DAERAH  

Raib, Aspal dari P2IP Desa Cisurat

 

WADO – 6 dari 20 drum aspal yang akan dipergunakan untuk perbaikan jalan menuju Dusun Cikihiang, Desa Cisurat, Kecamatan Wado, melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (P2IP), sepanjang 650 meter, raib digondol maling.

Sumber SumedangOnline.com menyebutkan 6 drum aspal tersebut hilang pada Senin (5/12) malam lalu. Sebelumnya panitia menjemput aspal pada Minggu (4/12), kemudian diturunkan ditiga titik, dengan rincian pada titik pertama dan kedua disimpan 6 drum aspal, dan dititik terakhir 8 drum aspal.

 

“Saya sebenarnya sudah menyatakan tidak sanggup untuk menjaga drum-drum itu, apalagi disimpan di tengah leuweung menuju Dusun Cikihiang. Saya, Ibu Kuwu, dan Ketua P2IP Desa Cisurat justru menyarankan untuk disimpan di Balai Desa saja, hanya saja Pak Kusnadi, saat itu menyatakan sanggup dan akan bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi,” papar Karyadi, Kepala Dusun Cikihiang, saat ditemui SumedangOnline di kediamannya, Kamis (8/12).

 

Ironisnya Kepala Dusun Cikihiang tidak mengetahui akan kedatangan aspal-aspal itu, diakui, dirinya baru mengetahui adanya aspal pada Senin lalu.”Saat itu Kusnadi bilang, bagaimana kalau menyimpan aspal itu di sini (di lokasi, red.), dan menyimpan dalam 3 titik, tapi saya nyatakan tidak sanggup,” lanjutnya.

 

Kepala Dusun Cikihiang menyatakan dirinya hanya berkonsentrasi dalam penggalangan swadaya masyarakat, sedikitnya sampai hari ketiga pengaspalan sudah hampir 300 orang yang membantu percepatan jalan yang dianggarkan melalui Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp 120 juta.

 

Sebelumnya dari anggaran P2IP senilai Rp 250 juta, telah tersalurkan untuk membangun rabat beton antara Cikihiang-Cigintung sepanjang 350 meter dengan anggaran Rp 130 juta.

 

Sumber SumedangOnline lainnya menyebutkan ada kejanggalan pada Senin malam, sebuah truk mengangkut batu split dibiarkan ke lokasi proyek Selasa dini hari tanpa pengawalan dari panitia. Padahal menurut sumber tersebut, seharusnya pas terima dan keluar barang harus diawasi dan dicatat. Selain itu seharusnya pengerjaan proyek P2IP itu dikerjakan Organisasi Masyarakat Setempat (OMS), bukan oleh pemborong.

 

“Bahkan warga ada yang bertanya kenapa harus melibatkan warga lagi, karena sudah diambil alih oleh pemborong,” ungkapnya.

 

Sementara itu Ketua P2IP Desa Cisurat, Cicim, ketika dikonfirmasi SumedangOnline di kediamannya membenarkan tentang telah raibnya sebanyak 6 drum aspal, akibat kejadian tersebut pihaknya dirugikan sekitar Rp 9 juta.

 

“Iya memang kita telah kehilangan 6 drum aspal dan telah dilaporkan ke Mapolsek Wado, bahkan saya sendiri di BAP,” kata Cicim, Ketua P2IP Desa Cisurat.

 

Menanggapi pernyataan Kusnadi yang ingin menyimpan aspal ditiga titik, ketua P2IP, mengaku hal itu untuk kemudahan saja.

 

Kepala Kepolisian Sektor Wado melalui petugas piket jaga di Mapolsek Wado, membenarkan jika telah ada laporan mengenai hilangnya sebanyak 6 drum aspal di Desa Cisurat, kasus tersebut kini dalam penyidikan pihak kepolisian.(fitri)

 

Respon (2)

  1. sumedang mah teu maen,,lur ahh,,
    manya bupati na,,orang JAWA,,,
    emang urang sumedang teu bisa mimipin kumaha baraya

  2. woy,,teu arera urang,,
    sumedang mannya pamimpin na orang luar daerah,,
    emang orang sumedang kamarana baraya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *