[caption id="attachment_3779" align="alignleft" width="350" caption="Minta Renovasi:Salah satu sudut pasar Kirisik (23/7),terihat bangunan kios sudah mulai rusak,pihak pengelola berharap pemerintah memperhatikan dan secepatnya memberikan bantuan.Foto:Bonang."][/caption] Sumedang Online-Pasar yang terletak di Nyalindung Desa KirisikJatinunggal kini kondisinya sudah memprihatinkan,pasar yang di bangun di bulan Agustus tahun 2002 itu merupakan pindahan dari terminal Kirisik,dipindahkan karena tempat yang semula merupakan tanah pribadi.Kini pasar itu berdiri di tanah milik Desa Kirisik. Bangunan pasar pun sangat sederhana karena biaya pembangunan waktu itu sangat minim,oleh sebab itu pasar ini cuma memiliki 90 kios yang setiap kiosnya berukuran 2M x 2.5M,   disewakan kepada pedagang sebesar Rp.500 ribu/5 tahun Pasar yang dikelola pemerintah desa ini sebenarnya sudah mengajukan permohonan penambahan sarana pada tahun 2003,dan ketika itu juga bantuan dari pihak UPTD turun sekitar 23 Juta,uang itu di pakai untuk membangun 2 buah sarana yaitu mushola dan kantor pengelola pasar,tetapi pada kenyataanya bangunan itu akhirnya di pakai pedagang sayuran,karena begitu banyaknya pedagang sedangkan kios yang tersedia tidak mencukupi. Salum (58) kepala pengelola pasar menyebutkan,pasar ini adalah pasar yang berpotensi,sebab masyarakat dari berbagai daerah berbelanja disini,seperti daerah Banjarsari,Pasir Hanja,sampai daerah Majalengka.Cuma Salum menyayangkan kondisi bangunan dan jalan pasar sekarang sudah rusak. “ Banyak bangunan yang sudah bocor,serta atap yang sudah rusak,kalau hujan air masuk ke kios”,ujarnya. Salum lebih lanjut menjelaskan bahwa sekitar tahun 2008 pihaknya sudah mengajukan kembali perbaikan ke dinas terkait melalui UPTD pasar Wado,bahkan sampai memberikan uang sekitar Rp. 4,5 Juta.Tapi bantuan tidak kunjung datang,bahkan sudah bosan untuk menanyakannya kepada pihak yang menjanjikan perbaikan itu. Selain itu bahkan ada yang mengaku wartawan yang menawarkan bantuan untuk membantu memuluskan pencairan dana bantuan tersebut,sampai sempat meminta uang sejumlah Rp.650 ribu,dan pihak pengelola pun memberikannya,tetapi hasilnya tetap saja nihil. Dengan kondisi bangunan pasar yang seperti ini para pedagang pun mengeluh seperti yang dituturkan Eti (33),pedagang ayam asal Talaga Majalengka. “Saya meminta pengelola untuk secepatnya memperbaiki atau merapikannya,sebab kami tak nyaman dengan kondisi kios yang rusak”,ungkap Eti. Hal senada juga di ungkapakan H.Suryadi (61),pedagang buah-buahan asal Marga Jaya,dia meminta pengelola cepat tanggap terhadap keluhan pedagang,sebab disini pedagang juga membayar sewa,tidak gratis.bahkan dia berharap pemerintah melihat langsung kondisi pasar. Disinggung masalah retribusi Salum mengakui bahwa pihak pengelola memang memungut uang retribusi sebesar Rp1500,-,uang itu digunakan untuk uang kebersihan dan keamanan. Sementara H.Edi Taryadi (59),Kepala Desa Kirisik saat ditemui Sumedang Online (23/07),membenarkan adanya keluhan dari pedagang serta masyarakat,tentang kondisi bangunan pasar Kirisik,dia menuturkan pihak desa sudah lama mengajukan proposal renovasi ke pihak terkait melalui UPTD Wado,tetapi belum ada tanggapan yang serius.bahkan baru-baru ini juga Edi sudah membuat kembali proposal pengajuan itu. “ Saat ini malah proposal pengajuan itu sudah kami buat kembali,bahkan hari senin (26/07),akan kami serahkan ke provinsi’,ujarnya. Edi juga meminta kepada pemerintah untuk secepatnya merealisasikan bantuan tersebut,sebab pasar ini adalah milik rakyat dan sarana jual beli yang potensial untuk mendorong perekonomian di daerah kami.**Bonang./SUMEDANG ONLINE

2 Tahun Menanti Bantuan

Minta Renovasi:Salah satu sudut pasar Kirisik (23/7),terihat bangunan kios sudah mulai rusak,pihak pengelola berharap pemerintah memperhatikan dan secepatnya memberikan bantuan.Foto:Bonang.

Sumedang Online-Pasar yang terletak di Nyalindung Desa KirisikJatinunggal kini kondisinya sudah memprihatinkan,pasar yang di bangun di bulan Agustus tahun 2002 itu merupakan pindahan dari terminal Kirisik,dipindahkan karena tempat yang semula merupakan tanah pribadi.Kini pasar itu berdiri di tanah milik Desa Kirisik.

Bangunan pasar pun sangat sederhana karena biaya pembangunan waktu itu sangat minim,oleh sebab itu pasar ini cuma memiliki 90 kios yang setiap kiosnya berukuran 2M x 2.5M,   disewakan kepada pedagang sebesar Rp.500 ribu/5 tahun

Pasar yang dikelola pemerintah desa ini sebenarnya sudah mengajukan permohonan penambahan sarana pada tahun 2003,dan ketika itu juga bantuan dari pihak UPTD turun sekitar 23 Juta,uang itu di pakai untuk membangun 2 buah sarana yaitu mushola dan kantor pengelola pasar,tetapi pada kenyataanya bangunan itu akhirnya di pakai pedagang sayuran,karena begitu banyaknya pedagang sedangkan kios yang tersedia tidak mencukupi.

Salum (58) kepala pengelola pasar menyebutkan,pasar ini adalah pasar yang berpotensi,sebab masyarakat dari berbagai daerah berbelanja disini,seperti daerah Banjarsari,Pasir Hanja,sampai daerah Majalengka.Cuma Salum menyayangkan kondisi bangunan dan jalan pasar sekarang sudah rusak.

“ Banyak bangunan yang sudah bocor,serta atap yang sudah rusak,kalau hujan air masuk ke kios”,ujarnya.

Salum lebih lanjut menjelaskan bahwa sekitar tahun 2008 pihaknya sudah mengajukan kembali perbaikan ke dinas terkait melalui UPTD pasar Wado,bahkan sampai memberikan uang sekitar Rp. 4,5 Juta.Tapi bantuan tidak kunjung datang,bahkan sudah bosan untuk menanyakannya kepada pihak yang menjanjikan perbaikan itu.

Selain itu bahkan ada yang mengaku wartawan yang menawarkan bantuan untuk membantu memuluskan pencairan dana bantuan tersebut,sampai sempat meminta uang sejumlah Rp.650 ribu,dan pihak pengelola pun memberikannya,tetapi hasilnya tetap saja nihil.

Dengan kondisi bangunan pasar yang seperti ini para pedagang pun mengeluh seperti yang dituturkan Eti (33),pedagang ayam asal Talaga Majalengka.

“Saya meminta pengelola untuk secepatnya memperbaiki atau merapikannya,sebab kami tak nyaman dengan kondisi kios yang rusak”,ungkap Eti.

Hal senada juga di ungkapakan H.Suryadi (61),pedagang buah-buahan asal Marga Jaya,dia meminta pengelola cepat tanggap terhadap keluhan pedagang,sebab disini pedagang juga membayar sewa,tidak gratis.bahkan dia berharap pemerintah melihat langsung kondisi pasar.

Disinggung masalah retribusi Salum mengakui bahwa pihak pengelola memang memungut uang retribusi sebesar Rp1500,-,uang itu digunakan untuk uang kebersihan dan keamanan.

Sementara H.Edi Taryadi (59),Kepala Desa Kirisik saat ditemui Sumedang Online (23/07),membenarkan adanya keluhan dari pedagang serta masyarakat,tentang kondisi bangunan pasar Kirisik,dia menuturkan pihak desa sudah lama mengajukan proposal renovasi ke pihak terkait melalui UPTD Wado,tetapi belum ada tanggapan yang serius.bahkan baru-baru ini juga Edi sudah membuat kembali proposal pengajuan itu.

“ Saat ini malah proposal pengajuan itu sudah kami buat kembali,bahkan hari senin (26/07),akan kami serahkan ke provinsi’,ujarnya.

Edi juga meminta kepada pemerintah untuk secepatnya merealisasikan bantuan tersebut,sebab pasar ini adalah milik rakyat dan sarana jual beli yang potensial untuk mendorong perekonomian di daerah kami.**Bonang.