[caption id="attachment_11610" align="alignleft" width="300"] Wartawan disuntuik wawasan HIVAIDS oleh Komisi Penagulangan AIDS Prov Jabar.
Foto:Azis/Sumeks[/caption] KOTA– Peran wartawan dalam mensosialisasikan HIV/AIDS ke masyarakat dianggap paling penting. Hal itu dikatakan Komisi Penangulangan AIDS (KPA) Jawa Barat (Jabar), Tri Irwanda. Dalam sebuah acara bertajuk Peningkatan Peran Media, Mencari Isu AIDS yang layak diliput, Senin (16/10/2012) di Gedung Insun Medal (GIM) Jalan Prabugeusan Ulun Sumedang. “Jika seorang wartawan telah memiliki wawasan yang maksimal terkait hal itu, muatan berita yang disampaikan kepada masyarakat akan tertuang tepat,” jelas Tri. Ia menyebutkan berdasar data yang tercatat di Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, jumlah akumulatif kasus Aids dan HIV sejak tahun 1989 hingga Juni 2012 tercatat 7.375 kasus berdasarkan jenis kelamin. Sementara itu di Sumedang, menurut Pengelola program KPA Sumedang, Nurtita Anarita. Orang dengan HIV AIDS (Odha) di Sumedang telah mencampai angka194 orang didominasi ibu rumah tangga (IRT). “Dari data itu, sebagian Odha ada yang telah meninggal dunia. Diharapkan, peran media pada saat mensosialisasikannya kepada masyarakat mampu menekan angka itu,” ujar Nurtita. Sementara itu, pimpinan redaksi situs Aids Watch Indonesia, Syaeful W Harahap, memaparkan untuk mengetahui seseorang tertular HIV, menurutnya, hanya bisa diketahui dengan tes darah di laboratorium. “Cara-cara penularan HIV melalui cairan darah, seperti menerima transfuse darah yang mengandung HIV, menerima cangkok organ tubuh yang mengandung HIV dan menggunakan jarum suntik, jarum tindik, jarum tato, jarum akupuntur, alat-alat kesehatan yang terkontaminasi darah yang mengandung HIV,” jelas Syaeful. Cara-cara penularan lainnya, menurut Syaeful, bisa melalui air mani dan cairan vagina,  saat melakukan sanggama dengan orang yang telah tertular HIV positif.(zis)/SUMEDANG ONLINE

ODHA Di Sumedang Tercatat 194

Wartawan disuntuik wawasan HIVAIDS oleh Komisi Penagulangan AIDS Prov Jabar.
Foto:Azis/Sumeks

KOTA– Peran wartawan dalam mensosialisasikan HIV/AIDS ke masyarakat dianggap paling penting. Hal itu dikatakan Komisi Penangulangan AIDS (KPA) Jawa Barat (Jabar), Tri Irwanda. Dalam sebuah acara bertajuk Peningkatan Peran Media, Mencari Isu AIDS yang layak diliput, Senin (16/10/2012) di Gedung Insun Medal (GIM) Jalan Prabugeusan Ulun Sumedang.

“Jika seorang wartawan telah memiliki wawasan yang maksimal terkait hal itu, muatan berita yang disampaikan kepada masyarakat akan tertuang tepat,” jelas Tri.

Ia menyebutkan berdasar data yang tercatat di Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, jumlah akumulatif kasus Aids dan HIV sejak tahun 1989 hingga Juni 2012 tercatat 7.375 kasus berdasarkan jenis kelamin.

Sementara itu di Sumedang, menurut Pengelola program KPA Sumedang, Nurtita Anarita. Orang dengan HIV AIDS (Odha) di Sumedang telah mencampai angka194 orang didominasi ibu rumah tangga (IRT).

“Dari data itu, sebagian Odha ada yang telah meninggal dunia. Diharapkan, peran media pada saat mensosialisasikannya kepada masyarakat mampu menekan angka itu,” ujar Nurtita.

Sementara itu, pimpinan redaksi situs Aids Watch Indonesia, Syaeful W Harahap, memaparkan untuk mengetahui seseorang tertular HIV, menurutnya, hanya bisa diketahui dengan tes darah di laboratorium.

“Cara-cara penularan HIV melalui cairan darah, seperti menerima transfuse darah yang mengandung HIV, menerima cangkok organ tubuh yang mengandung HIV dan menggunakan jarum suntik, jarum tindik, jarum tato, jarum akupuntur, alat-alat kesehatan yang terkontaminasi darah yang mengandung HIV,” jelas Syaeful.

Cara-cara penularan lainnya, menurut Syaeful, bisa melalui air mani dan cairan vagina,  saat melakukan sanggama dengan orang yang telah tertular HIV positif.(zis)