YANA: KECEWA DENGAN P2T
- Penulis: Fitriyani Gunawan
- Editor: Redaksi
- Terbit: Kamis, 28 Apr 2011 15:31 WIB
WADO, Masyarakat Desa Padajaya Kecamatan Wado merasa dibohongi dengan janji Panitia Pengadaan Tanah (P2T) yang akan melakukan pemutakhiran data tanah elevasi di wilayah Leuwikanteh dan Pasir Muncang, padahal sebelumnya hari Rabu (27/04) team P2T telah datang kelokasi tersebut namun pendataan tidak dilaksanakan dengan alas an tidak membawa peralatan, hal tersebut disampaikan Kuasa Masyarakat Desa Padajaya, Yana Daryono ditemui sumedangonline ditengah – tengah puluhan masyarakat yang sedang menunggu kedatangan P2T, Kamis (28/04) siang.
“Demi Allah Demi Rasulullah saya merasa kecewa dan sakit hati dengan yang namanya Agah dari P2T, kemarin mereka menjanjikan akan melakukan pendataan hari ini, tapi nyatanya sampai sekarang pukul 12.00 WIB, tidak ada batang hidungnya”, ungkap Yana dengan nada tinggi.
Kekecewaanpun dirasakan puluhan pemilik tanah, mereka rata – rata sudah bersiap dilokasi yang akan di data, sejak pukul 08.00 WIB mereka menunggu dan meninggalkan aktivitas kesehariannya, selain itu para ibu – ibu pun selama dua hari ini sibuk mempersiapkan konsumsi untuk para pendata dan masyarakat, namun semua itu menjadi sia – sia belaka.
Menanggapi tidak hadirnya P2T untuk melakukan pendataan ulang, Ana Bin Sumirta, mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam membangun proyek yang konon berskala internasional itu, ia menilai selama ini pendataan yang dilakukan oleh pemerintah sering dilakukan namun tidak jelas tindak lanjutnya.
“Jatigede ini apakah sungguh – sungguh, atau sekedar main – main, karena masyarakat Desa Padajaya dari tahun 1986 pendataan ulang itu bukan sekali ini, sudah empat kali, tapi tidak ada realisasinya”, jelasnya.
Ia, berharap pemerintah seharusnya memikirkan nasib warga yang akan digenangi, padahal pemerintah, menurutnya, selalu menggebor – gemborkan jargon bahwa bangunan jatigede itu bukan untuk menyengsarakan rakyat, bukan untuk menghina rakyat dan tidak dilecehkan, “namun apa buktinya dari tahun 1986 sampai sekarang tidak ada realisasi”, ungkap warga di RT 04 RW 05 Desa Padajaya itu menambahkan.
Hal senada dikatakan Lili Sugiana yang mempertanyakan ada apa dengan P2T terhadap desa Padajaya, yang menurutnya selalu mengulur – ngulur waktu.
Ditemui dikediamannya, Charli Supriatna kepala Desa Padajaya mengaku belum mengetahui pasti alas an kenapa pihak P2T tidak jadi melakukan pendataan ulang, padahal pihaknya sudah bersiap sedia sejak dua hari lamanya.
“elepasi itu tadinya itu dari pengukuran kemarin, tidak sampai ke patok, desa atas nama permintaan masyarakat, minta kepada proyek sebatas mana yang dibutuhkan, tiga hari selesai sekarang tinggal pengukuran saja”, tuturnya.
Menurut Charli, hanya Desa Padajaya data elepasi yang paling terakhir, sehingga tahun ini target Desa Padajaya untuk dapat menyelesaikannya tahun ini, bahkan ia berharap dapat segera diselesaikan.
“keadannya begini mau bagaimana, kita kan nggak salah itu urusan mereka benar atau tidaknya itu urusan mereka, kalau kita sudah siap dengan masyarakat dilapangan, masyarakat sudah tahu ada apa dan bagaimana, justru masyarakat terbuka dan berkeinginan segera diselesaikan”, jelasnya.(igun)