Endang Rukanda Kades Pembina Ketahanan Pangan Nasional
- Penulis: Fitriyani Gunawan
- Editor: Redaksi
- Terbit: Senin, 17 Des 2012 07:50 WIB
BAK dalam mimpi dapat bersalaman langsung dengan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, apalagi hal itu membawa nama harum Sumedang, dan Jawa Barat. Itulah kesan pertama dari, Endang Rukanda, Kepala Desa yang meraih penghargaan sebagai Pembina Ketahanan Pangan tingkat Nasional. Berikut catatannya.
Igun Gunawan – Jatinunggal
CUACA mendung sempat menghantui sesaat akan mengunjungi kediaman Kepala Desa Cipeundeuy, di RT 01, RW 01, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Jatinunggal. Tapi cuaca itu berbeda 180 derajat dengan suasana hati warga Cipeundeuy, pasalnya kepala desanya, Endang Rukanda, tak disangka berhasil bertemu dan bersalaman langsung dengan orang nomor satu di Negeri ini.
“Saya merasa terharu dan tak menduga, bahkan bagi masyarakat Cipeundeuy juga merasa bangga, karena mulai berdiri desa sejak 1825, baru saya yang diundang oleh presiden. Ini memang bagi kami sesuatu yang tak diduga-duga, meski memang pertemuan dengan presiden dan mendapat pengharagaan ini melalui proses yang cukup panjang,” ujar Kades Cipeundeuy, Endang Rukandan, ke Sumedang Ekspres di kediamannya, Minggu (16/12).
Proses yang dimaksud pria yang bersahaja itu, dimulai dari proses seleksi di tingkat Kabupaten Sumedang yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Sumedang. Berhasil meraih juara pertama di tingkat kabupaten, desa penghasil gula merah itu kemudian diajukan ke tingkat provinsi. “Seleksi di tingkat provinsi ini, dilaksanakan dua kali karena untuk menentukan siapa yang lolos ke tingkat nasional. Pertama tim melaksanakan seleksi dengan berkunjung ke Balai Desa Cipeundeuy, baru setelah itu saya diundang Gubernur dan dilakukan penyeleksian di Gedung Sate,” tambah suami dari Entin Suartini itu.
Kepala desa yang mempunyai 4.709 penduduk bermata pencaharian sebagai petani ini tak mengetahui persis alasan pasti kenapa desanya ditunjuk sebagai duta dari Kecamatan Jatinunggal. Namun, kades yang sudah kali kedua menjabat sebagai kepala desa, menduga dipilihnya Desa Cipeundeuy, karena pada 2009 lalu mendapat bantuan Desa Mandiri Pangan dan mendapat kucuran dana senilai Rp 100 juta. Dana sebesar itu Rp 60 juta diantaranya dialokasikan untuk dana bergulir di masyarakat untuk anggota kelompok tani. “Tujuan saya, hal itu untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat, dan dapat mengurangi angka kemiskinan. Sisanya, saya alokasikan untuk ternak sapi, dibagi keenam kelompok,” imbuhnya.
Dari perguliran itu, secara pembukuan kelompok, menurut Kades, adanya peningkatan yang cukup baik. “Kemungkinan karena adanya keberhasilan itu, makanya Desa Cipeundeuy, dijadikan duta itu,” terangnya.
Di sisi lain yang dipertanyakan oleh para penguji baik tingkat kabupaten hingga pusat ternyata tak hanya berkaitan dengan pangan, tapi berkaitan pula dengan tata kelola pemerintahan desa, termasuk tata kelola rumah tangga kepala desa. “Yang ditanyakan tak hanya sandang dan pangan, tapi juga menyangkut pemerintah desa, hingga keluarga,” ungkap ayah dari Jejen, Rah Iman, Yogi Ridwansyah dan Olvi azzahra Yunita itu.
Namun yang membuatnya semakin bangga, selain mendapat penghargaan dan prestasi yang luar biasa. Ia kagum terhadap sosok SBY dan Ani Yudhoyono yang ternyata paham akan potensi daerah. Dalam kesempatan makan bersama, Kepala dan Ibu Negera itu, sempat menanyakan tahu Sumedang dan gula Wado. “Ibu Ani dan Pak SBY itu menanyakan mana tahu Sumedang dan gula Wado, saya tidak tahu mereka tahu darimana. Sampai-sampai gula Wado saja mereka tahu,” ujarnya bangga.
Sebagai Pembina Ketahanan Pangan tingkat Nasional, Endang Rukanda, berharap pemerintah agar memperhatikan infrastruktur jalan dan irigasi. “Bagaimana kalau infrastruktur jalannya jelek, pasti itu sedikit banyak akan menghambat ke para petani. Kalau infrastruktur bagus, kreativitas masyarakat tinggi, kemungkinan tahun 2013 untuk Cipeundeuy yang akan datang akan lebih meningkat lagi,” tuturnya.
Selain itu, ia pun menginginkan dapat menekan angka kemiskinan hal itu tengah dilakukan dengan menekan angka penerima beras untuk rakyat miskin (Raskin). “Awal saya masuk di pemerintah desa, Cipeundeuy mendapat raskin 10-11 ton, dengan KK miskin 740. Setelah berusaha meningkatkan infrastruktur, dan lainnya sekarang KK miskin tinggal 443,” terangnya bangga.(*)
Foto: Istimewa