
“lihat saja, saat ini baru memasuki musim kemarau beberapa minggu saja batu – batu di tengah sungai sudah terlihat, itu biasanya tidak tampak,” ungkap Asep warga Desa Darmaraja yang kebetulan sedang bersuan ke saudaranya di kawasan Nusa, Desa Cisurat, Kecamatan Wado.
Dari pantauan sumedangonline, debit air sungai Cimanuk sudah berkurang, bahkan dibeberapa sisi dibantaran sungai itu, tampak anak – anak kecil bermain pasir.
Asep mengaku, seharusnya pemerintah lebih memprioritaskan pasokan dihulu sungai Cimanuk, dan anak sungainya, karena menurutnya apabila hal tersebut terus dibiarkan tidak menutup kemungkinan pasokan air ke mega proyek Jatigede akan terganggu.
“harusnya disekitar hulu sungai, seperti di daerah Garut itu pemerintah sejak beberapa tahun lalu melakukan penghijauan. Kalau melihat seperti ini, apa bisa diandalkan?!,” tanyanya.
Hal senada pernah dikatakan salah seorang penambang pasir asal desa Cisurat, Juju, menurutnya saat ini debit sungai Cimanuk sudah sangat menurun, namun begitu hujan tiba, debit air tinggi ditambah dengan lumpur, bahkan kadangkala terjadi banjir.
Para petani di kawasan Bojongsalam, Desa Padajaya, justru khawatir jika debit air sungai Cimanuk terus menurun, pasokan air ke sawah mereka akan berkurang, imbasnya perkembangan tumbuh padi diwilayahnya akan terganggu.
“pokonya, air sungai Cimanuk harus segera diselamatkan oleh pemerintah, karena ini sangat bermanfaat untuk saluran irigasi,” paparnya.(igun gunawan/sumedang ekspress/sumedangonline)