Tak Sekadar Monumen, Menara Kujang Jadi Tempat Edukasi Budaya

Sumedangkab/SUMEDANGONLINE
Monumen Kujang Sapasang di Kawasan Jatigede yang digadang-gadang sebagai patung "Liberty"-nya Sumedang akhirnya diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Minggu (13/8/2023).

SUMEDANG – Monumen Kujang Sapasang di Kawasan Jatigede yang digadang-gadang sebagai patung “Liberty”-nya Sumedang akhirnya diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Minggu (13/8/2023).

Dalam empat bulan ke depan di menara tersebut akan hadir Museum Kujang sebagai wahana edukasi budaya.

“Menara Kujang Sapasang ini tidak hanya bentuk visualnya saja sebagai monumen, tapi ada edukasi budaya, namanya Museum Kujang,” kata Gubernur Jabar yang kerap disapa Kang Emil saat diwawancara usai peresmian.

Baca Juga  Dibangun Secara Tematik, Alun-Alun Akan Beri Kesan Nyaman

Dikatakan Kang Emil, nantinya di museum itu akan ada puluhan koleksi kujang tertua di dunia untuk mengedukasi masyarakat yang datang ke museum.

“Akan ada puluhan kujang yang usianya puluhan hingga ratusan tahun dengan segala makna-maknanya untuk mengedukasi pengunjung,” ujarnya.

Sementara itu, Budayawan Sunda Budi Dalton menyambut positif adanya rencana penambahan fasilitas berupa Museum Kujang yang representatif

Baca Juga  Asep Kurnia : Santri di Sumedang Agar Lebih Eksis

“Tidak hanya menampilkan artefak saja, tapi masyarakat Sunda bisa tahu nilai nilai filosofis kujang. Kalau sudah tahu, orang tidak akan sembarangan _golar goler_ nyimpen kujang, karena sudah paham akan nilainya,” kata Budi.

Budi menyebutkan, berdasarkan penelitian, ada 12 jenis Kujang dengan lima fungsi yang berbeda beda sesuai dengan karakeristik kujang itu sendiri.

“Fungsinya berbeda-beda, ada yang sebagai senjata atau pakarang, ada pakakas, ada juga yang dijadikan sebagai pusaka dan sajen,” terangnya.

Baca Juga  Pelajar SLTA, Yu Ikuti Cerdas Cermat Kepemiluan dan Demokrasi

Dengan segala jenis Kujang yang akan ditampilkan, kata Budi, diharapkan masyarakat tidak hanya memahami Kujang sebagai senjata, tetapi secara ergonomis juga dilihat dari bentuknya yang estetis.

“Terlalu estetis jika hanya dijadikan senjata. Jadi pasti kujang ini sebuah simbol, hanya saja simbol apa didalamnya,” pungkasnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ingin menerima update terbaru dari SUMEDANGONLINE OK TIDAK