SUMEDANG.ONLINE – Para kepala desa dibuat dibingung dengan pendataan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Provinsi Jawa Barat untuk warga Miskin Baru (Misbar) terdampak Covid-19. Hal itu lantaran data ajuan yang sudah mereka kirim, dan sesuai dengan kondisi di lapangan. Ternyata masih terkoreksi, dan jumlahnya jauh dari yang diperkirakan.
“Untuk Bantuan Provinsi. Pengajuan awal 553, setelah direvisi jadi 337. Hilangna banyak, itu pun belum tentu semuanya tercover. Karena manehna teu mikirkeun kaayaan dihandap. Manehna jangji semua terdampak Covid didata, terus, sekalipun bukan warga setempat asal Jawa Barat, akan data, kasih bantuan. Tapi kenyataan, kitu kan, ngajukeun 553 oge teu bisa mere,” ujar Kepala Desa Cimarias, Mamat Rohimat pada SUMEDANG ONLINE. Sabtu, 18 April 2020.
Padahal sebut Rohimat, bantuana sebanyak 553 itu murni yang menerima di desanya diluar penerima bantuan PKH dan BPNT yang rutin diberikan. Sementara untuk Bantuan Misbar ini hanya selama tiga bulan, namun tetap sepertinya ada kuota. Bahkan, jika pun pihaknya memasukan nilai Dana Desa sebesar 30 persen untuk Misbar, tetap saja jumlah angka 553 masih ada yang belum tercover.
“Kita punya dana cadangan dari Dana Desa, 30 persen, bisa dialokasikan untuk BLT. Saya sudah hitung-hitungan, itu tetap tidak akan cukup. Karena pegangannya yang riil 553, betul-betul terdampak Covid-19. Sedangkan kalau dihitung, saya dapat dari Banprov 245 ditambahan 112 misalnya itu masih jomblang, tidak akan tercover,” imbuhnya.
”Kecuali dari Kabupaten masih ada. Ini kan kabupatan belum ngomong-ngomong tentang bantuan sembako ke desa-desa, saya harapkan Pak Bupati turun sebagai penyelamat kesenjangan sosial di desa. Saya harap bantuan dari kabupaten, yang belumnya, bisa dicover. Karena walau bagaimana pun pusat sudah membantu, provinsi sudah, desa sudah 30 persennya. Insyaallah bupati kita bijak menyiapkan anggaran untuk sembako ke tiap-tiap desa. Bisa mengatasi masalah yang ada di tiap-tiap desa,” harapnya. *IWAN RAHMAT*