Teja:SPBS Kehilangan Arah
- Penulis: Fitriyani Gunawan
- Editor: Redaksi
- Terbit: Selasa, 1 Nov 2011 21:15 WIB
SITURAJA – Kembali para seniman mempertanyakan sikap birokrasi di Sumedang terhadap keberadaan Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS) yang dinilai sudah kehilangan arah dan tujuan, mereka menilai SPBS yang didengung-dengungkan dapat mengakat seni dan budaya sunda di Sumedang hanya sebuah jargon belaka.
Pernyataan keras tersebut disampaikan, Ayat Suteja alias kang Teja, ke sumedangonline saat melakukan latihan Karinding bersama Komunitas Balungbang Ilustrasi Sunda Kreative (ISUK) Babakan Bandung, Selasa (1/11).
Dikatakan Ayat, tanpa adanya SPBS-pun para seniman sebenarnya akan tetap jalan.
“Dikampung saya sendiri, sepi-sepi, mana Sumedang Puseur Budaya Sunda, dan juga saya pikir yang ada itu Puseur Budaya Sundel, buktinya saja di Sumedang tidak ada yang namanya Gedung Kesenian untuk membuat sebuah eksperimen-eksperimen kesenian, seperti laboratium kesenian, itu gak ada,” kata kang Teja.
Apalagi dengan merebaknya wacana gedung bersejarah Pasifik akan dijadikan tempat karaoke, ayat menilai hal itu justru bukan mencerminkan budaya sunda,”dengan dijadikannya tempat karaoke, mana rohnya Sunda, mana rohnya budaya, Sumedang Puseur Budaya Sunda, apa yang akan dijual?” tanya kang Ayat.
Lebih lanjut dikatakan Kang Teja, seharusnya tim akselerasi dapat bergerak cepat sesuai dengan namanya, terutama mereka harus mampu menggali potensi-potensi yang telah berkembang di masyarakat.
Senada dengan Kang Teja, Manager Sanggar Gema Binangkit, Juyaman, mengharapkan ada sebuah gedung kesenian yang dapat mewadahi para seniman daerah, meskipun seni hanya sebagian kecil dari budaya itu sendiri.
“Daripada membangun tempat karaoke yang nantinya menjadi bisnis perorangan. Seharusnya Pemkab Sumedang, berupaya bagaimana caranya heritage seperti gedung pacifik tersebut dapat dinikmati masyarakat Sumedang, seperti dijadikannya gedung kesenian, kalau dibangun gedung kesenian saya rasa selaras dengan tekad Sumedang untuk menjadikan dirinya sebagai Pusat Kebudayaan Sunda,” ungkap Juyaman beberapa waktu lalu. (igun gunawan)