PKK Ajarkan Pelajar SMK Negeri Situraja Pinter Nyablon
- Penulis: Fitriyani Gunawan
- Editor: Redaksi
- Terbit: Rabu, 15 Agu 2018 03:16 WIB
SUMEDANGONLINE, SITURAJA – Pelajar di SMK Negeri Situraja mendapatkan pelatihan sablon. Menurut Kepala SMK Negeri Situraja, Hj. Lolly Roliawaty, kegiatan itu bertujuan untuk menyiptakan lulusan SMK yang kreatif tidak hanya dipersiapkan untuk bekerja di perusahaan tetapi juda untuk jadi wirausaha.
“Untuk melatih wirausahaan itu, ini (latihan sablon),” kata Hj. Lolly Roliawaty pada Sumedang Online.
Adanya pelajaran sablon itu menurut Lolly sejalan dengan Kurikulum 2013 yang disempurnakan dari hanya Kewirausahaan menjadi Produk Kreatif Kewirausahaan (PKK)
“Kita menggunakan kurikulum yang direvisi yang disempurnakan dari 2013. Pada kurikulum 2013 ada pelajaran Kewirausahaan, untuk kurikulum yang di sempurnakan Kewirausahaan itu jadi PKK, Produk Kreatif Kewirausahaan,” jelasnya.
Implementasi dari PKK itu ada dua jurusan yang difokuskan mempelajarinya, yakni Teknik Komputer Jaringan (TKJ) dan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). “Jadi anak-anak kursus menyablon dengan harapan dari pengetahuan menyablon ini. Nanti mereka bisa mengimplementasikan ilmu pengetahuannya untuk membuat produk kreatif di jurusannya, untuk membuat unit produksi jurusannya,” tambahnya.
Tak muluk-muluk pangsa pasar yang dibidik dari kegiatan itu, yakni para siswa dari jurusan atau kelas lain di SMK Negeri Situraja itu sendiri. Sebab biasanya kata Lolly, para pelajar suka ada membuat kaos kelas. Jika mereka telah mahir dalam hal Sablon, sudah tidak perlu lagi mengorder ke luar.
“Kenapa harus membeli dari luar, kami berusaha untuk itu. Jadi konsumennya masyarakat yang ada di sekolah dulu. Jadi, konsumennya anak-anak yang ada di kelas yang lain, meminta atau membeli kaos ke jurusan RPL dan TKJ dan disablon oleh mereka,” sambungnya.
Kedepannya pelajaran Sablon tak hanya pada jurusan TKJ dan RPL saja tetapi juga pada jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM), yang sudah mulai dibidik. Untuk sementara pada jurusan ini baru melakukan kerjasama dengan Honda dengan menyervis motor guru dan rekan-rekan yang ada di sekolah itu. “Pengimplementasiannya mereka bekerja sama dengan Honda menyervis motor milik rekan-rekan dan guru. Jadi ada sebulan sekali dari Honda, ada main service dari Honda,” ungkapnya.
Disinggung biaya Sablon sendiri, disebutkan Rolly memang nilainya tidak kecil. Karena itu pihaknya menyicil satu persatu yang mudah dan terjangkau. “Kemarin kita membeli rakel percentimeternya itu kan Rp 10 ribu, kita beli yang 38 centimeter dan lainnya yang tidak terlalu mahal dulu,” imbuhnya.
Dia berharap unit produksi dari tiap-tiap jurusan yang ada di SMK Negeri Situraja ini dapat berjalan sesuai dengan harapan pemerintah jika lulusan SMK harus kreatif, selain bisa bekerja di perusahaan juga jadi wirausahaan. (IWAN)