[caption id="attachment_13472" align="alignleft" width="300"]Ermi Triaji Ermi Triaji[/caption]KOTA – Anggota DPRD Sumedang dari FPKS Ermi Triaji mengatakan, warga Sumedang harus mempersiapkan diri pascapembangunan jalan tol. “Kita harus segera berbenah dan bersiap karena pembangunan kedua mega proyek tersebut dapat membawa dampak negatif pada sektor perekonomian di Sumedang, pemda harus segera mengambil langkah untuk mengantisipasi hal tersebut, “ ujar Angoota Komisi D Fraksi  PKS DPRD Sumedang. [caption id="attachment_13466" align="alignleft" width="300"]Puluhan rumah mulai dibongkar Puluhan rumah mulai dibongkar[/caption]Menurut Ermi, keberhasilan dalam mengantisipasi hal tersebut tergantung pada perencanaan pemda itu sendiri apakah cocok dengan situasi ekonomi yang terbentuk pasca rampungnya mega proyek tersebut. Jika tidak, mimpi buruk yang selam ini menghantui warga Sumedang akan terjadi, yakni roda perekonomian akan berputaar lamban karena Sumedang hanya akan menjadi kota lintasan saja. Namun Ermi mengungkapkan, beberapa indikator enis pembangunan ekonmi yang bisa diandalkan untuk mengnaisipasi hal tersebut sekalgus bisa mendongkrak indeks ekonomi yang salah satunya yakni pemberdayaan latar wisata budaya yang dapat dijadikan daya tarik. Ermi menyebutkan, jika nanti proyek tol sudah rampung, pemda harus segera dan siap membuat rest area yang bukan hanya milik pengusaha yang bermodal saja. Akan tetapi di dalamnya harus ada pemberdayaan pelaku ekonomi mikro, malah harusnya mayoritas pelaku ekonomi mikro dan menengah yang harus mengambil peran yang dominan. “Nanti kita bikin rest area, namun harus ditata sedemikian rupa, biar nanti budaya Sumedang ditonjolkan. Nanti kan orang bilang ini loh Sumedang yang kaya budayanya. Ini tentunya bisa jadi daya tarik sendiri. Selain itu, yang bermain disitu bukan hanya pemilik modal yang besar saja, justru saya mengharapkan ada pelaku ekonomi yang merupakan ekonomi mikro dan menengah, yang  justru harus mengambil peran yang dominan, “ pungkasnya. Warga Desa Sinarmulya Kecamatan Sumedang utara yang rumahnya terkena proyek Tol Cisumdawu mulai membongkar rumahnya. Pembongkaran itu menyusul rencana pembayaran pada 1 Juli mendatang. Pantauan Sumeks kemarin menunjukkan, warga sudah mulai mengosongkan rumahnya. Puluhan rumah dibongkar sendiri. Pembongkaran dilakukan tak serempak, setiap hari ada saja yang membongkar rumahnya. Sementara warga tinggal di rumah keluarga terdekat yang rumahnya tak terkena proyek. “Saurna bade dibayar kaping 1 atawa 2 juli ayeuna, sapalih bumina tos seueur nu dibongkar, ” ujar Rahmat, salah seorang warga, saat ditemui sumeks. Memang akktivitas pembangunan jalan tol sesi dua dari mulai Kecamatan Pamulihan sampai Sumedang Utara sudah kelihatan. Di daerah Desa Citali sudah ada perataan dan pemagaran tanah serta beberapa rumah sudah ada yang dibongkar oleh warga untuk menyelamatkan material bangunan yang sekiranya masih bisa digunakan “Memang dalam dua pekan terakhir ini kegiatan pengerjaan Tol di daerah Cikubang Desa Citali sudah mulai dilaksanakan. Bahkan sudah ada dua beko yang meratakan tanah,” kata Camat Pamulihan, Bambang Irianto, Di Desa Citali memang merupakan interchange” titik nol sesi dua (Pamulihan-Sumedang Utara) dan seksi satu (Tanjungsari- Jatinangor) untuk mempersiapkan peletakan batu pertama dimulainya pembangunan fisik Jalan Tol Cisumdawu., rencana pembangunan Jalan Tol Cisumdawu sepanjang 61 kilometer. (asp)/SUMEDANG ONLINE

Tol Cisumdawu Dibangun, Sumedang Kudu Punya Daya Tarik

Ermi Triaji

Ermi Triaji

KOTA – Anggota DPRD Sumedang dari FPKS Ermi Triaji mengatakan, warga Sumedang harus mempersiapkan diri pascapembangunan jalan tol. “Kita harus segera berbenah dan bersiap karena pembangunan kedua mega proyek tersebut dapat membawa dampak negatif pada sektor perekonomian di Sumedang, pemda harus segera mengambil langkah untuk mengantisipasi hal tersebut, “ ujar Angoota Komisi D Fraksi  PKS DPRD Sumedang.
Puluhan rumah mulai dibongkar

Puluhan rumah mulai dibongkar

Menurut Ermi, keberhasilan dalam mengantisipasi hal tersebut tergantung pada perencanaan pemda itu sendiri apakah cocok dengan situasi ekonomi yang terbentuk pasca rampungnya mega proyek tersebut. Jika tidak, mimpi buruk yang selam ini menghantui warga Sumedang akan terjadi, yakni roda perekonomian akan berputaar lamban karena Sumedang hanya akan menjadi kota lintasan saja.
Namun Ermi mengungkapkan, beberapa indikator enis pembangunan ekonmi yang bisa diandalkan untuk mengnaisipasi hal tersebut sekalgus bisa mendongkrak indeks ekonomi yang salah satunya yakni pemberdayaan latar wisata budaya yang dapat dijadikan daya tarik. Ermi menyebutkan, jika nanti proyek tol sudah rampung, pemda harus segera dan siap membuat rest area yang bukan hanya milik pengusaha yang bermodal saja. Akan tetapi di dalamnya harus ada pemberdayaan pelaku ekonomi mikro, malah harusnya mayoritas pelaku ekonomi mikro dan menengah yang harus mengambil peran yang dominan.
“Nanti kita bikin rest area, namun harus ditata sedemikian rupa, biar nanti budaya Sumedang ditonjolkan. Nanti kan orang bilang ini loh Sumedang yang kaya budayanya. Ini tentunya bisa jadi daya tarik sendiri. Selain itu, yang bermain disitu bukan hanya pemilik modal yang besar saja, justru saya mengharapkan ada pelaku ekonomi yang merupakan ekonomi mikro dan menengah, yang  justru harus mengambil peran yang dominan, “ pungkasnya.
Warga Desa Sinarmulya Kecamatan Sumedang utara yang rumahnya terkena proyek Tol Cisumdawu mulai membongkar rumahnya. Pembongkaran itu menyusul rencana pembayaran pada 1 Juli mendatang.
Pantauan Sumeks kemarin menunjukkan, warga sudah mulai mengosongkan rumahnya. Puluhan rumah dibongkar sendiri. Pembongkaran dilakukan tak serempak, setiap hari ada saja yang membongkar rumahnya. Sementara warga tinggal di rumah keluarga terdekat yang rumahnya tak terkena proyek.
“Saurna bade dibayar kaping 1 atawa 2 juli ayeuna, sapalih bumina tos seueur nu dibongkar, ” ujar Rahmat, salah seorang warga, saat ditemui sumeks.
Memang akktivitas pembangunan jalan tol sesi dua dari mulai Kecamatan Pamulihan sampai Sumedang Utara sudah kelihatan. Di daerah Desa Citali sudah ada perataan dan pemagaran tanah serta beberapa rumah sudah ada yang dibongkar oleh warga untuk menyelamatkan material bangunan yang sekiranya masih bisa digunakan
“Memang dalam dua pekan terakhir ini kegiatan pengerjaan Tol di daerah Cikubang Desa Citali sudah mulai dilaksanakan. Bahkan sudah ada dua beko yang meratakan tanah,” kata Camat Pamulihan, Bambang Irianto,
Di Desa Citali memang merupakan interchange” titik nol sesi dua (Pamulihan-Sumedang Utara) dan seksi satu (Tanjungsari- Jatinangor) untuk mempersiapkan peletakan batu pertama dimulainya pembangunan fisik Jalan Tol Cisumdawu., rencana pembangunan Jalan Tol Cisumdawu sepanjang 61 kilometer. (asp)