Damkarku Malang, Damkarku Sayang
- Penulis: Fitriyani Gunawan
- Editor: Redaksi
- Terbit: Rabu, 27 Jun 2012 08:36 WIB
Lambat bin lelet. Itulah yang mungkin menjadi animo sebagian masyarakat terhadap kinerja Dinas Pemadam Kebakaran (damkar) Sumedang. Hal ini bukan tanpa sebab, pasalnya seringkali mobil damkar datang menyambangi lokasi yang kebakaran, terlambat. Sebut saja dua kasus kebakaran terakhir yang dilansir Harian Pagi SUMEDANG EKSPRES (Sumeks), yaknil 22 dan 25 juni 2012, di Desa Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan (21/06) dan di Dusun Cisaladah, Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor (24/06). Musibah yang membuat dua rumah dan satu kontrakan menjadi abu tersebut dikait-kaitkan dengan kedatangan ‘armada biru’ yang lemot.
Kurang Sigap
Gregetan saat mengetahui ada petugas damkar yang kurang sigap. Di koran Sumeks (22/06/12) penulis membaca, saat itu tim Sumeks yang berada di lokasi berusaha menghubungi petugas Damkar terkait adanya kebakaran di Sukajaya, sayangnya petugas damkar tak percaya. “Masa ah nggak ada. Ngak ada laporan kang,” katanya petugas Damkar seperti ditulis koran terbesar di Sumedang itu. Hal yang sama pun dilakukan warga yang berusaha menelpon petugas Damkar. Nomor telepon Damkar – Sumedang – (0261)201113 tak aktif. Ketua Karang Taruna Kecamatan, Nadi Irawan, kesulitan menghubungi pemadam kebakaran. “Sudah dari tadi dihubungi pemadam kebakaran sulitnya minta ampun,” kata Nadi seperti ditulis Sumeks.
Semestinya hotline telephone yang ‘hot’ tersebut harus dalam keadaan aktif dalam 24 jam, karena itu adalah bentuk layanan publik. Selanjutnya dalam menanggapi laporan masyarakat mesti cermat dan sigap, tidak boleh dianggap main-main. Masa disaat situasi sedang genting-gentingnya masih ada kesempatan untuk bercanda. Jika memang terbukti pelapor memainkan petugas Damkar, kan tinggal diberi sanksi.
Wajar
Sebenarnya wajar saja jika petugas damkar datang terlambat, sebab mereka akan bertindak bila ada pengaduan. Petugas akan berupaya datang meskipun telat juga penanggulangannya, seperti yang terjadi di Dusun Hegarmanah. “Petugas damkar datang setelah api mulai padam. Para petugas damkar pun terlihat hanya memadamkan puing-puing bangunan yang sudah ambruk,” papar warga seperti ditulis Sumeks edisi 25-06-2012.
Namun aneh jika sampai ‘jagoan-jagoan biru’ tersebut tidak datang-datang. Seperti pada kasus di Sukajaya, masih melansir dari Sumeks 22-06-2012 yang menulis keluhan sumbernya. “Sambil terus memadamkan api dengan sumber air seadanya, warga lainnya mencoba menghubungi mobil pemadam kebakaran. Namun sayang hingga api padam, mobil pemadam kebakaran tak kunjung datang,” tulis koran tersebut.
Polisi India
Sebagai masyarakat kita tidak boleh menjuluki petugas damkar sebagai ‘Polisi India’. Sebagaimana yang sering kita saksikan difilm-film bollywood, Polisi India sering datang setelah pemeran-pemeran yang jahatnya sudah kesakitan dan tak berdaya lagi, alias tinggal mengeksekusi saja. Banyak faktor yang bisa menyebabkan para petugas damkar datang terlambat. Bisa saja karena jarak yang mesti ditempuh, jalan yang rusak, terjebak macet atau sempit. Namun, kita juga tidak bisa mentolelir jika ada petugas yang kurang sigap. Ini mesti segera diatasi. Jika tidak, jangan harap Damkar bisa memberikan pelayanan yang prima.
Armada Biru yang Malang
Mengenaskan. Diharian yang sama pada 25-6-2012, dalam box depan ditulis, Irvan salah satu petugas Damkar Kabupaten Sumedang mengatakan, “kendaraan Damkar yang kita miliki hanya tiga unit, itu pun hanya satu unit yang bisa dipergunakan. Sementara yang dua lagi kondisinya cukup memperhatinkan. Kendati kondisi seperti itu, kami tetap menjalankan tugas secara maksimal. Namun, dipastikan kinerjanya akan lebih maksimal jika ditunjang kendaraan yang maksimal pula. Kami berharap ada perhatian khusus. Jika itu terwujud maka kami pastikan tak akan terjadi keterlambatan ke lokasi kebakaran. Sebab, jika armada jumlahanya banyak dan kondisinya masih gres kerja pun akan maksimal,” papar Irvan.
Sama-Sama Berbenah
Untuk saat ini, di mana jarak markas damkar yang jauh dengan kendaraan yang serba terbatas; kondisi jalanan yang kadang macet dan kadang rusak parah, wajar bila petugas damkar telat datang. Semestinya pemerintah, khususnya Pemda Sumedang, lebih perhatian lagi terhadap kondisi dan situasi yang ada.
Untuk wilayah Kecamatan Jatinangor misalnya, yang diketahui banyak pemukiman-pemukiman dan kos-kosan yang berdekatan bahkan saling berdempetan. Bayangkan saja jika terjadi kebakaran di sebuah kosan di sebuah gang yang sempit. Tiba-tiba jalanan macet sehingga menghambat mobil Damkar dari arah Sumedang dan Bandung; lalu mobil damkar dari PT. Kahatek terjebak dan mogok akibat kondisi Jembatan Taraju di Jalan Sayang yang rusak parah, tentu ini akan sangat membahayakan. Bisa saja api melahap satu RT, se-RW atau malah merambat ke beberapa RW lainnya. Nauzhubillah.
Oleh karena itu penting bagi pemda untuk menambah beberapa armada Damkar lagi dan menempatkannya di beberapa titik yang berpenduduk banyak selain membenahi kondisi inprastruktur yang ada. Seperti yang dinyatakan oleh Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Pemadaman Kebakaran Kabupaten Sumedang, Dudung Abdullah dilansir Sumeks tanggal 26-6-2012, “Idealnya kendaraan damkar itu ada di setiap kecamatan,” katanya..
Bagi para petugas damkar mohon lebih sigap lagi dalam melayani masyarakat. Lebih baik datang terlambat daripada tidak sama sekali. Dan kepada masyarakat, penulis menghimbau agar meningkatkan terus kewaspadaan dan kehati-hatian. Bukankah kita sering mendapat kabar bahwa kebakaran sering terjadi akibat kecerobahan saat menyalakan lilin dan obat nyamuk.
Penulis: Fengki Ari Anggara adalah Mahasiswa Jurusan Manajemen Produksi di IKOPIN, aktif menulis di www.SUMEDANGONLINE.com