MATANYA masih tampak sembab, sesekali menghela nafas panjang, dan si bungsu Sri (20) yang menemaninya mengelus-elus punggungnya, seraya menanti acara serah terima santunan dari Jasa Raharja, Yunani (45), istri dari Dede Suherdi korban tragedi bus maut Maju Jaya meninggal saat perjalanan ke rumah sakit, duduk bersama Sumeks di kantor Pol PP Kecamatan Darmaraja.
“Saya tidak menyangka suami saya akan pergi duluan, apalagi sebelum kejadian bapak terus menerus menelpon saya,” terang istri dari pengemudi Pariwisata PO Budiman itu.
Dia bercerita banyak tentang suaminya yang bekerja sebagai pengemudi bus pariwisata PO Budiman telah mengabdi selama 12 tahun, bahkan saat kejadiaan naas itu, suaminya yang hendak pulang ke Sumedang, namun kembali disuruh balik boss-nya, karena ada order ke Banten, suaminya pun kembali ke kantor namun karena tidak ada kecocokan harga akhirnya order ke Banten pun batal, dan suaminya kembali akan pulang.
“Suami saya bilang jam 12.00 dia disuruh balik ke kantor karena ada order ke Banten, nya hok atuh kadé, kata saya, namun sekitar pukul 15.00 dia menelpon lagi, katanya sudah ada diterminal mau balik ke Sumedang, karena tidak jadi ke Banten, dia bilang panitiana teu bogoheun, jadi teu cios, ayeuna nuju dina mobil bapa gé, naék Maju Jaya, muhun! ceuk abdi téh, kadé wé atuh,” ungkap ibu yang dikaruniai tiga orang putra.
Kontek-kontekan melalui hape pun terus berlanjut hingga terakhir pukul 16.00 WIB, suaminya bilang sudah di Malangbong.
“Kamana atuh tadi dibél teu aya, tanya dia, saya jawab, nuju moé paré ari bapak di mana ayeuna? dia bilang, bapak tos dugi di Malangbong, saya jawab, nya atuh abdi sholat Ashar heula, sakantenan nyangu ari tos caket mah!” paparnya, yang kala itu langsung pergi shalat Ashar, dan menanak nasi serta menyediakan lauk pauk.
Beres menyediakan lauk pauk untuk menyambut suaminya yang pulang kerja, dan setelah pulang kerja anak bungsunya, yang datang pukul 17.00 justru bukan suami tercintanya, tetapi temannya si Endut alias mang Elay, mang Elay itulah yang mengabarkan langsung jika suaminya mendapat kecelakaan dan sekarang berada di Puskesmas Darmaraja.
“sangu nembé diangkat, réncangna némbé badé digoréng tos dongkap deui anu nyusulan ka abditéh, personil Maju Jaya, namina téh si Endut urang Selaawi, bi bi urang ka rumah sakit si amang cilaka, saurna téh, cilaka naon? Mang Elay (sebutan untuk Dede Suherdi, red.) mah nuju uihkeun dijalan da teu nyandak mobil, enya ceunah, naék Maju Jaya, ngan Maju Jaya-na ka jurang, nya atuh abdi téh langsung séak panas tiris,”ungkapnya
Setelah itu ibu dari Ruslan (25), Shaleh (21) dan Sri (20), segera bergegas berangkat ke Darmaraja, dimana informasi terakhir yang dia terima, seluruh korban transit terlebih dahulu di Puskesmas Kecamatan Darmaraja, namun di tengah perjalanan, ada kabar lagi, jika suaminya telah dirujuk ke RSUD.
Sedih, penasaran, deg degan, bercampur, setiap mobil yang mengangkut korban diteliti satu persatu, namun sudah beberapa orang yang dilihat, suaminya belum muncul. Tiba-tiba sebuah angkutan umum datang membawa 4 orang korban, dari 4 orang itu hanya tiga yang segera dilarikan ke blankar, sementara seorang lagi dibiarkan tergeletak.
“Itu bukan pak Ade … Itu bukan pak Ade … pak Ade tadi juga nelepon,” teriak Imas kakaknya, saat melihat seseorang dalam angkutan umum itu suami adiknya.
“Kakak saya menjerit histeris, suami saya tidak dimasukan ke UGD tetapi langsung dibawa ke kamar Jenazah, karena sudah meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit,” imbuhnya.
Sayangnya hingga berita ini disusun, meski ada indikasi kecelakaan kerja, karena suaminya meninggal sepulang kerja, bahkan masih mengenakan baju batik Pariwisata PO Budiman, namun pihak PO Budiman belum memberikan santunan, padahal Dede sudah bekerja 12 tahun lamanya.
“Kalau santunan belum dapat, kalau cuman melayat sih ada,” pungkasnya mengakhiri pembicaraan.(igun gunawan)
