Oleh : Ade Sunarya (alumni HMI)
PADA 5 Februari 2020, HMI genap berusia 73 tahun, sebuah usia yang cukup panjang. Organisasi mahasiswa tertua dan terbesar di Indonesia ini memiliki sejumlah 211 cabang yang tersebar di wilayah tingkat kabupaten/kota, dan 20 Badan Koordinator (Badko) yang tersebar di wilayah tingkat provinsi. Memiliki ribuan anggota yang tersebar di basis kampus perguruan tinggi. Memiliki sejumlah ribuan alumni (Korps Alumni HMI-KAHMI) yang berkiprah di tengah-tengah kehidupan umat dan bangsa.
Organisasi pengaderan yang berasaskan Islam ini memiliki tujuan terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil, makmur yang diridhoi Allah SWT.
Tokoh Lafran Pane
Berbicara tentang HMI tentu tak dapat dipisahkan dengan tokoh pendiri, yaitu Lafran Pane (5 Februari 1922 – 25 Januari 1991). Ia putra dari Sutan Pangurabaan Pane seorang aktivis organisasi Muhammadiyah di Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, yang aktif mengembangkan Muhammadiyah Sipirok sekaligus berperan dalam membangun Pesantren Muhammadiyah Sipirok, kini Pesantren KH Ahmad Dahlan Sipirok. Lafran Pane menempuh pendidikan di Pesantren Muhammadiyah Sipirok, HIS Muhammadiyah Sibolga, Ibtidaiyah Sipirok, Wustha Sipirok, Taman Antara Taman Siswa Medan, HIS Muhammadiyah Jakarta, MULO Muhammadiyah Jakarta, AMS Muhammadiyah Jakarta, Taman Dewasa Raya Taman Siswa Jakarta, Sekolah Tinggi Islam (STI), kini Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, dan Akademi Ilmu Politik (AIP) Yogyakarta yang kemudian bergabung menjadi bagian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Lafran Pane tercatat pernah berkiprah sebagai pengajar di UGM, IKIP Yogyakarta, kini Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Indonesia (UII), IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kini UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Akademi Tabligh Muhammadiyah (ATM) Yogyakarta, kini bagian dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Dalam puncak kiprah sebagai akademisi, pada 1 Desember 1966, ia diangkat menjadi guru besar (profesor) dalam mata kuliah Ilmu Tata Negara pada Fakultas Keguruan Ilmu Sosial, IKIP Yogyakarta.
Lafran Pane berasal dari keluarga seniman dan sastrawan, Sanusi Pane tokoh satrawan dan pergerakan nasional dan Armijn Pane tokoh sastrawan nasional Angkatan Pujangga Baru adalah kakak kandung dari Lafran Pane.
Atas jasa-jasanya yang telah memberikan sumbangsih besar kepada bangsa dan negara, Pemerintah Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 115/TK/Tahun 2017, tanggal 6 November 2017.
Riwayat hidup Sang Pendiri HMI ini ditulis dalam bentuk novel berjudul Merdeka Sejak Hati oleh pengarang terkemuka Ahmad Fuadi, dan dari karya novel tersebut diangkat ke layar lebar yang insyaallah dapat disaksikan penayangannya di bioskop sejak April 2020.
Pada peringatan hari ulang tahun ke-73, agar dijadikan sebagai momentum bagi HMI untuk concern pada pengaderan, training membina mahasiswa dan pemuda Islam agar menjadi ulama intelektual dan intelektual ulama yang kelak akan melanjutkan estafet kepemimpinan umat dan bangsa.
Tahun ini (2020), HMI akan menyelenggarakan Kongres ke 31, diharapkan dapat menjaga independensi, menjaga idealisme, menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat bagi umat dan bangsa, dan sebagai ajang pembuktian dan kiprah bahwasanya sepanjang sejarah bangsa Indonesia sebagai pemersatu umat dan bangsa.
Semoga umat Islam pada khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya dapat terinspirasi dan meneladani kepahlawan Sang Tokoh Pendiri HMI.
Wallahu a’lam bish shawab.