[caption id="attachment_6674" align="alignleft" width="300" caption="Ambruk : SDN Marongpong ambruk diterjang puting beliung, sejumlah siswanya mengungsi. Foto:Igun Gunawan"][/caption]

Darmaraja - Lambatnya pemerintah merespon perbaikan infrastruktur di wilayah genangan Jatigede, menyebabkan bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Marongpong di Dusun Marongpong Desa Leuwihideung Kecamatan Darmaraja, menjadi tumbal. Bangunan SD yang baru, dibangun tahun 2005 lalu oleh bantuan salahsatu partai politik itu, sudah dua tahun lebih merana, namun ajuan rehabilitasi pembangunannya sejauh itu belum ditanggapi serius Pemerintah.

“Sekolah sebenarnya sudah sering memberitahukan tentang rusaknya bangunan SD Negeri Marongpong itu, namun sejauh itu, pemerintah baru sebatas meninjau, ke tahap perbaikan belum,” papar Kepala Sekolah SD Negeri Marongpong, Desti, kepada sumedangonline, Sabtu (30/07) lalu.

Dikatakan Desti, ambruknya bangunan SD yang dijadikan ruangan belajar mengajar untuk kelas 5 dan 6 itu, terjadi pada hari Jumat sekira pukul 12.00 WIB karena diterjang putting beliung, beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, karena siswa dan guru sudah pulang pukul 11.00 WIB. Beberapa fasilitas belajar mengajar mengalami kerusakan mulai sedang hingga parah, seperti lebih dari 50 kursi patah, 18 Meja dan 4 buah lemari buku rusak akibat tertimpa puing bangunan.

“Di sini itu ada dua blok bangunan, yang lama dan baru, yang lama itu dibangun sekira tahun 1982, sementara yang baru, dibangun tahun 2005, tetapi sudah rusak sejak dua tahun lebih, bahkan sekarang ambruk, keadaan seperti ini sebenarnya sudah kita laporkan ke dinas terkait, bahkan dari Dinas Provinsi yang meninjau kesini, mengatakan sekolah ini tidak jauh mirip dengan kandang sapi, mungkin melihat di sana-sini yang sudah mulai rusak baik bangunan yang baru maupun yang lama,” lanjut Desti.

Ditanya masalah kehawatiran saat belajar mengajar, Desti, mengakui khawatir, bahkan untuk bangunan lama kalau hujan dipastikan di sana-sini banjir, untuk bangunan baru justru para guru telah khawatir karena selama proses belajar mengajar suka terdengar bunyi-bunyi retakan, “dulunya bangunan yang baru itu digunakan untuk kelas 1 dan 2, tetapi saya coba ganti dengan kelas 5 dan 6 yang telah lebih besar, dengan harapan apabila mereka mendengar bunyi-bunyi retakan segera dapat mengevakuasi menyelamatkan diri keluar,” ungkapnya yang diiyakan beberapa Guru.

Ironisnya, dugaan tidak diperbaikinya bangunan Sekolah Dasar tersebut karena terletak di area Pembangunan waduk Jatigede,”salahsatu penyebab nya itu,”kata Desti.

Senada dengan Desti, Kepala Dusun Marongpong, Adung, mengakui jika bangunan SD diwilayahnya sudah rusak sejak lama, namun karena lokasinya berada di area pembangunan waduk Jatigede hingga pemerintah seakan tidak memperhatikannya.

“Kahoyongmah pemerintah segara memperbaiki bagaimana pun belajar-mengajar itu harus tetap jalan,” harap Adung.

Hingga hari Sabtu kemarin, bangunan SDN Marongpong yang baru itu sudah menjadi puing-puing, masyarakat membahu menyelamatkan alat belajar mengajar yang terjebak dalam reruntuhan,”sementara kita hanya menyelamatkan genting, dan buku-buku yang masih dapat diselamatkan, takutnya keburu hujan,” papar seorang warga.

Menurut Adung, rencananya baru tahun 2012 nanti pembangunan sekolah itu menjadi prioritas melalui PNPM Mandiri Perdesaan,”karena kalau sekarang itu kalau tidak salah prioritasnya itu untuk irigasi,”ungkapnya.

Sayangnya, sebelum biaya rehabilitasi datang, bangunan SD Negeri Marongpong keburu ambruk, imbasnya puluhan siswa-siswinya harus mengungsi di rumah penduduk, untuk tetap dapat mensukseskan program pemerintah wajib belajar Sembilan tahun.

“Karena siswa dan guru sudah sangat khawatir, sekarang kita mengungsi untuk proses belajar mengajar di rumah pa H Adung, di rumah ini ada 3 kamar yang akan dijadikan 3 kelas, kemudian ruang tengah akan kita sekat untuk 2 kelas, dan ruang garasi untuk satu kelas,” kata Desti menambahkan.

Desti, dan sejumlah siswa dan masyarakat Leuwihideung sangat berharap pemerintah untuk segera turun tangan memperbaiki bangunan yang telah porak poranda diterjang putting beliung.(igun gunawan)

/SUMEDANG ONLINE

SDN Marongpong Ambruk

Ambruk : SDN Marongpong ambruk diterjang puting beliung, sejumlah siswanya mengungsi. Foto:Igun Gunawan

Darmaraja – Lambatnya pemerintah merespon perbaikan infrastruktur di wilayah genangan Jatigede, menyebabkan bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Marongpong di Dusun Marongpong Desa Leuwihideung Kecamatan Darmaraja, menjadi tumbal. Bangunan SD yang baru, dibangun tahun 2005 lalu oleh bantuan salahsatu partai politik itu, sudah dua tahun lebih merana, namun ajuan rehabilitasi pembangunannya sejauh itu belum ditanggapi serius Pemerintah.

“Sekolah sebenarnya sudah sering memberitahukan tentang rusaknya bangunan SD Negeri Marongpong itu, namun sejauh itu, pemerintah baru sebatas meninjau, ke tahap perbaikan belum,” papar Kepala Sekolah SD Negeri Marongpong, Desti, kepada sumedangonline, Sabtu (30/07) lalu.

Dikatakan Desti, ambruknya bangunan SD yang dijadikan ruangan belajar mengajar untuk kelas 5 dan 6 itu, terjadi pada hari Jumat sekira pukul 12.00 WIB karena diterjang putting beliung, beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, karena siswa dan guru sudah pulang pukul 11.00 WIB. Beberapa fasilitas belajar mengajar mengalami kerusakan mulai sedang hingga parah, seperti lebih dari 50 kursi patah, 18 Meja dan 4 buah lemari buku rusak akibat tertimpa puing bangunan.

“Di sini itu ada dua blok bangunan, yang lama dan baru, yang lama itu dibangun sekira tahun 1982, sementara yang baru, dibangun tahun 2005, tetapi sudah rusak sejak dua tahun lebih, bahkan sekarang ambruk, keadaan seperti ini sebenarnya sudah kita laporkan ke dinas terkait, bahkan dari Dinas Provinsi yang meninjau kesini, mengatakan sekolah ini tidak jauh mirip dengan kandang sapi, mungkin melihat di sana-sini yang sudah mulai rusak baik bangunan yang baru maupun yang lama,” lanjut Desti.

Ditanya masalah kehawatiran saat belajar mengajar, Desti, mengakui khawatir, bahkan untuk bangunan lama kalau hujan dipastikan di sana-sini banjir, untuk bangunan baru justru para guru telah khawatir karena selama proses belajar mengajar suka terdengar bunyi-bunyi retakan, “dulunya bangunan yang baru itu digunakan untuk kelas 1 dan 2, tetapi saya coba ganti dengan kelas 5 dan 6 yang telah lebih besar, dengan harapan apabila mereka mendengar bunyi-bunyi retakan segera dapat mengevakuasi menyelamatkan diri keluar,” ungkapnya yang diiyakan beberapa Guru.

Ironisnya, dugaan tidak diperbaikinya bangunan Sekolah Dasar tersebut karena terletak di area Pembangunan waduk Jatigede,”salahsatu penyebab nya itu,”kata Desti.

Senada dengan Desti, Kepala Dusun Marongpong, Adung, mengakui jika bangunan SD diwilayahnya sudah rusak sejak lama, namun karena lokasinya berada di area pembangunan waduk Jatigede hingga pemerintah seakan tidak memperhatikannya.

“Kahoyongmah pemerintah segara memperbaiki bagaimana pun belajar-mengajar itu harus tetap jalan,” harap Adung.

Hingga hari Sabtu kemarin, bangunan SDN Marongpong yang baru itu sudah menjadi puing-puing, masyarakat membahu menyelamatkan alat belajar mengajar yang terjebak dalam reruntuhan,”sementara kita hanya menyelamatkan genting, dan buku-buku yang masih dapat diselamatkan, takutnya keburu hujan,” papar seorang warga.

Menurut Adung, rencananya baru tahun 2012 nanti pembangunan sekolah itu menjadi prioritas melalui PNPM Mandiri Perdesaan,”karena kalau sekarang itu kalau tidak salah prioritasnya itu untuk irigasi,”ungkapnya.

Sayangnya, sebelum biaya rehabilitasi datang, bangunan SD Negeri Marongpong keburu ambruk, imbasnya puluhan siswa-siswinya harus mengungsi di rumah penduduk, untuk tetap dapat mensukseskan program pemerintah wajib belajar Sembilan tahun.

“Karena siswa dan guru sudah sangat khawatir, sekarang kita mengungsi untuk proses belajar mengajar di rumah pa H Adung, di rumah ini ada 3 kamar yang akan dijadikan 3 kelas, kemudian ruang tengah akan kita sekat untuk 2 kelas, dan ruang garasi untuk satu kelas,” kata Desti menambahkan.

Desti, dan sejumlah siswa dan masyarakat Leuwihideung sangat berharap pemerintah untuk segera turun tangan memperbaiki bangunan yang telah porak poranda diterjang putting beliung.(igun gunawan)