Air Artesis Mendadak Asin, Lurah Situ Ngaku Baru Tahu
- Penulis: Fitriyani Gunawan
- Editor: Redaksi
- Terbit: Jumat, 17 Jan 2020 10:16 WIB
SUMEDANG.ONLINE – Warga di RT 04 RW 06, Kelurahan Situ dibuat kaget dengan air artesis yang justru berasa asin. Padahal semula proyek dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Badan Geologi Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan itu bertujuan untuk mengatasi permasalahan air di kawasan tersebut.
Namun sejauh ini menurut Yati Suryati, semenjak dibangunnya sumur artesis tersebut, sangat sedikit warga yang menggunakannya. Bahkan dikatakan dia, pada Kamis, 16 Januari 2020 kemarin, dia menyoba untuk mengambil air untuk keperluan air minum ternyata berasa asin.
”Kemarin nyoba seember eh malah asin. Untuk air minum susah, karena airnya jadi asin. Baru kemarin asin, dicoba oleh saya,” kata Yati warga setempat saat dihubungi SUMEDANG ONLINE, Jumat, 17 Januari 2020.
Diakui dia, pada saat musim kemarau persediaan air di kawasan itu memang susah. Warga hanya memanfaatkan sumur artesis itu untuk perluan menyuci, sementara untuk keperluan air minum mereka lebih memilih membeli air mineral.
“Jarang dipakai (sumur artesis). Saya juga beli air galon,” jelas dia.
Ditemui secara terpisah Lurah Situ, Irvan Iskandar, justru baru mengetahui jika air dari sumber artesis itu berasa asin.
“Justru kita baru tahu sekarang, tapi kalau lihat seperti itu. Sepertinya ada kandungan kimia yang terkandung dalam tanah di lokasi tersebut. Langkah selanjutnya, kita harus minta tolong, atau minta penjelasan dari mereka untuk di lab kembali. Karena dari lab awal sesuai dengan yang diajukan mereka, itu tidak ada masalah katanya,” ungkap Irvan.
Irvan pun menyebutkan tak begitu mengetahui tentah proyek tersebut, meski memang sempat ada pemberitahuan akan dibangunnya proyek air bersih. Namun, hingga saat ini pihak kelurahan mengaku belum menerima serah terima pekerjaan.
“Itu kalau tidak salah, bantuan dari Kementerian melalui bantuan Provinsi, yang sebetulnya kelurahan itu baru mengetahui itu setelah kegiatan mau selesai. Tahun 2019, sekitar pertengahan tahun. Proyek artesis itu, sebetulnya kalau dari awal itu tidak ada masalah, yang jadi masalah pada saat selesai untuk pemeliharaan dan pengoperasian. Karena nanti menyangkut mengenai listrik, hanya saja mungkin kita juga belum menindaklanjuti mengingat serah terima pekerjaannya buka ke kita. Tapi mungkin dari pihak pemerintah kepada pengusaha atau sebaliknya dari pengusaha ke pemerintah,” jelas dia.
Bahkan dikatakan Irvan, pihak kelurahan tidak pernah mengajukan proyek tersebut. Hanya saja, dia menduga ada warganya yang mengajukan secara pribadi ke kementerian.
”Pengajuannya bukan dari pihak kelurahan, kita tidak mengetahui dan tidak pernah mengajukan. (Atau dari warga?), kalau itu mungkin, atau ada kenalan warga yang ada di kementerian yang mengajukan. Hanya saja kebetulan warganya pun kurang antusias, mengingat mereka bekerja sendiri,” pungkasnya. *** IWAN RAHMAT ***