Produknya sangat sederhana. Tapi manfaat dan keunggulannya berani beradu dengan buatan pabrik. Itulah mesin perontok gabah hasil karya anak-anak SMKN (Sekolah Menengah Kejuruan Negeri) 1 Sumedang, yang memiliki daya saing dan menjadi referensi untuk dikembangkan PT Pupuk Kujang.
Maman Juherman/ Kota
NAMA SMKN 1 Sumedang, akan diingat terus Menteri BUMN Dahlan Iskan. Memang, sekolah ini tidak memproduksi mobil listrik atau sepeda motor listrik yang tengah digadang-gadang sang menteri untuk bersaing dengan negara-negara maju di tingkat internasional. Tapi hanya membuat mesin perontok gabah sederhana, dengan sistem kerja yang sangat mudah dioperasikan para petani.
Awalnya, dari ketertarikan Dahlan Iskan saat berkunjung ke stan SMKN1 Sumedang di Sumedang Education Expo. Helaran itu digelar Panitia Hari Jadi ke 435 Sumedang bekerja sama dengan Sumedang Ekspres, di halaman Gedung Negara, Minggu (12/5). Dari puluhan stan sekolah kejuruan dan umum, Dahlan yang masih mengenakan kaos olahraga setelah jalan sehat bersama puluhan ribu warga Sumedang, menyempatkan mampir ke stan itu. Dia tertarik dengan mesin perontok gabah buatan SMKN1 Sumedang.
Anak-anak SMKN1 Sumedang yang menjaga stan, sempat menyambut kedatangan Dahlan Iskan. “Ini stan SMKN1 Sumedang ya? Punya produk unggulan apa?” tanya Dahlan. Spontan siswa menunjuk ke sebuah benda yang berada di sebelah kanan pintu masuk.
“Ini perontok gabah ya?” tanya Menteri BUMN. “Iya Pak. Alatnya sederhana dan mudah dibawa ke tengah sawah,” jelas siswa yang mengenakan seragam.
Dahlan pun mencoba mengoperasikan dengan menggoes alat penginjaknya seperti mesin jahit. “Talinya hanya pake tali plastik, coba lebih disempurnakan supaya bisa dipasarkan.”
Ternyata, alat sederhana itu terus melekat di pikiran Menteri BUMN. Saat jumpa petani setelah melaksanakan penanaman padi perdana dengan menggunakan pupuk urea 15, 15, 15, Dahlan didaulat pihak PT Pupuk Kujang untuk memberikan bantuan alat perontok gabah kepada petani Desa Gunasari, Kecamatan Sumedang Selatan.
“Ini alat perontok gabah buatan mana Pak Bambang (Dirut Pupuk Kujang, red)?” tanya Dahlan Iskan. “Buatan pabrik Pak,” jawab Dirut Pupuk Kujang.
“Saya tadi berkunjung ke stan SMKN1 Sumedang, mereka membuat alat perontok gabah yang sangat sederhana. Dioperasikan menggunakan kaki. Mana Pak Lurah atau ketua kelompok tani di sini. Sekarang, Pak Lurah datang ke stand SMKN1 Sumedang di pameran Sumedang itu, mungkin belum tutup. Coba teliti, uji coba dan bandingkan mesin perontok gabah buatan pabrik dengan buatan anak-anak SMKN1 Sumedang. Kalau memungkinkan, pakai saja buatan anak-anak SMK itu,” tutur Menteri BUMN.
Satu kebanggaan bagi Kepala Desa Gunasari, Nono Saefudin mendapat perintah dari Menteri BUMN. “Saya langsung berangkat ke pameran. Saya kira Pak Menteri nunggu di pameran, ehhh ditunggu-tunggu ga datang. Salah denger, akhirnya saya minta penjelasan kepada anak-anak SMKN1 Sumedang dan mencoba mengoperasikan mesin itu. Ternyata, mesinnya lebih sederhana dan mudah dioperasikan.”
Bukan hanya Kades Gunasari yang merasa bangga karena mendapat perintah Dahlan Iskan. Tetapi juga Kepala Dinas Pendidikan Sumedang, Herman Suyatman yang merupakan ketua panitia Hari Jadi ke 435 Sumedang. Dia sendiri yang mempunyai gagasan berlian menggelar Sumedang Education Expo untuk dipertontonkan kepada Menteri BUMN. “Alhamdulillah, saya bangga dan senang sekali. Ternyata Pak Dahlan sangat respon terhadap produk anak-anak SMKN1 Sumedang. Kami gelar acara ini guna meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan. Khusunya untuk jenjang SMK dengan dunia usaha dan industri (DUDI). Mudah-mudahan, anak-anak SMK dari Sumedang mah ready for use,” tutur Herman.(bersambung)